Lonceng sekolah pun berbunyi waktunya pulang, semua siswa keluar dari kelas, tetapi semuanya berhenti sejenak karena guntur yang berbunyi keras. Awan hitam dari arah barat mulai menuju ke selatan tepat di atas sekolah.
“hujun lagi”, kataku pada eilie “udalah tunggu aja, nanti bakalan reda kok”, ujar eilie kepadaku “tapi, aku udah lapar looh… aku gak mau tunggu lagi.. duluan yah…”, “yaudah kalau mau basah kuyup”, teriak eilie.
Aku berhenti di sebuah kedai di pinggir jalan setapak, “katanya kan ini jalan pintas ke arah sawani?”, tanyakku dalam hati. “lewat sini apa gak yah?, ahh… lewat aja, dari pada pingsan di tengah jalan…”, aku pun mengikuti jalan tersebut. Awh…., ya elah… jalannya licin banget…
Aku membuka mataku pelan-pelan, aku tidak ingat apa yang terjadi dan aku juga tidak tahu dimana aku berada sekarang, tempat yang begitu asing bahkan dalam film pun aku belum pernah melihatnya.
Tiba-tiba segerombolan orang berbaju panjang dan bertudung mengitari aku menatapku seolah bertanya sedang apa aku disini, aku yang tidak tahu apa-apa terus diam dan menundukan kepalaku seolah-olah meminta pertolongan.
“Bagaimana kamu bisa sampai kesini?” suara keras itu mengagetkanku, aku bingung harus bilang apa pada orang yang sudah berdiri tepat di depanku itu, aku hanya bisa diam dan menerima pertanyaan yang tidak masuk akal itu, “darimana aku berasal?, tentu saja aku berjalan sampai di tempat yang mengerikan ini”, jawabku dengan berteriak, membuat semua orang yang di situ kaget. Pertanyaan muncul lagi yang kedua kalinya. “kamu tahu tempat apa ini?, sebaiknya kamu pulang tempat ini tidak cocok untuk manusia seperti kamu ini yang hidup seenaknya saja dan mengambil jalan pintas dengan cara apapun itu”. Aku bingung dengan pertanyaan sekaligus pernyataan seorang asing itu seolah mengasihani aku.
“aku tidak tahu jalan pulang dan bagaimana aku akan pulang?,” tangisku dengan keras yang membuat semua orang bingung. Aku disuruh tutup mata dan buka mata kembali, walaupun takut aku mengikutinya saja!.
Tiba-tiba kepalaku pusing, aku membuka mataku kembali dan melihat semua orang yang sedang mengerubungi aku lagi tapi ini berbeda!, di tempat ini aku kehujanan dan tergeletak di jalan. Aku bingung apa yang terjadi.
“apakah kamu baik-baik saja?, apakah tanganmu sakit?, siapa namamu?”, tanya orang-orang di sekitarku yang tampak khawatir…, aku bertanya apa yang terjadi tetapi tidak ada respon apa-apa dari orang-orang tersebut.
Tiba-tiba suara orang yang tak asing bagiku terdengar, “mungkin bagian tubuhmu ada yang patah?., karena kamu tertabak mobil, maukah diantar ke rumah sakit?”, tanyanya, aku yang memgenalnya tersenyum dan menerima ajakanya itu.
Cerpen Karangan: Chika Assa Blog / Facebook: Chika Helle Assa
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 18 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com