Aku Anitarizky, Pegawai baru Negeri Sipil yang bekerja di Indonesia sejak satu bulan yang lalu. Semasa kecil aku mempunyai banyak mimpi yang kuukirkan disetiap perjalanan tidurku. Selalu berharap bahwa mimpi-mimpiku bisa menjadi kenyataan dengan jerih payahku sendiri. Dua puluh dua tahun yang lalu Ayah, Ibu serta Uti ku sepakat menganugerahkan nama yang penuh berkah itu kepadaku. Iya, Anitarizky. Nama yang indah untuk sesuatu yang indah kelak. Nama adalah sebuah doa dan doa adalah sebuah harapan. Mereka berharap agar kelak aku menjadi Wanita yang memiliki Rezeki yang berlimpah. Aku bersyukur atas nama Tuhan Yang Maha Esa telah mengabulkan segala doa yang telah beliau-beliau haturkan untukku.
Semasa remaja aku ingin sekali berkeliling dunia khususnya pergi ke Negeri Korea Selatan. Aku suka budayanya, sistem pendidikannya dan keindahan Negerinya. Tapi cintaku pada Korea Selatan tak juga menyusutkan cintaku pada Ibu Pertiwi, Indonesia Tercinta. Sejak Korean wave muncul di Indonesia, keinginanku menuju ke Korea Selatan berketegangan tinggi. Aku mengenal budaya Korea Selatan sedari kecil sejak bangku sekolah dasar. Ketika itu aku sering melihat drama Korea di Channel TV Indosiar.
Aku mulai memperkuat usahaku, belajar tanpa henti, mencari sesuatu kesana dan kesini agar apa yang aku impikan tercapai satu demi satu. Itulah prinsipku, ketika aku sudah mulai menyukai satu hal, aku akan terfokus pada satu tujuan untuk segera mencapainya. Dan pemberhentianku berakhir menjadi Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai gaji berkecukupan untuk melakukan penerbangan ke negara-negara di Dunia. Satu bulan aku bekerja, akhirnya tanggal terima gajiku sudah tiba. Tak berjumlah banyak tapi cukup jika digunakan untuk self rewards. Ketika pertama kali aku menerima pengumuman bahwa aku diterima menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil aku bernadzar, “Aku akan menggunakan gaji pertamaku untuk pergi ke Korea Selatan.”
Oktober pagi itu aku dan adikku tiba di Bandara Incheon International Airport sekitar pukul 08.30 KST. Setelah mengambil bagasi dan melewati imigrasi aku membeli kartu T-Money dan Cashbee di minimarket dan mengikuti petunjuk menuju ke pusat kota Seoul menggunakan kereta MRT yang harus dibayar dengan T-Money atau semacam card yang bermanfaat untuk diskon belanja, atraksi, pertunjukan dan konten yang terkait Korean Wave.
Satu jam lamanya perjalanan dari Bandara ICN ke Seoul, akhirnya aku dan adikku yang berumur sekitar 11 tahunan sampai di penginapan daerah Hongdae. Kami menginap di Guest House. Sesampainya kami di Guest House, dibuat takjub sama tempatnya yang lucu banget seperti Ruko dan lantai dasarnya memiliki Café. Tempat penginapan kami di lantai empat dan di basementnya ada Noraebang atau biasa disebut tempat karaoke yang biasa ada di dalam K-drama. Bentuk kamarnya dormitory, ramean seperti tempat tinggal para idol K-pop.
Pagi itu cuaca di Seoul sedang berlangsung musim semi dan cukup menyenangkan, cerah nan sejuk. Suhu sekitar 14°C. Suasana musim semi di Seoul sangat menenangkan hati. Aku merapikan barang-barang selama tiga hari bersama adikku di Dorm. Adikku Bernama Mutia. Orang-orang biasa memanggilnya Tea. Dia lebih cantik dariku, kata orang-orang. Tapi menurutku, akulah yang lebih cantik. Anak pertama perempuan biasanya lebih cantik dan manis. Dia memandangi jendela yang memperlihatkan perkotaan Seoul dengan seksama.
