Shikadai anak yang tidak pernah kenal rasa takut dan paling berharga bagi orangtuanya. Ia dibesarkan di Jepang, sejak berumur 20 tahun Ia sudah bergelut dengan kehidupan Mafia yang keras.
Tahun demi tahun berlalu saat ini hari ulang tahunnya yang ke 27 Ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Baru sampai di Indonesia Ia mendapat telepon dari Jepang bahwa ayahnya meninggal, semua kisah akhirnya dimulai dari sini. Shikadai yang sangat dekat dengan ayahnya mempuyai firasat merasa janggal dengan berita ayahnya yang meninggal secara mendadak, semua stasiun TV di Jepang sampai Indonesia mulai menayangkan berita tentang kematian ayahnya demi mendapatkan rating tinggi.
Sampailah di sebuah penginapan keesokan harinya saat terbangun Ia berada di tepi pantai dan baru menyadari bahwa telah tertipu oleh pemilik penginapan dengan modus sebelum tidur diberi minuman gratis yang berisi obat bius lalu semua hartanya raib. “Ais sial” Ucapnya Setelah berjalan cukup jauh akhirnya Ia menemukan sebuah telepon umum, Ia menelepon rekannya yang bernama Arvi yang tinggal di Indonesia. Beberapa menit menunggu rekannya datang menjemput, dalam perjalanan Ia menceritakan semuanya kepada Arvi.
Mungkinkah Shikadai dapat menemukan hartanya yang tersembunyi dan menguak bukti kematian ayahnya?. Baru tiga hari di Indonesia musuh sebenarnya sudah muncul, Ia harus memikirkan strategi untuk melawan musuh dengan menggunakan cara cerdas dan halus. Sepertinya strategi Shikadai sangat berbeda dengan strategi musuh, setiap malam musuh menyelinap masuk untuk membunuh Shikadai namun selalu dikalahkan oleh Shikadai.
Suatu malam disaat musuh masuk ke rumahnya dengan sigap Ia mematahkan tangannya dan mengancam mereka dengan kesepakatan membawa Shikadai menyamar menjadi anggota musuh agar bisa bertemu bos Mafia terbesar di Indonesia atau mereka semua akan dibunuh oleh Shikadai “Sudah lama aku tidak melakukan peregangan Hahaha” Ucapnya sambil menodong senjata api MG-42 julukan senjata ini “Gergaji Hitler” karena suaranya yang unik, MG-42 mudah ditembakkan dan dapat menembakkan 1.200 butir peluru 7.92 × 57mm Mauser per menit, dibandingkan 850 peluru oleh MG-34 yang membuat mereka semua ketakutan.
Setelah beberapa bulan berlalu usaha Shikadai untuk menyamar dan menyelinap ke dalam anggota musuh membuahkan hasil. Ia berhasil masuk dan mengambil semua dokumen-dokumen penting yang berisi data-data untuk mengakses dan mengancam bos mafia. Baru senang sedikit Ia ternyata telah dikepung oleh puluhan musuh, Shikadai akhirnya ditangkap dan dikurung dalam sebuah ruangan kecil yang sangat kotor. Setiap hari selalu dianiaya sampai akhirnya tak berdaya karena kondisi Shikadai yang mulai lemah, akhirnya bos mafia muncul dan mengancam Shikadai untuk membuka mulut “Siapa kamu sebenarnya dan apa tujuan kamu kesini, mau cari mati?” Ucap bos mafia karena tubuh yang sudah tak berdaya Shikadai memanfaatkan kesempatan untuk bernegosiasi “Sembuhkan aku dan kamu akan mengenal diriku” Ucap Shikadai karena bos penasaran akhirnya Ia menyuruh anak buahnya untuk membawa Shikadai ke kamar VIP dan mengobatinya.