Malam itu, sekitar tengah malam, Terlihat seseorang berpakaian serba hitam. Dia memanjat pagar sebuah rumah dan hendak mencuri. Cerobohnya, jendela salah satu kamar terbuka, terdapat seorang anak tertidur di sana, di ujung kamar tersebut terdapat meja dengan sebuah jam pasir diatasnya. Jam pasir tersebut memiliki bentuk seperti simbol tak terhingga, dengan tatakan kayu.
Tiba-tiba terdengar suara, “Siapa itu?” Kaget, maling tersebut langsung keluar dari rumah, kembali memanjat pagar, dan lari. Keesokan paginya terlihat jam pasir tersebut tergeletak di jalanan sepi. Kemudian seorang anak dengan seragam SMP melihat dan menghampirinya. “Lah, ini kan jam pasirku. Kenapa ada disini? Tadi pagi kata ibuku dicuri.”
Anak tersebut memandang sekeliling dengan tatapan bingung sebelum akhirnya memasukan jam pasirnya ke dalam tas. Tiba-tiba terdengar teriakan dari belakangnya, “Hey Adira!” Seorang anak laki-laki dengan seragam sama datang menghampiri Adira (tokoh utama kita). Tubuhnya jangkung, kurus, dan berwajah ceria. “Oh… Arief.” “Kamu kenapa masih disini? Ini kan sudah jam… Astaga sudah jam 07:10!” “Tenang Arief, kau lupa aku punya apa?” Adira mengeluarkan jam pasir tadi dari tasnya. Adira menggenggamnya dengan wajah tersenyum. “Bagaimana?” “Enggak Adira! Kita gak boleh menggunakan ini untuk hal-hal kecil.” “Jadi, kau ingin terlambat? Jam pertama kita gurunya galak loh.” “Hah… Sekali ini saja.” “Gitu dong, nih pegang, jam 06:20.”
Seketika sekeliling mereka seperti membeku. Hanya mereka yang bergerak. Kemudian jam pasir tersebut melayang dan bersinar kebiruan. Dalam sekejap mereka sampai di jam 06:20. Mereka lalu bergegas pergi ke sekolah. Mengikuti pelajaran hingga tiba jam istirahat. Adira bangkit dari kursinya dan berjalan keluar kelas. Sambil mengambil jam pasirnya, tentu saja. Arief yang melihat itu mengikutinya.
“Apa lagi yang ingin kau lakukan?” Tanya Arief. “Tenang saja, yang ini bukan hal sepele kok.” “Dan apa itu tepatnya?” Kata Arief tidak percaya Adira berhenti, memandang Arief, dan berkata, “Aku ingin mengetahui apa yang terjadi dengan kakekku.” Angin yang tiba-tiba berhembus membuat perkataan itu menjadi epic. “Hah? Kakekmu.” “Aku baru kepikiran tadi. Kakekku yang membuat jam pasir ini. Suatu hari aku mengunjungi rumahnya tapi dia tidak ada. Tempat itu masih rapi, hanya ada jam pasir ini tergeletak di lantai.” “Tidak panggil polisi?” “Sudah, tapi gak ada hasil. Karena itu aku ingin mengetahuinya. Aku ingin melihat apa yang terjadi dengan mata kepalaku sendiri.” “Well, semoga beruntung.” “Terima kasih. 6 Januari jam 09:25!”
Waktu kembali membeku, jam pasir itu melayang dan bersinar, mengantar Adira. Semenit kemudian Adira kembali lagi. Adira yang tadi bersemangat tiba-tiba lesu. Badannya gemetar, dengan wajah ketakutan.
“Apa yang terjadi?” “Arief… Jam pasir ini terkutuk.” Adira lalu berlari ke bagian belakang sekolah diikuti oleh Arief yang penasaran. Disana Adira mengambil batu paling berat yang bisa ia temukan dan menghancurkan jam pasir tersebut. Arief berusaha menghentikannya, tapi gagal. Ketika sudah lebih tenang, Arief bertanya lagi,
“Apa yang terjadi?” “Jam ini… Telah membunuh kakekku.” “APA? Bagaimana bisa.” “Ketika aku sampai disana, aku langsung berlari dari sekolah ke ruang kerja kakekku. Ruang kerjanya berjarak 10 M dari rumah, sehingga aku tidak harus menjelaskan kehadiranku. Aku mendengar kakekku berteriak penuh kemenangan ‘aku berhasil, aku berhasil’. Aku lalu melihat dari jendela, dia sedang menguji jam pasir ini. ‘6 Januari jam 9:30 2030’ katanya. Dan jam pasir itu melayang, dan… dan bersinar dengan warna merah.” “Warna merah?” “Setelah itu kakekku menghilang. Aku yakin pencuri yang mencuri jam pasir ini tadi malam juga bernasib sama.” “Aku… aku… aku tidak tahu harus berkata apa. Aku turut berduka kawan.” “Terima kasih Arief, mungkin mesin waktu memang seharusnya tidak diciptakan. Sekarang, bolehkah kau tinggalkan aku sebentar?”
Cerpen Karangan: Andira Hai ini cerpen pertamaku di sini, semoga suka.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 13 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com