Mungkin di dunia ini banyak kisah yang menarik tapi tidak seperti kisahku. Namaku lily, aku adalah orang yang suka membaca buku novel, tapi suatu hari aku mengalami suatu hal yang tak pernah terpikirkan oleh benakku.
Saat terbangun dari tidur, aku membuka mata dan ternyata aku entah berada dimana saat itu dengan tubuh seorang anak bayi. Karena kebingungan atas apa yang terjadi aku pun mencari tau dan ternyata aku berada di dunia yang tidak aku ketahu, tetapi aku masih mengingat hal yang terjadi padaku sebelum aku disini (Istana babel).
Aku yang harus hidup dengan kebencian ayahku saat ini yang bernama Lucas. Karena sejak melahirkan aku, ibuku meninggal dunia dan aku tinggal sendiri dengan para pembantu yang merawatku di istana dingin. Dimana tempat itu tempat yang sangat dingin dan jauh dari kata layak huni. Walaupun ayahku sangat membenciku tapi aku menyayanginya karena aku di dunia asliku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah.
Tetapi suatu hari aku berpapasan dengan dia (ayahku) dia hanya menatapku dengan wajah yang digin. Karena aku ketakuatan aku tidak dapat melakukan apapun dan hanya diam menunggu hingga ia akhirnya pergi tanpa menyapaku.
Singgkat cerita. Pada saat ini umurku 10 tahun. Aku melakukan segala cara agar ayah sayang dan perhatian padaku, namun ia tidak pernah mengganggapku ada.
Suatu hari sepupuku bernama Nataline yang dikirim ke istana babel untuk belajar. Dan kami pun berteman karena dia selalu ada untukku, tetapi aku sangat iri padanya karena ayah sangat sayang padanya. Dan pada saat aku sedang bermain dengan Nataline dengan bahagia tanpa sengaja Nataline jatuh ke dalam danau yang berada dekat dengan tempat kami bermain. Hal itu membuat ayah marah kepadaku dan menghukumku dengan menggurungku di kamar selama sebulan tanpa ada yang boleh menggunjungiku.
Suatu hari saat aku masih dalam penggasingan yang ke dua minggu aku diam-diam keluar dari kamarku (menggunakan jalan rahasia yang aku ketahui) pada malam untuk ke dapur karena aku sanggat lapar. Aku tanpa senggaja mendengar seseorang yang berencana untuk meracuni ayah yang ternyata suara yang taak asing itu ternyata adalah bibi Amelia dan sepupuku Nataline. Ternyata tujuan sebenarnya dia kemari yaitu demi membunuh ayahku.
Aku yang terkejut mendengar rencana mereka terkejut dan tanpa senggaja aku menjatuhkan vas bunga. Mendengar suara vas bunga yang terjatuh mereka (bibi dan sepupuku) langsung mencari sumber suara. Aku yang sangat terkejut terburu diketahui oleh mereka. Mereka pun terkejut melihatku. Tetapi setelah mereka tidak terkejut melihat diriku mereka saling pandang dan ternyata bibi menyuruh Nataline untuk memegang tanganku dan bibi memberikan obat padaku setelah itu mereka menggatakan “salahkan dirimu yang tidak beruntung. Walaupun kamu menggatakan apapun tidak akan ada yang percaya padamu karena kamu adalah orang yang tidak beruntung oleh karena itu walaupun aku memberikan kamu racun karena kamu tidak akan pernah bisa untuk berbicara lagi tidak akan ada lagi yang peduli denganmu”. Mereka pun meninggalkan aku yang merasa kesakitan.