“Tea, kamu ngapain bengong disana? mending bantuin Unnie ngurus barang-barang.” Aku memulai percakapan dengan adikku setelah sekian lama detik bungkam karena tertidur di Kereta. “Akhirnya tea bisa ke Korea, biasanya cuman lihat di layer laptop sekarang aku sudah bisa kesini, rasanya seperti mimpi. ” Ucap Tea mengharukan. “Ya kalau ini beneran mimpi, ini mimpi yang paling indah. Unnie gamau bangun.” “Cosplay Snow white aja kak biar dicium pangeran ganteng.” Ucap Tea “Ciam cium, Kamu belajar yang giat biar bisa keliling dunia bareng Ayah sama Ibu.” Ujarku meningkatkan semangat belajarnya. “Segiat-giatnya belajar kalau tidak ada jalan takdirnya juga ga bisa kak.” Jawab Tea. “Tidak ada yang jauh kalau kita tetap berdoa dan terus berusaha. Kalau kata So Junghwan TREASURE: jangan membuat usaha menjadi sia-sia its mean?” Aku melipat beberapa baju kemudian menaruhnya di alamari yang telah disediakan di Penginapan tetapi Tea masih saja memandangi jendela dengan seksama. Bibirnya sedikit membuka, “Berarti kita ga boleh nyerah sama usaha yang telah kita kerjakan kak?” Aku melontarkan senyum lalu menghampirinya di dekat jendela sembari menepuk-nepuk pucuk kepalanya, “Pinter, rangkul saja segala hal dan bersiaplah hidup Bahagia.” Tea tiba-tiba memelukku dengan erat karena sangking senangnya, “Haduh keadaan malah mellow gini, sudah, sudah, kita kesini bukan menukar airmata tapi merajut kebahagiaan kok.” Ucapku mencairkan suasana.
Kami memutuskan untuk istirahat sampai waktu yang telah kami tentukan dalam itinerary schedul. Waktu menunjukan pukul 16.00 KST, kami mencari makanan di Minimarket dekat penginapan dan kami membeli Ramyeon, Potatoes Chips, dua segitiga gimbap dan tak lupa dua banana uyu atau susu pisang. Jika ke Korea hukumnya wajib mengkonsumsi beberapa kuliner tersebut. Suasana di Minimarket saja se-menyenangkan ini seperti ketika nonton drama Korea. Penjualnya tampan dan ramah. Semua laki-laki yang tampan adalah Oppa. Tempatnya bersih dan tertata rapi serta jalanan korea yang dipenuhi pohon bunga cherry blossom berwarna pink itu ikut serta menambah suasana menyenangkan diawal musim semi ini.
“srrrutuuuup… ngaaaah..,” suara yang kubuat dengan sendiri ketika menyantap habis ramyeon ditaburi potatoes chips ala Chef Jung Hwan yang biasa disebut RaKaCips. “HAHA.. kakak ini memalukan.” Ucap adikku yang menertawaiku selepas minum banana uyu kesukaan Jae Hyuk. “Golongan darah AB memang terlahir tanpa rasa malu, nanti kamu juga ngerasain kok.” Ucapku mencari-cari seribu alasan. “Memangnya golongan darahku AB?,” Tanya Tea polos. “Ya kalau nggak AB kamu anak siapa? Anak pohon?” Cetusku “Ya sudahlah kak, kita ke Korea malah bahas golongan darah.”
Selepas mengganjal cacing-cacing di perut, kami melanjutkan perjalanan menuju Hongdae Street untuk menikmati musik dan pertunjukan seni dari musisi jalanan. Satu hal yang paling menarik dari Hongdae adalah pertunjukkan musik yang sering diselenggarakan secara rutin oleh para musisi jalanan. Kebanyakan dari mereka kerap unjuk gigi di hadapan publik, menampilkan bakat yang mereka punya seperti menari dan menyanyi. Menariknya, pertunjukkan musik tersebut dilakukan tanpa mengenal tempat, baik di tepi jalan atau pun di taman kota. Tak hanya itu, ada pertunjukkan solo dari gitaris akustik, band beraliran indie, serta penampilan dari musisi underground yang membawakan lagu berbahasa Inggris. Semuanya dilakukan dengan persiapan matang, sehingga membuat penampilan mereka terlihat berkelas. Saat menonton pertunjukkan musik dari musisi jalanan. Ini mengingatkanku pada saat remaja kala itu, aku dan teman-temanku Teater sering melakukan ngamen bareng di citywalk menampilkan berbagai macam pertunjukan musik dan puisi.
