“Lesta, maafkan aku. Aku tidak dapat menemanimu selamanya..” Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Teo kepada istri tercintanya, yaitu aku. Semua keluarganya menangis. Menghempaskan kesedihan mereka atas meninggalnya kerabat dan keluarganya yang tercinta. Seorang anak kecil berumur 5 tahun, berlari kepada jasad milik Teo. Dan menangis keras. Kehilangan seorang ayah memang berat, sama seperti kesedihan yang aku rasakan kali ini. Aku meneteskan sebuah air mata. Kejadian yang sangat jarang terjadi. Entah mengapa, aku membiarkan air mataku keluar, hanya karena seseorang yang bukan cinta sejatiku.
Pemakaman Teo berjalan lancar. Tetapi, Eliza masih saja menangis keras. Pasti hatinya saat ini sedang kacau. Memang benar, kehilangan seorang ayah pasti sangat menyakitkan bagi anak yang berusia dini. Aku kelelahan mengurusi anak itu, maka dari itu aku pun menitipkannya kepada Grysta, dia adalah adiknya Teo.
Grysta sempat bertanya kepadaku, “Kak, Eliza kan anakmu, mengapa kau titipkan kepadaku?” Herannya Aku yang mendengar pertanyaan itu seketika tersenyum kecil. dan menjawabnya dengan 1 kalimat saja. “Kamu ingat rahasiaku dulu?” Jawabku. Bukannya mengerti, Grysta malah bingung dan penasaran. Sepertinya ia lupa tentang suatu rahasia yang pernah aku bocorkan kepadanya.
Karena Eliza telah dirawat oleh Grysta, aku memutuskan untuk pindah ke kota Fatherhalley. Penghasilanku cukup untuk tinggal di kota itu. Apalagi, ada seseorang pria yang ingin kutemui di sana. Aku akan berangkat dalam 3 hari lagi. Sebelum itu, aku akan menyewa sebuah Griffin sebagai transportasi. Dari desa Hujangge menuju kota Fatherhalley membutuhkan sekitar 2 hari untuk sampai, dengan menggunakan Griffin.
Tentu saja, aku akan mempersiapkan barang-barang yang akan kubawa. Pakaian, buku-buku, uang, dan tongkat sihir milikku. Sisanya, akan kuberikan kepada keluarganya Teo dan Grysta. Aku dapat membeli barang-barang yang lainnya di kota Fatherhalley. Setelah menyiapkan barang-barang yang akan kubawa, aku akan beristirahat sejenak di bawah pohon oak yang berada di dekat hutan Melati. Aku dan Teo sering menghabiskan waktu berdua disana. Mungkin, beberapa ingatan nostalgia yang kulalui bersama Teo akan membuatku rileks.
Tak disangka, musim panas kali ini menghasilkan angin sepoi-sepoi yang membuatku tenang. Ditambah lagi, hari ini cuacanya sedikit berawan, jadi hawa di sekitar hutan Melati terasa sejuk. Tidak ada mendung, tidak ada hujan, tiba-tiba instingku mengatakan terdapat bahaya akan datang kepadaku. Anehnya, aku tidak dapat mengetahui “bahaya” yang mendekat.
“Sudah 50 tahun kita tidak bertemu ya, ibu.” Suara berat itu mengagetkanku. Aduh, kukira siapa. Ternyata anak itu toh. “Ada apa kamu kemari? Bukannya pekerjaanmu sebagai raja membuatmu tidak dapat bergerak bebas? Apalagi sampai datang kemari.” Tegasku kepadanya.
Rambut yang mulai memutih, bola mata yang berwarna ungu, kerutan wajahnya merupai Edd. Dia sudah berkembang menjadi lansia rupanya. Aku tidak mengira keturunan kerajaan masih saja mempunyai kekuatan yang cukup, meskipun usianya yang sudah terlalu tua.
“Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada ibuku yang tercinta, apakah cinta sejatimu telah ditemukan?” Tanyanya “ibu belum menemukan satu pun. Disini aku masih berusaha mencarinya.” Jawabku lesu Secara tiba-tiba, Kerz pun menghela nafas. Ia tidak menyangka ibunya yang telah berumur 2559 tahun masih saja belum menemukan cinta sejatinya.
“Sungguh mengherankan. Jika dihitung sejak ibu menikah pertama kalinya, mungkin ibu telah menikah dengan pria yang berbeda sebanyak 1164 orang. Apa ibu tidak capek dengan hal itu?” Ucapnya. “Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa mati jika belum menemukan cinta sejatiku.” “Tapi mungkin, orang terakhir yang akan kukunjungi merupakan cinta sejatiku. Semoga saja.” Lanjutku “Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?” Tanya Kerz penasaran. “Hhmm, entahlah. Itu hanya instingku saja.” Jawabku asal.
Kerz sepertinya telah mendapat jawabannya ketika ia memberiku hormat. Lalu pun, ia pergi menghilang entah kemana. Mungkin saja ia kembali ke kerajaannya untuk melakukan pekerjaannya seperti biasa. Aku tidak menyangka. Aku dan Edd akan menghasilkan anak seperti dia. Haha, untung saja aku menyempatkan diri untuk menikah ke 1120 kalinya, dengan seorang yang berasal dari keluarga kerajaan.
Mungkin seorang pria yang akan kutemui di kota Fatherhalley adalah cinta sejatiku yang pertama kalinya. Semoga saja.
Cerpen Karangan: Puruhitatapin
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 30 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com