Tetapi tanpa diduga ayah pada malam hari pergi ke dapur namun, melihat ayah aku langsung lari kembali ke kamarku dengan menahan rasa sakit. Dan di tengah perjalanan aku berjumpa dengan pembantuku yang kuanggap seperti saudariku sebelum aku bertemu dengan Nataline. Ternyata apa yang dikatakan Mirna (pembantuku) adalah hal yang benar tetapi aku malah mempercayai sepupuku yang jahat dan memarahi Mirna saat menggatakan bahwasanya Nataline adalah orang yang jahat. Dia menghampirinku dan bertanya apa yang terjadi padaku yang sedang menangis. Walaupun aku memaksa untuk bersuara tetapi aku sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara satu katapun. Sehingga aku menarik tangan Mirna hingga ke kamarku. Sesampai di kamar aku menceritakan semuanya kepada mirna dengan menggunakan buku diryku dan meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Melihat aku yang tak bisa bicara lagi Mirna pun menangis dan memelukku. Namun karena aku tidak ingin membuat keributan aku menyuruh Mirna untuk merahasiakan apa yang terjadi padaku dan menyuruhnya untuk berhati-hati atas makanan untuk ayah.
Singkat cerita Setelah aku selesai dari hukuman. Pada saat sore hari kami berkumpul bersama, dan makan bersama. Karena aku takut disebabkan oleh Mirna yang sakit mungkin makanan ayah masih diracuni tidak sempat diganti dengan makanan yang tanpa racun. Akupun menggambil makanan ayah dan menukarnya dengan punyaku. Melihat hal itu ayah marah dan langsung pergi karena kesal. Dan disusul oleh Nataline karena rencananya gagal. Sampai Mirna sembuh aku memakan semua makan ayah dan setelah itu memuntahkannya kembali, namun ternyata racunnya malah teringgal pada diriku karena aku ternyata menelan racunya.
Melihat aku yang bertingkah aneh ayah datang ke kamarku. Yang pada saat itu aku sedang tidur karena racun yang tertinggal pada tubuhku. Aku pun terbangun melihat ayah datang. “Menggapa tingkah lakumu tidak seperti sepupumu? Mengapa kamu harus lahir? Seandainya kamu tidak ada di dunia ini mungkin dia (ibuku) yang aku cintai tidak akan pergi meninggalkanku? Mengapa?” Kata ayahku sambil menundukan kepalanya. Mendengar hal itu akupun berkata “jika kamu tidak ingin melihatku maka jika suatu saat kamu harus berjanji tidak akan mencariku dan akan selalu bahagia tanpa ada rasa penyesalan apakah kamu bisa? Jika aku pergi kamu jangan menangis? Mungkin bisa karena aku adalah beban yang telah lepas dari pandanganmu dan pundakmu yang telah lama kamu pikul.” Kataku dalam hati sambil tersenyum. Melihat aku yang hanya tersenyum tanpa berkata apapun ayah akhirnya pergi.
Singkat cerita Acara ulang tahunku yang ke 17 pun diadakan. Mungkin pada ulang tahunku sebelumnya tidak pernah dirayakan karena aku tidak memgiginkannya. Aku melakukan ini karena ada seseorang yang aku sayangi yang ingin aku jumpai yaitu Markus. Namun dia mencintai Nataline dan dia membenciku seperti ayah membenciku.
Di acara itu pun ramai tapi pada saat acara baru dimulai aku sudah kembali kembali ke kamar karena kondisiku memburuk dan ditambah dengan perilaku mereka yang aku sayangi mengacuhkan aku.
Karena aku bosan di kamar dan merasa sudah membaik aku pun pergi ke taman. Sesampai disana aku duduk sendirian dan mengatakan dalam hati “apakah Tuhan membenciku? Disaat seperti ini, di dunia yang tidak aku ketahui akupun sendirian.” Sambil menutup mata.
Tanpa kusadari ayah ternyata ada di sana. Aku pun terkejut dan hanya tersenyum memandang wajah ayah setelah aku tidak terkejut lagi. Ayah yang memandang wajahku dengan tatapan dingin mengatakan mengatakan “mengapa kamu disini?” Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan ayah. Dan ayah mengatakan lagi “mengapa kamu tersenyum? Apakah ada hal yang lucu? Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan saya seperti orang yang tidak bisa bicara saja dasar anak pembawa sial.” Kata ayah sambil berjalan meninggalkanku. Aku pun menarik napas dan mengeluarkannya sambil menatap ke langit dan berkata “apakah aku anak pembawa sial?.” Aku pun kembali ke kamar karena merasa pusing.
