Hari ini adalah hari yang menjadi ketentuan manusia tentang musik. mungkin kalian membaca hal yang terlihat seperti asal muasal saja, tetapi kita akan gunakan pemikiran logis kita untuk cerita ini.
4 gadis cantik yang walaupun memiliki nama yang berbeda, namun punya 1 orangtua yang tercinta. si sulung namanya Doshirei, si tengah pertama namanya Miofari, si tengah kedua namanya Solikela, dan si bungsu namanya Siadoli. mereka adalah gadis istimewa yang lahir di keluarga yang mengerikan dimana ayahnya seorang pembunuh bayaran, sedangkan ibunya adalah orang yang selalu melampiaskan kekesalannya pada 4 anak kandungnya sehingga mereka terpaksa mengobati satu sama lain dengan obat seadanya seperti daun sirih. mereka juga sering jalan-jalan ke kota besar sehingga mereka tidak dapat bersembunyi lagi di sana. malam ini mereka terpaksa kabur lagi dari rumah karena cak cik cuk cek cok dari orangtuanya lagi. mereka hampir tidak bisa bernafas karena air mata mereka menjadi ingus bagi hidung mereka dicampur dengan lari cepat mereka.
“Aku sudah capek lari, kita harus bersembunyi.” pinta Siadoli karena dia bukan seorang pelari maraton terkenal. “Kita tidak bisa sembunyi di kota lagi, kita harus sembunyi di tempat yang lain.” penjelasan Doshirei disetujui semua saudarinya. mereka langsung bergegas menuju kedalaman hutan yang menyeramkan hingga mereka menemukan gubuk tua yang sudah hampir rusak. mereka langsung masuk tanpa basa basi lagi.
“Hah hah hah, akhirnya tempat sembunyi ketemu juga.” mereka berempat bahagia setelah sembunyi di sana. “Ini apa ya? kok bendanya ada banyak ya?” mereka menemukan Seruling, Terompet, Gitar, Ukulele, dan sebuah buku ritual keadilan. “Hukum orang jahat dengan memancingnya ke sini, lalu mainkan lagu ini.” lagu yang ditunjuk adalah lagu Ode to Joy dan hanya menggunakan not angka.
“Kemana anak-anak itu!” semua orang langsung jujur karena takut dibunuh oleh ayah mereka. “M-M-Mereka ke sana.” ditunjuklah hutan tersebut dan sepasang suami dan istri tersebut langsung ke sana tanpa aba-aba lagi. mereka mengikuti apa yang dikatakan salah satu warga kalau mereka ke gubuk tua. “Hei anak-anak setan! cepat pulang!” namun, mereka hanya menemukan catatan kecil yang tulisannya…
“Keadilan adalah Awal yang baru.”
Keempat anak mereka langsung memainkan keempat alat musik tersebut hingga lingkaran melodi mulai melingkari kedua orangtua mereka. ayahnya diubah menjadi garis paranada, sedangkan ibunya menjadi treble clef sehingga mereka semuanya senang. sayangnya, ini adalah kesenangan yang semu karena mereka langsung mulai sirna. bukan sirna dalam arti harfiah, maksudnya adalah mereka menjadi not balok sesuai pecahan nama mereka. ya, mereka lupa baca peringatannya…
“Sekali terjadi, yang melakukannya juga adalah tumbal.” “Siap semuanya?” “Siaaap!” “Do Re Mi Fa Sol La Si Do.”
Cerpen Karangan: Kemas Abdullah Azhary
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 6 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com