Malam ini tujuan berikutnya adalah wisata kuliner kaki lima. Mulai dari jajanan kaki lima hingga makanan bintang lima bisa ditemukan di Hongdae Street. Ke korea dengan budget seadanya, kami memutuskan untuk menikmati aneka food street di sudut area Hongdae seperti tteokpokki, sundae atau sosis darah, odeng dan fish cake bisa dinikmati dengan hanya merogoh kocek 2,000 won atau sebesar Rp 27,000. Berbagai kafe lucu dan unik tersebar luas di area Hongdae. Hampir di sepanjang jalan kami bisa menemukan deretan kafe yang didesain dengan dekorasi yang mencuri perhatian. Pemilihan tema dan konsep yang unik membuat banyak kafe yang ada di kawasan Hongdae tidak bisa dilewatkan dan pada akhirnya kami harus melewatkanya karena minimnya budget.
“Kak, Kapan-kapan kalau ke korea lagi kita pokoknya harus ke kafe-kafe lucu. Ga enak kalo hanya bisa sekedar memandang tanpa memiliki kayak gini.” Ucap adikku yang sedikit menyesal karena tidak bisa menikmati lucunya kafe-kafe yang berada di sudut area Hongdae. “Yang penting pernah ada cerita didalamnya walaupun hanya bisa menjadi penikmat bukan pemilik.” Kutembakkan kata-kata bijakku untuk adikku yang terlalu rumit. “No comment.”
Tiba pada hari kedua di Korea Selatan. Saatnya K-pop Day! Kami menyebutnya hari ini adalah Kpop day, karena kami berencana untuk berjalan-jalan ke kantor-kantor agency Kpop seperti YG entertainment dan SM Town. Siapa tahu beruntung bisa ketemu idol di sekitar kantor agency-nya. Pukul 10:00 KST kami memulai petualangan kami, berawal dari sevel pojokan untuk mengisi perut.
Perjalanan pertama menuju YG Entertainment agencynya Ikon, Blackpink, Big Bang dan Treasure. Karena di peta terletak dekat dengan Hongdae, dan itu ternyata deket banget sekitar 3km dari penginapan kami. Kami bisa melihat gedungnya dari jauh, Finally we can see the most luxurious building! Merasa beruntung banget. Setelah sampai di YG Entertainment gak ada siapa-siapa hanya pak satpam aja. Yah, kurang beruntung. Tapi aku akhirnya bisa merealisasikan misiku disini, memberikan hadiah sekaligus surat untuk salah satu member TREASURE yang telah lama kutuliskan sejak Juni 2021 dan sekarang sudah 2024.
Aku menundukan kepalaku berniat untuk menyapanya dalam tata krama korea dan memulai sebuah pembicaraan bersama paman satpam YG. “Annyeonghaseyo samoniem, jeoneun Indonesia saram ieyo. TREASUREege seonmulhago sip-eoyo. samchon-i jig-won-ege juseyo?” — Dalam Bahasa Indonesia berarti Hallo paman, saya dari indonesia. saya ingin memberikan hadiah kepada TREASURE. tolong paman bisa memberikannya kepada staff. Paman satpam merespon dengan baik dan ramah. “Ndee!, jul geyo..”. Dalam Bahasa Indonesia berarti siap akan saya berikan. “gamsahabnida samoenim, kroem annyoengihaseyo.”.
Kemudian kami mampir ke Coffeshop depan Gedung YG Entertainment yaitu Café The SameE. Cafe The SameE dibangun tepat di depan gedung baru YG Entertainment. Cafe nya memiliki 5 lantai, pada lantai pertama kita dapat memesan makanan dan minuman. Ada berbagai macam minuman dan donat yang tersedia dengan nama-nama yang unik seperti nama groupband yang telah dibentuk YG Entertainment. Selain dapat memesan menu, di lantai pertama terdapat toko merchandise artis YG Entertainment. Pada 2 lantai berikutnya merupakan tempat bersantai yang dapat digunakan oleh penggemar. Di dalam ruangan terdapat LCD besar yang menampilkan artis-artis YG Entertainment dan juga terdapat tempat duduk yang mengarah ke depan gedung baru YG Entertainment. Jadi para penggemar dapat melihat artis idolanya yang masuk maupun keluar dari gedung YG Entertainment dengan nyaman.