Keesokan di pagi hari yang cerah aku hanya tidur tanpa bangun selama dua hari tanpa makan dan mengatakan “tidak boleh ada satu pun yang boleh masuk ke kamar.” Aku yang berjuang sendirian selama ini tanpa ada yang mengetahui keadaanku yang hanya ada Mirna namun aku selalu mengatakan baik-baik saja padahal tidak. Sekarang merasa tidak hidup padahal hidup.
Esoknya karena aku tidak kunjung menampakan diri ayah datang ke kamarku dengan tiba-tiba, karena terkejut akupun hanya melihat tanpa bangun dari tempat tidurku. Karena untuk bangun sudah susah bagiku. Melihat aku yang hanya berbaring tanpa bangun setelah melihat keberadaanya. Ayah marah dan menarik tanganku sampai aku terduduk. Melihat itu aku hanya terdiam. Setelah itu ayah menyuruhku bangun karena aku belum bergerak dari tempat tidur, namun aku masih tidak bergerak. Ayah pun mengatakan “dasar anak pembawa sial. Sudah dibangunkan malah tidak bergerak. Lihat kamarnya saja gelap seperti tempat orang yang sudah mau mati.” Aku hanya diam mendengarnya
“Hei, anak pembawa sial bangun dan apa apaan kamu ini hah malas banget. Cepat Apakah kamu tidak bisa bicara, hah?” “Aku ingin mengatakan apa yang ada di pikiranku tapi aku tidak bisa ayah” kataku dalam hati. Namun ayah terus mengatakan hal yang menyakitkan
Aku mau tidak mau mengambil buku diryku dan pulpen disana aku menuliskan. “Ayah aku memang tidak bisa bicara selama beberapa tahun ini. Aku ingin mengatakan aku sayang ayah, namun aku tidak bisa. Jika aku mengatakan apa yang terjadi, apakah ayah percaya padaku?. Mungkin, tidak. Karena aku anak sial untukmu. Ayah apakah kamu tidak tau siapa namaku? Nama putrimu?. Aku bukan pembawa sial?.” Sambil menangis aku menuliskan isi hatiku “ayah, kau pernah mengatakan bahwasaja jika aku tidak terlahir di dunia ini maka mama tidak akan pergi meninggalkanmu namun apakah kamu pernah memikirkan aku? Aku tidak pernah melihatnya dan merasakan kasih sayangnya. Ayah aku tidak bisa bicara karena aku diracuni dan mungkin sebentar lagi aku ajan pergi dan tidak akan membawa sial untukmu lagi.”
Belum selesai aku menulis buku itu diambil dan dibaca olehnya. Lalu dia berkata “apa maksud kamu diracuni dan Kamu akan pergi kemana?” Kata ayah. Aku hanya tersenyum. Melihat hal itu ayah pun marah dan berkata “siapa yang meracunimu?.” Karena aku hanya tersenyum tanpa berkata apapun ayah akhirnya pergi seperti hal yang biasa ia lakukan. Namun tanpa diduga ternyata ayah kembali lagi tapi tidak sendirian. Ayah datang dengan seorang dokter. Setelah dokter selesai memeriksaku dokter berkata bahwa tubukku tidak dapat disembuhkan lagi karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhku. Sehingga sangat sulit untuk disembuhkan.
Apa yang akan terjadi pada lily dan apa yang dilakukan Lucas (ayah lily) untuk menyelamatkannya? Tunggu season 2.
Cerpen Karangan: Lina Sahida Br Sinaga Blog / Facebook: Linasahidasinaga Nama: lina E-mail: linasahida6[-at-]gmail.com Almat: jln pelita 3 ujung Rantauprapat, sumatera utara, Indonesia. Mohon maaf kalau ceritanya jelek.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com