Sudah banyak waktu terlewati semenjak aku ditugaskan untuk menyinari alam semesta dan aku menjadi salah satu saksi dari awal penciptaan manusia.
Pada saat sebelum Tuhan hendak menciptakan manusia, Tuhan meminta Bumi menyerahkan tanahnya untuk menciptakan makhluk bernama Manusia. Tapi Bumi menolak dan memohon kepada Tuhan, Ia memohon agar Tuhan tak menciptakan makhluk yang menyebabkan kehancuran. Kenapa ia beranggapan seperti itu? Entahlah, dan bukankah setiap ciptaan Tuhan itu baik..?
Setelah itu datang seorang malaikat yang telah diutus oleh Tuhan untuk mengambil tanah Bumi, namun Bumi memelas dengan menangis tersedu-sedu kepada malaikat itu kemudian malaikat itu merasa iba dan akhirnya pergi.
Di saat melihatnya menangis seperti itu, aku sangat ingin menolongnya tapi aku tak tahu harus berbuat apa karena itu adalah perintah Tuhan pasti hasilnya akan tetap sama saja.
Tak lama setelah malaikat itu pergi, datang dua malaikat sekaligus. Salah satu malaikat itu memiliki aura yang berbeda dari malaikat yang satunya dan malaikat yang sebelumnya. Dan Ia juga membawa pedang, aku bisa merasakan kekuatan dan aura intimidasi yang luar biasa dari pedangnya.
Lalu Malaikat itu mengangkat pedangnya dan memukulnya ke Bumi. Bumi pun bergetar ketakukan, jujur saja aku juga gemetar ketakutan walau hanya melihatnya dan aku melihat seluruh penghuni alam semesta juga ketakutan, aku tak bisa membayangkan rasa sakitnya dipukul olehnya.
Lantas Malaikat itu mengambil (paksa) segenggam tanah meski Bumi sudah memelas untuk tak mengambil tanahnya dan kemudian malaikat itu berkata… “Aku takut melanggar perintah Tuhan dan aku tak akan melanggar perintah Tuhan walau dengan segala perendahan dirimu.” Saat malaikat itu mengambil paksa sebagian dari Bumi, Bumi menangis merasa kehilangan tanahnya. Setelah itu kedua malaikat itu pergi dengan kecepatan yang luar biasa bahkan mungkin melebihi kecepatan cahaya.
“……..” Aku terdiam dengan kepergian dua malaikat itu. Lalu aku mendengar suara Tuhan yang bisa didengar dari segala penjuru alam semesta… “Wahai Bumi, sebenarnya apa yang kuambil itu akan kukembalikan padamu.”
Setelah mendengar jawabanNya aku pun melihat Bumi, Ia masih terlihat sedih. Lalu aku memanggilnya… “Bumi..” “hiks… ada apa.. hiks.. Matahari?” Ia pun merespon panggilanku dengan tangisan yang terlihat seperti tersedak. “Aku tidak tahu bagaimana perasaanmu tapi tolong jangan menangis lagi, aku tak ingin melihatmu menderita terus menerus dan aku yakin Tuhan menciptakan Manusia pasti ada tujuannya.” “…hiks…” Ia pun berhenti menangis dan kembali tersenyum. “Kamu benar… Terima kasih Matahari… atas nasihatnya.” “Tidak perlu berterima kasih lagipula aku tak bisa berbuat apa-apa saat kamu dipukul.” “Tidak, tidak apa-apa.” Meskipun begitu aku yakin dia masih menyimpan rasa sedih di dalam hatinya.
Dalam hatiku aku berdoa kepada Tuhan untuk menghapus rasa sedih di dalam hatinya dan aku juga berdoa agar Makhluk yang diciptakan Tuhan itu tak menyebabkan kehancuran seperti yang Bumi kira.
Beberapa waktu kemudian… “Hm? Apa itu?” Aku melihat ada bulatan cahaya yang sedang menuju ke arah Bumi, di dalam cahaya itu aku melihat ada dua makhluk hidup. Apakah itu yang dinamakan Manusia? tapi kenapa hanya ada dua manusia?.
Cahaya itu menghilang setelah memasuki Bumi. Yah.. yang terpenting aku berdoa yang terbaik. Lalu aku memutuskan untuk memasuki alam bawah sadarku (tidur), didalam alam bawah sadar aku selalu berdoa kepada Tuhan dan sementara waktu aku akan melupakan peristiwa itu untuk menenangkan diri…
Cerpen Karangan: Trojan Blog / Facebook: Cahyotrojan Hmm.. maaf kalau jelek ceritanya
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 18 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com