Andi terbangun dan melihat dirinya di tempat yang aneh, tidak ada apa apa disini.. hanya hamparan padang bunga dandelion yang luas, tiba tiba ada yang memanggil Andi dengan lembutnya dari belakang.. Andi menoleh dan melihat kedua orangtuanya sedang menatapnya, Andi pun berlari dan memeluk mereka dengan erat, “Ya ampun mah.. yah.. Padahal baru 4 hari kita pisah, tapi rasanya kayak berabad abad.. setelah kejadian kemarin.” ucap Andi dengan air mata yang mengalir di pipinya, “Gapapa mas, kita baik baik aja kok, kamu jagain adikmu ya.. Jangan suka iseng, jangan digodain terus..” balas Ibunya Andi, “Mass…” tiba terdengar suara Anisa memanggil Andi dengan nada seolah olah mencarinya, “Tuh, nisa nyariin kamu.. Sana temenin adikmu, nanti kita ketemu lagi disana, ok?” Sahut Ayahnya, lalu tiba tiba angin berhembus dan meniupkan semua bunga dandelion tersebut. Andi melihat kedua orangtuanya menghilang setelah bunga tersebut berterbangan menutupi mereka, Andi pun tersadar dan melihat adiknya yang sedang membangunkannya..
“Mas kenapa? Kok nangis, mimpinya sedih ya?” kata Anisa, “Iya.. Mimpi ditinggal sama pacar..” Jawab Andi berbohong, “Emang ditinggal pacar sedih Mas?” tanya Anisa dengan polosnya.. “Ssttt… Udah yuk kita berangkat!”. “yaudah, yuk!..” balas Anisa, lalu Andi membawa beberapa pisau dan alat alat lainnya untuk berjaga jaga, mereka pun keluar dengan perlahan dan penuh siaga.
Saat berjalan menuju jembatan tiba tiba ada orang yang memanggil, dan ternyata itu adalah Indra dan Amel, mereka mengatakan bahwa setelah Mengantarkan Andi ke rumahnya, tak lama mobil mereka mogok dan makhluk makhluk tersebut menyerang mereka.. Nabila, Ari dan 2 petugas polisi tersebut tidak selamat, dan mereka langsung menunjukan tkp tersebut ke Andi, Disitu terlihat mayat mereka sudah dikerubungi lalat dan baunya sangat menyengat, lalu Anisa menunjukan Sesuatu ke kakaknya, “Ini apa mas?” sambil memegang revolver milik petugas tersebut, Andi lalu mengambilnya dan berkata “Waduh, ada pistol ndra!.. Rejeki banget nih” Indra langsung menggeledah mayat petugas yang satunya dan mendapatkannya juga.
Disaat mereka sedang menjarah mayat itu.. Datang 3 Makhluk tersebut dari arah yang berbeda, Indra langsung menodongkan pistol itu ke salah satu makhluk tersebut, namun Andi langsung menurunkan tangan Indra dan berkata “jangan, suaranya terlalu berisik!, nih pake pisau aja lagian mereka juga lambat, oh iya incar kepalanya, tusuk.. Nanti langsung mati dia!”, setelah semuanya selesai mereka langsung melanjutkan perjalanannya.
Dalam perjalanan, Indra dan Amel menanyakan apa rencana selanjutnya kepada Andi, Andi menjawab kalau dia akan pergi ke kota Batu di Jawa Timur sana untuk menemui orangtuanya, Setelah berjalan cukup lama, mereka menemukan minimarket yang kelihatannya sudah dijarah, namun mereka tetap masuk untuk mencoba mencari sisa sisa yang ada, tapi mereka melihat 2 orang, laki laki dan perempuan sedang menjarah minimarket tersebut, ternyata mereka berdua mengetahui kedatangan Andi dan kawan kawan, langsung saja mereka mengancam dan menodongkan pisau. “Mau apa kalian hah? Pergi sana kita sudah muak dengan perampok!” kata pria misterius itu, “Wow.. Wow tenang cuy, kita bukan perampok kita sama kayak kalian, Survivor!” kata Indra, orang itu menatap sangat tajam, sampai dia melihat Anisa kecil, “siapa dia?” tanya lelaki tersebut, “in.. Ini adek gue bro!” jawab Andi, “Benar itu kakakmu?” tanya wanita itu kepada Anisa. Anisa pun mengangguk pelan sambil bersembunyi di belakang Andi. Laki laki itu langsung menurunkan tangannya dengan perlahan dan bertanya “apa yang akan kalian lakukan setelah ini?” “kita akan pergi, jauh ke arah timur sana mencari bantuan!” “yap bener, tapi kayaknya kalo kalian mau ke Jakarta, hmm itu sama aja Bunuh diri bro..” “Kenapa emangnya?” “Jakarta kayaknya udah kacau deh, kemarin gue denger di radio, Jakarta tuh udah kena duluan daripada Kota Bekasi” “Ditambah lagi populasinya yang banyak banget, pasti udah jadi sarangnya makhluk makhluk itu.” Lalu kedua orang itu saling menatap satu sama lain dan entah kenapa, mereka meminta untuk bergabung bersama dengan Andi.
