Dunia ini tidak ada yang berbeda dari dunia yang biasanya. Hanya saja, langit-langitnya yang berbentuk kotak mengganggu penglihatanku. Namun, menurutku dunia baru kali ini sudah cukup bagus, layak untuk ditinggali apapun jenis makhluk yang ada di bumi dulu. Apalagi, pintu masuk dunia buatan ini memiliki sensor otomatis agar kuman, bakteri, atau pun virus yang berbahaya, tidak dapat memasuki dan mencemari dunia buatan ini. Di dalamnya, sudah dilengkapi dengan pembersih udara, yang dapat menyingkirkan seluruh polusi udara yang mengganggu. Tetumbuhan dapat menumbuhkan dirinya di segala tempat, tanpa mengganggu aktivitas umat manusia. Yang penting, setelah sekian lama, akhirnya proyek dunia baru buatan manusia telah terselesaikan!
“Apakah ramuan ini meyakinkan untuk membuat proyek kita menjadi lebih sempurna pak?” Heran Zysk. Aku menengok ke arahnya, dan menemukan Zysk dengan wajah kebingungan sambil memegang sebuah botol berisi cairan ungu. Sudah berapa kali aku mengucapkan hal itu kepadanya, masih saja ia tidak percaya. “Mengapa kau masih saja tidak percaya kepadaku? Apa kau tidak yakin?” Tegasku.
Tugasku sebagai pemimpin dari proyek ini salah satunya adalah untuk meyakinkan anggota kelompokku. Jika salah satu dari mereka masih saja kurang percaya diri, bagaimana mungkin proyek ini akan sempurna. Zysk pun mengangguk, dan akhirnya pergi dari penglihatanku. Sepertinya ia tidak suka Ketika aku memarahinya. Yaa, itu salahnya dia sih, untuk apa jika menjadi seorang ilmuwan jika masih saja tidak yakin dengan jalannya.
BRAKK! Seseorang menggedor pintu lab secara tiba-tiba. Aku yang saat itu memproses dunia baru, seketika terkejut. Aku menengok ke arah pintu. Ternyata Zel toh, aku kira siapa. “Kenapa kok tiba-tiba, kamu nggak liat aku lagi sibuk?” Tegasku padanya. Zel telihat terengah-engah, sepertinya ia barusan berlari untuk menuju ke laboratoriumku. “Pak Leo! apakah ramuannya sudah dituangkan di mesinnya??” Tanya Zel kepadaku. Lah, kenapa dia jauh-jauh kesini hanya untuk bertanya tentang ramuan ungu itu? Zysk telah mengambil alih untuk mengurusi ramuan itu. Apakah sesuatu terjadi kepadanya? “Zysk seharusnya telah menuangkannya ke mesin, memangnya kenapa?” Heranku. Zel Nampak ragu-ragu untuk menjawabnya, sepertinya telah terjadi sesuatu. “Itu, mesinnya error pak!” Tunggu, apa?
“Aku telah mencari Zysk di mana-mana, namun aku tidak dapat menemukannya.” Ucap Zel sambil terengah-engah. Itu karena dia berlari, dan aku mengikutinya dari belakang. “Dan juga, botol yang berisi ramuan tadi telah kosong, sepertinya Zysk telah menuangkannya ke dalam mesin.” Lanjutnya. “Lalu apa yang membuat mesinnya error?” Tanyaku heran. “Entahlah pak, tim penyelidik sekarang sudah melaksanakan penyelidikannya.” Jawab Zel. Tidak seperti biasanya. Proyek yang kujalankan kali ini seharusnya lancar! Semuanya sudah sempurna. Dunia buatanku diakui oleh pemerintah. Pasti ini semua salah Zysk.
Sesampainya di ruang mesin, Zel pun terkejut. Ia bilang, seharusnya tim penyelidik telah datang sejak tadi, sekarang kok malah menghilang? Dan anehnya lagi, Peralatan-peralatan yang mereka bawa masih saja di dalam ruangan itu. Aku pun bergegas menuju layar touchscreen dan berusaha untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Bzzt bzzt, tik.. tik.. tik.. Kami pun terkejut. Tiba-tiba, mesin dunia baru rusak. Astaga, bagaimana bisa hal ini terjadi?? “Zel, tolong urus ini, aku akan ke pintu masuknya!” Perintahku. Zel pun mengangguk, lalu mengambil alih mesinnya dan melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya.
Aneh. Mengapa bisa seperti ini? Pintu masuk berubah menjadi hitam. Seharusnya pintu itu layaknya seperti jendela, dapat melihat tembus ke dalam dunia baru. Pasti hal ini karena mesinnya rusak! Aku harap, di dalamnya tidak terjadi apa-apa seperti biasanya.
Aku memasukkan tanganku terlebih dahulu, dan merasakan hawa yang tidak enak. Tiba-tiba saja, tubuhku langsung tersedot masuk, dan akhirnya terjatuh di dalam. Aku melihat sekeliling.
Bencana, ini merupakan bencana! Langit-langit mulai berjatuhan, tetumbuhan hangus dan menjadi abu, dan beberapa bulatan hitam mengelilingi dunia buatan, ini dan menyedot apapun yang ada di sekitarnya layaknya lubang hitam. Penduduk yang tinggal di dunia buatan ini terlihat panik. Mereka mencoba mencari jalan keluar, namun hasilnya nihil.
Aku melihat seseorang lelaki yang berusaha untuk menghindari langit-langit yang berjatuhan, namun tepat di sebelahnya, ia melihat sebuah bulatan hitam. Alhasil, lelaki itu tersedot masuk, dan akhirnya hancur lebur. Aku tak berani untuk melihat semua ini. Aku berlari ke arah pintu keluar. Dan mencoba apa pun yang dapat membuatku keluar dari dunia yang berantakan ini. Sayangnya, usahaku tidak menciptakan sesuatu apa pun. Di saat aku menengok kebelakang, bulatan hitam itu tepat berada di belakangku. Sepertinya tubuhku akan ditarik ke dalamnya, dan ditarik ke arah kematian.
Ah sudahlah. Yang penting sebagian manusia masih ada di bumi, maka dari itu, manusia tidak akan punah dari peradaban. Eh, bukannya semua umat manusia tinggal di dunia buatan milikku? Lalu, nasibnya Zel bagaimana kalau begitu? Sepertinya, jika dibandingkan dengan Zysk, kepercayaan diriku masih kurang daripadanya.
Cerpen Karangan: Puruhitatapin
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com