“Halo, 110 di sini. Ada kondisi darurat apa?” ujar Andi, seorang polisi yang saat itu bertugas untuk menjawab panggilan darurat yang dikirimkan ke nomor 110, menerima sebuah panggilan dari seorang pria dengan suara yang berat, usianya diperkirakan sekitar 30-an tahun.
“T-tolong. Ada seorang pembunuh di rumahku,” jawab pria itu. Ia berhenti sejenak dengan napas yang tersenggal-senggal sebelum melanjutkan pembicaraannya. “Dia membawa sebilah pisau, dan d-dia juga sudah membunuh anjing kesayanganku di halaman depan. Lampu-lampu di rumahku juga dalam keadaan mati total, se-sepertinya pembunuh itu telah menyabotasenya” sambung pria di telepon itu, terbata-bata. “Oke, pak. Harap tenang. Sebutkan alamat rumah anda, kami akan segera mengirimkan bantuan” titah Andi.
Setelah Andi selesai menuliskan alamat rumah tersebut, lantas ia memberikan kertas bertuliskan alamat rumah si penelepon ke polisi lainnya agar segera memberikan pertolongan.
“Baik, pak. Halo? Apa anda masih di sana?” Andi kembali menghubungi pria di telepon. “Halo.” Pria itu menyahut. “Tetap bersama saya di telepon sampai bantuan datang, oke, Pak?” “Baik.”
Andi termenung heran. Pria yang tadinya menelepon dengan suara yang begitu panik, kini terdengar begitu tenang. Ia pun kembali bertanya. “Anda baik-baik saja, Pak? Bisa sebutkan ciri-ciri dari pembunuh itu? Agar tim kami tidak kesulitan untuk mengidentifikasinya nanti” “Dia memakai topi berwarna hitam, dengan kulit sawo matang dan dibalut dengan jas hujan berwarna abu-abu” jawab pria di telepon itu.
Andi kembali terheran. Bagaimana bisa pria di telepon itu menyebutkan ciri-ciri si pembunuh dengan begitu detail, sedangkan rumahnya dalam keadaan mati lampu total, dan alamatnya juga terpencil. Andi merasa bingung, tetapi ia tetap berusaha berpikiran positif.
Selang beberapa menit, dengan telepon yang masih tersambung dengan pria tadi, Andi menerima telepon lain, yang merupakan dari rekan kerjanya.
“Kami sudah sampai di rumah si penelepon, Andi, tapi kami tidak menemukan tanda-tanda hadirnya si pembunuh, mungkin ia sudah kabur.” Itu adalah telepon dari rekan Andi yang akan memberikan pertolongan kepada si penelepon. “Sebentar” jawab Andi. “Pak, halo? Bantuan sudah tiba, bisa sebutkan posisi anda saat ini? Sepertinya anda aman, penjahatnya sudah tidak ada” ujar Andi. “Bagaimana kau tahu penjahat itu tidak ada?! Dia sedang berada di dalam rumah, apakah tim yang kau kirimkan sudah memeriksanya?!” Pria di telepon itu menjawab dengan sedikit membentak. “Oke, oke, Pak. Kenapa anda berteriak? Harap tenang, bantuan sudah di sana.” Andi berusaha menenangkan si penelepon.
“Suruh mereka masuk” titah si penelepon. “Baik, pak.” Andi kembali menghubungi rekan-rekannya dan menyuruh mereka masuk untuk mengamankan si penelepon.
“Kami sudah di depan pintu rumahnya, Andi. Bisa kau sebutkan kembali ciri-ciri si pembunuh itu?” ujar rekan Andi. “Dia memakai jas hujan berwarna abu-abu, kulit sawo matang dan topi berwarna hitam” jawab Andi. “Sebilah pisau?” “Ya.” “Apakah dia memegang ponsel juga?” rekan Andi kembali bertanya. “Ponsel? Tidak, pembunuh itu tidak …” Andi menghentikan pembicaraannya. Sekarang ia sadar dengan keadaan sebenarnya, dan berusaha memperingatkan rekan-rekannya untuk tidak melanjutkan penyelamatan.
“Jangan masuk ke dalam rumah itu!” larang Andi. “Apa? Halo? Kami tidak mendengarmu. Andi? Hal … Arrgghhh”
Suara tembakan dan gesekan pisau di leher seseorang terdengar begitu nyaring. Andi terlambat pemperingatkan rekannya. Sekarang ia terkulai begitu lemas, sampai akhirnya suara si penelepon kembali terdengar.
“Terima kasih”
Cerpen Karangan: Ramaulana (Pancake Basah) Blog / Facebook: rrramaulana01.blogspot.com | https://www.facebook.com/ramadan.cpoetrabungsu.3 Ramaulana, begitulah nama penanya. Lahir di Cianjur, 01 Oktober 2005. Terjun ke dunia tulis menulis sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, berawal dari kegemarannya membaca. Pemilik nama pena Ramaulana ini adalah seorang penyuka musik dan film. Menulis cerita adalah salah satu alternatif untuk menuangkan keluh kesah kehidupan ini. More info about me: Instagram: instagram.com/itsramau_
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com