“ok, kalau pun kalian ikut, gimana gue manggil nama kalian?” “Oh iya, maaf bro.. Lupa kenalan, gua Ardi ini Tania istri gua” “Istri? Emang umur lu berapa?” “gua 25, dia 22” “wew masih 22 udah laku ya? Gua yang 24 aja masih singel” “nikah yuk, mel hehe dari pada nanti lu mati statusnya masih jomblo.. Hahaha” “Idih najis, udah udah cepetan cari barang yang berguna, abis ini kita lanjut lagi!” sahut Amel dengan nada jutek.
Setelah beberapa menit mereka kembali melanjutkan perjalanannya.. “hei mau kemana kalian?” “ya lanjut lah, lu kira mau beol?” “capek capek amat jalan kaki!” sambil membuka pintu mobilnya. Amel, Indra dan Andi saling menatap satu sama lain, lalu mereka pun ikut bersama Ardi dan Tania.
4 hari kemuadian, Mentari mulai menunjukan sinarnya.. suasana yang dingin kini perlahan menjadi hangat, Andi meneropong ke arah Jalan Tol.. Namun tidak menemukan apa pun selain bangkai mobil yang berserakan dimana mana, mereka sedang berhenti di Rest Area dekat Surabaya.. Mensuplai ulang persediaan mereka dan mengisi bensin.
“Kira kira berapa lama lagi bro?” tanya Indra sambil menepuk bahu Andi, “Kita udah deket Surabaya.. Palingan 7 jam lagi.. Kalo jalannya sepi!” jawab Andi. “Loh tau dari mana lu kalo ini udah deket Surabaya?” tanya Indra terheran heran, “Tuh lihat, itu mobil mobil kebanyakan plat nomornya berawalan huruf L.. Kode plat nomor L kan dari Surabaya..” kata Andi sambil memberikan teropongnya ke Indra.
“ya ampun.. Bagaimana semua ini bisa terjadi, maksudnya.. Kok bisa gitu..?” “gak tau dra, gue belom pernah lihat kejadian kayak gini.” “Iya ya.. Kayaknya di film sama Tv gak ada deh, palingan kalo film horor cuma hantu sama pembunuh aja.. Gak ada yang kayak begini”. Lalu Ardi memanggil mereka berdua berkata bahwa semuanya sudah siap, dan mereka pun melanjutkan perjalanannya.
Saat sampai di pinggiran kota, tiba tiba ada 2 orang yang memberhentikan mobil mereka, terlihat seorang tentara wanita dan pria bule (WNA), mereka bilang bahwa teman mereka sedang sekarat dan membutuhkan pertolongan. Andi dan kawan kawan langsung turun dan membantunya..
Saat sampai, Andi melihat pria yang duduk lemas di pojok ruangan dengan kaki yang terpotong dan wajah yang sangat pucat, “ya ampun.. Kenapa dia” tanya Tania sambil menutup mulut, “kakinya kegigit.. jadi kita memutuskan untuk memotong kakinya!” jawab wanita itu sambil menggenggam tangan pria tersebut. “Sudah Rin.. Tinggalin aja saya, sa.. Saya gak mungkin selamat, nih ambil semua peralatan punya saya” kata pria itu sambil memberikan senjata dan semua barang barangnya, wanita itu pun tidak bisa berbuat banyak, dan pria itu pun berkata “jaga mereka semua ya.. Itu sudah tugasmu sebagai tentara”, dia pun menunduk perlahan dan melepaskan genggaman wanita itu.
“Ris.. Haris?” Rini berusaha membangunkan pria itu “Dia sudah meninggal rin!” Andi pun berdiri sambil membuang nafas yang panjang.. Lalu dia pun berkata “Dia selalu melindungi gue, tapi.. Gue gak bisa melidungi dia”, “hei.. ini bukan salahmu, ini.. Ini hanya takdirnya untuk pergi” kata Andi sambil memegang pundaknya. “kalau begitu, ayo kita kubur” kata Ardi.
Ketika mau mengambil jenazah pria itu, tiba tiba dia bangun dan mengerang sambil menjulurkan tangannya.. Ardi pun kaget dan langsung terjatuh, “Bangsat.. Dia berubah!” katanya sambil mundur tergesa gesa, lalu bule itu langsung menancapkan belati ke kepala pria tersebut dan berkata “I”m sorry bro..” dan pria itu pun seketika langsung mati. Semua yang ada di situ pun kaget dan terheran heran. “tenang!.. Dia sudah mati” kata Rini, “tapi gimana bisa… Dia.. Dia udah mati kan tadi sebelumnya?” tanya Indra penuh kebingungan, namun tidak ada yang menjawab. “Ayo semua.. Kita kubur dia, it’s safe” kata bule itu.