Selain tempat duduk di dalam ruangan, The SameE juga menyediakan tempat bersantai outdoor. Sehingga mereka dapat bersantai diluar ruangan yang juga mengarah langsung ke depan gedung YG Netertainment sambil menunggu idola yang datang untuk bekerja. Di café ini kita hanya diberi waktu selama satu jam untuk nongkrong. Tidak seperti café di Indonesia yang bisa 24 jam nongkrong tanpa ada habisnya sampai wifinya ngadat.
“Unnie wah daebak jjinjaa.. kok bisa Bahasa korea sejak kapan? Diem-diem les private yo?” Ucap adikku sembari menikmati donat blackpink dan minuman favorite kita yaitu matchalatte. “Sebenernya kakak sebelum ke korea sudah pelajari kalimat yang mau kakak gunain disini sih haha..” Ucapku. “Aigoooo..”
Setelah menghabiskan waktu durasi di The SameE Café kami lalu berjalan ke mini market yang terkenal banget karena emang berada di seberang jalan YG office untuk sekedar membeli Banana Uyu yang mantul banget atau Susu Pisang. Setelah itu kami ke Sungai Han, tapi kami tidak pergi ke bagian sungai Han yang ada tulisan “I love Seoul”. Layaknya sungai-sungai lainnya, sejuk dan banyak warga yang sengaja bersepeda dan bersantai di kawasan ini.
Kami kembali berjalan menyusuri Gang Nam dan melewati SM Entertainment office yang dahulu hanya bisa kami lihat dari layar laptop tempat EXO bekerja. Aku berharap bisa sekali bertemu dengan D.O Kyungsoo EXO tapi takdir berkata lain. Karena menunggu Idola juga cukup melelahkan. Kami mencari makanan karena waktu menunjukan pukul 15:00 KST dan kami sangat merindukan makan berat. Sebelum kembali ke penginapan akhirnya kami makan disebuah restoran steak yang harganya masyaAllah banget.
“Kak… kakak… bangun… hari sudah siang!!!” Teriak Tea keras membangunkanku. Aku bangun dengan cepat diatas tempat tidur dan mengusap-usap mataku dengan lembut tak lupa memijat-mijat kakiku dan tanganku yang meraskan pegal-pegal setelah perjalanan K-pop day yang melelahkan. “Jangan keras-keras,” Ucapku dengan mata masih tertutup. “Kakak ini ngomong apa, bangun woi, dibuka matanya biar bangun juga dari kenyataan!..”
Perkataan adikku membuatku tersadar, dengan cepat aku membuka mata. Melihat ke kanan dan ke kiri. Tidak ada pemandangan kota Seoul dan indahnya bunga cherry blossom. Kalender masih menunjukan Tahun sekarat yaitu 2021. Ternyata itu semua sekedar mimpi Indah yang diciptakan alam bawah sadarku sediri. Perjalanan itu Cuma mimpi dan masih saja semu belum menjadi kenyataan. Ternyata dari tadi yang kulakukan hanya tidur dan membuat pulau di bantalku. Sungguh passion yang mendebarkan. Tapi gapapa, akhirnya aku sadar. Bahwa mimpi yang indah memang harus segera diwujudkan. Buatlah sayap lalu mengepakkannya dengan lebar dan mulai terbang dengan indah seperti pesawat. Jika suatu saat kita terjatuh kita masih bisa terbang lebih tinggi di Angkasa. Sejak hari itu aku menjadi pribadi yang penuh dengan semangat.
“Hmm You’re the only one Treasure…,” Aku bersenandung sambil melipat selimut.
Cerpen Karangan: Rizky Anitasari Blog: inilarajean.blogspot.com
Twitter: @zkyyani Instagram: @_imyour_chill Email:directrizkyanita[-at-]gmail.com