Awalnya aku mengira ini semua cuma kebetulan, mimpi yang terus bersambung bagaikan cuplikan drama. Berawal dari pertemuan dengan laki-laki yang kusuka, impian indah ini bisa kujadikan kenyataan.
“Aduh…” “Kamu tidak papa?” Aku pun mendongak dan melihat wajah tampan laki-laki yang selama ini aku tatap dari jauh. “Iya, aku tidak papa-papa” ucapku, lelaki itu pun membantuku berdiri. “Maaf ya, namaku Lino namamu?” “Namaku Hera, eum itu aku duluan ya” ucapku sambil berjalan menjauh darinya. “Kamu mau kemana?” tanya Lino sambil menarik tanganku. “Aku… aku mau ke kantin” balasku, Lino tersenyum kemudian membalas, “aku juga mau ke kantin, kita bareng saja yuk?” Aku pun tersenyum kemudian menggangguk.
Sesampainya di kantin aku melihat temanku Wendi. “Hera, sini eh ada kak Lino juga.” Aku pun berjalan ke tempat Wendi, sesampainya di sana aku pun bertanya pada Wendi, “Kak? kenapa kamu memanggil lino dengan kak?” “Oh, dia kan kakak sepupuku.” Balas Wendi. “Eh kakak sepupu kenapa kamu tidak pernah cerita padaku.” Ucapku sambil merenggut. “Kamu tidak pernah bertan…”
—
“Hera bangun nanti kamu terlambat. Hera kalau kamu tidak bangun kakak siram kamu pake es teh ini.” “Ah tidak. Hancur sudah, iya kak iya ini aku sudah bangun, padahal sedikit lagi aku bisa membuat Lino menjadi pacarku” ucapku sambil mengusak rambutku. Dan seketika itu aku melihat kakakku tertawa terbahak-bahak, “Lino? Sebentar kamu tidak sedang mengigau kan? Lino siapa yang kamu maksud jangan bilang Lino si penyanyi muda yang sedang naik daun itu” ucap kakakku tetap diselingi tawa menyebalkannya itu. “Iya, lino si penyanyi muda yang sedang naik daun pelantun I AM NOT YOU itu.” Balasku sambil berlari menuju kamar mandi. Dan seketika aku mendengar kakakku tertawa lebih keras dari sebelumnya sampai dia bergelungan di kasurku.
Setelah 15 menit di kamar mandi aku pun keluar dengan seragam lengkap dan pergi ke ruang makan, kulihat mama dan papa sudah duduk tenang di meja makan, kakakku? Siapa peduli aku masih kesal dengan dia.
“Pagi Pa, Ma. Wah nasi goreng,” ucapku begitu melihat bahwa yang ada di atas meja makan adalah nasi goreng. kami pun makan dalam diam sampai akhirnya suara menyebalkan kakakku mengintrupsi, “Hera, adekku tersayang yang tadi berkhayal jadi pacarnya Lino, cepat makannya atau aku tinggal” ucapnya dari luar rumah. “Ma, pa Hera berangkat dulu ya” Aku pun pergi keluar.
Perjalanan dari rumah menuju sekolah memerlukan 20 menit. Sesampainya di kelas aku disambut tawa riang Wendi, “kenapa kamu tertawa? Enggak biasanya” Tanyaku. “Aku dengar kabar yang sangat menyenangkan, katanya akan ada penyanyi yang akan sekolah di sekolah kita. “Oh, ya itu tidak mengheran kan, maksudku sekolah ini kan indonesia art school jadi wajar sih ada artis yang sekolah di tempat kita” balasku. “Eh iya juga ya” balas Wendi sambil menggaruk tengkuknya.
Bel tanda sekolah telah usai mengiringi kawanan manusia yang keluar dari kelas mereka masing-masing, aku mengucapkan salam perpisahan ke Wendi sebelum akhirnya aku berlari menuju pagar, dan kulihat kakakku sudah menunggu.
Sesampainya di rumah, aku segera mengganti bajuku dan akan menuju tempat tidur tapi suara mama terdengar, “Hera, kesini sebentar mama bikin pie jeruk kesukaanmu”. Aku benar-benar ingin tidur tapi pie jeruk itu terus berkeliaran di otakku, akhirnya aku memutuskan untuk bangun dan menemui mama. “Oke, pie jeruk mama menang” ucapku sambil mengambil sepiring pie jeruk dan memakannya di depan televisi, sepiring pie jeruk sudah berpindah ke perutku dan aku mulai merasa ngantuk.
—
“Hera, mau main ke rumah?, ada kak Lino loh di rumah.” Tawar Wendi. Aku pun dengan semangat mengiyakan ajakan Wendi, rejeki tidak boleh ditolak kan. Sesampainya di rumah Wendi “Ma Wendi pulang”, teriak Wendi. “Wendi sudah berapa kali mama bilang agar tidak teriak di dalam rumah.” balas mama Wendi. “Tapi mama juga teriak” ucap Wendi.
Mama Wendi pun keluar dari dalam dapur, “Eh Hera, ya ampun lama enggak main ke sini tambah cantik aja” ucap mama Wendi sambil memelukku. “Terimakasih te.” balas ku sambil malu-malu. “Ayo, masuk-masuk enggak enak kangen-kangenan di depan pintu gini” ucap mama Wendi sambil menarikku masuk, namun baru beberapa langkah aku melihat lino turun dan pandangan kami bertemu baru aku mau menyapanya. “Hai lin..,”
—
Kring… kring… “Woah, dimana? dimana kebakarannya?” Ucapku, dan aku kemudian sadar bahwa itu suara alarm dari gadgetku, menunjukkan tepat pukul 6 pagi, aku pun bergegas mandi, setelah mandi aku pun bersiap-siap dan menuju meja makan, kali ini aku tidak sarapan aku ada kelas pagi jadi mama membawakan aku bekal sandwich ayam.
Sesampainya di sekolah aku berjaalan santai menuju kelas sambil membaca chat dari Wendi yang berisi curhatan hatinya setelah melihat MV baru Lino yang baru keluar kemarin, dan aku kesal karna aku belum sempat melihat MV itu kemarin, akhirnya aku melihat MV itu sekarang.
Brakk “Aduh sakit” ucapku, aku terjatuh karena menabrak seseorang. “Kamu tidak papa?” Tunggu, tungu sebentar aku tau suara ini. Aku pun mendongakkan kepala dan betapa kagetnya aku setelah melihat siapa yang kutabrak. “LIINNNOOOOOOOO”
END
Cerpen Karangan: Bakpaocoklatisikeju Penulis cerpen ini adalah Rodifah Islamidina, ia biasa di panggil Difa. Gadis tomboy ini pecinta segala hal berbau korea dan jepang, ia juga seorang kpoper, ia lahir di pasuruan pada tanggal 26 desember 2001, jika ingin mengenal sosok Difa lebih banyak kalian bisa menghubunginya di rodifahislamidina0[-at-]gmail.com dan di instagramnya @swugurls.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com