Setelah selesai menguburkan pria itu.. Rini dan bule itu menghampiri Andi. “Jadi.. Kamu yang namanya Andi kan? Kenalin gue Rini dan ini Daniel, gue tau kalo lu udah tau nama kita.. Tapi apa salahnya kenalan kan?..” sambil menjabat tangannya Andi. “So.. Daniel, tadi gue denger kamu ngomong bahasa Indo?” “Ya.. Sebenernya aku sudah tinggal di Indonesia khususnya di Surabaya ini cukup lama, ada sekitar 2 tahun.. Makanya aku cukup lancar bahasa Indonesia” “Jadi.. Bagaimana kalian bisa bertemu?” “Waktu bencana itu terjadi, Regu gua sama Regunya Haris lagi mengamankan Rumah sakit, tapi saat itu Walker banyak banget dan menjebol pintu Lobi…” “Hah.. walker?” kata Andi, memotong pembicaraan. “Lu gak tau walker?.. Walker itu ya mereka, ah.. Daniel tolong jelasin semuanya!”
“Jadi gini.. 3 hari sebelum kejadian ini terjadi di Indonesia, aku dapet telepon dari saudaraku yang ada di Atlanta, Amerika sana.. Dia bilang kepadaku bahwa jangan pernah kembali lagi ke sana, disana semua orang telah berubah menjadi Walker.. Ya begitu dia menyebut mereka, bahkan katanya DC sudah menjadi kota yang dikarantina.. Setelah itu tiba tiba teleponnya terputus dan aku tidak pernah mendengar kabar darinya lagi sampai saat ini.” “Ya ampun, gue kira cuma di Indonesia aja.. Ternyata..” “Gak tau bro.. Kayaknya seluruh dunia mengalami hal yang sama.”
“Eh ngomong ngomong siapa anak kecil itu?” “Dia Anisa.. adikku, umurnya masih 8 tahun..” “Ya ampun.. Kasihan banget dia, harusnya dia masih main sama temen sebayanya tapi sekarang… Jujur saja, gue gak akan kuat dengan keadaan kayak gini kalau gue jadi dia.” “Ya, dia sangat kuat untuk anak kecil seusianya..”
“Oh iya, sebelumnya kalian mau pergi kemana?” “Kita mau ke kota Batu, mencari orang tuaku” “Oh kalau gitu kita naik kereta aja, lagian kita deket sama stasiun.” “Oh bagus kalo begitu.. Ayo!” Dan mereka pun bersiap siap, berangkat menuju Stasiun.
Tak lama kemudian, mereka pun sampai di Stasiun, terlihat disana ada tentara dan banyak orang. Mereka pun langsung berlari meminta pertolongan, namun Ardi dan Tania izin pamit, mereka tidak bisa ikut, mereka juga ingin pergi ke tujuan mereka. Andi dan yang lainnya tidak bisa berbuat banyak, dan berpisahlah mereka.
Setelah itu mereka masuk ke Stasiun, terlihat hanya tersisa 1 kereta dan itu akan berangkat ke kota Malang, langsung saja mereka naik.. Tiba tiba terdengar suara tembakan dari pintu masuk utama, ternyata para walker mulai berdatangan dan jumlah mereka sangat banyak, orang orang pun panik dan mulai berebut untuk naik. Andi, Rini, Anisa dan Indra berhasil naik.. Tapi Amel dan Daniel tidak berhasil karena banyaknya kerumunan orang yang saling mendorong.
Kereta pun mulai berjalan, tetapi hal buruk terjadi.. Gerbong ke 4 berhasil dimasuki para Walker dan mereka yang tergigit mulai berubah, keadaan semakin kacau, orang orang yang selamat pun langsung lari ke gerbong paling depan. Andi yang di gerbong 3 ikut berlari ke gerbong dua 2 sambil menggendong Anisa. Terlihat kondektur sudah menunggu di ujung gerbong untuk menutup pintu antara gerbong 2 dan 3…
Setelah Indra dan Rini, Andi pun Keluar dari gerbong 3. CKLEKK!!, Kondektur langsung mengunci pintu itu, dan Andi adalah orang terakhir yang keluar dari gerbong 3 dan sisanya terjebak disana.. Lalu salah satu penumpang berteriak ke Kondektur untuk melepaskan sambungan gerbong tersebut.. tanpa pikir panjang, kondektur itu menuruti kata orang itu, Andi pun membantunya..
Setelah susah payah Akhirnya mereka berhasil melepaskannya, Andi pun terduduk lemas, melihat gebong itu tertinggal jauh.. Semakin jauh. Lalu kondektur itu menjulurkan tangannya dan mengucapkan “Terima kasih, tanpa kamu saya gak bisa mencopot sambungan yang keras itu.. Sekarang istirahat, perjalanan kita masih sangat panjang…
Cerpen Karangan: Andhika Adib Blog / Facebook: Andhika Adib
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 14 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com