Hallo Sebelum aku memulai cerita ini aku ingin bertanya satu hal, apa yang kau bayangkan jika mendengar ‘Pembunuh bayaran’? Pasti kau berpikir tentang sebuah profesi di mana kau menyewa orang untuk menghabisi orang yang kau benci.
Itulah yang aku lakukan, itulah profesiku sekarang, tetapi satu hal yang sangat penting yang perlu kau ketahui adalah aku tidak seperti ‘mereka’. Maksudku para pembunuh bayaran lain pasti mengeksekusi korbannya dengan cara menghabisi korban dari belakang menggunakan benda tajam seperti assassin, menggunakan senjata api seperti sniper dari jarak jauh, bisa juga dengan cara menculik si korban, beberapa dari mereka lebih memilih menyiksa korbannya terlebih dahulu seperti psikopat.
Ayolah, itu tidak elegan dan sudah ketinggalan zaman, membosankan sekali, apalagi jika si pembunuh sempat kontak langsung dengan korban, polisi akan dengan mudah menangkapnya. Akan kutunjukan bagaimana caraku membunuh, aku berani bertaruh kau akan tertarik dengan ceritaku, setidaknya cerita ini tak akan menceritakan penyiksaan yang akan membuatmu merasa mual.
Baiklah aku mendapat satu misi, ada klien yang memintaku menghabisi seseorang yang telah melakukan hal-hal buruk kepada adik perempuannya, klienku ini sempat melapor ke polisi namun tak ada bukti yang kuat untuk menendang si pelaku ke balik jeruji besi, klienku mengatakan bahwa kemungkinan si pelaku memalsukan buktinya, well i don’t care itu bukan urusanku, yang terpenting sekarang adalah misiku.
Hal pertama yang kubutuhkan adalah keseluruhan data dari target, kau tau mengapa privasi itu penting? Karena datamu dapat dijadikan senjata mematikan untuk menghancurkan dirimu sendiri jika jatuh ke tangan orang yang salah, mendengar itu pasti kalian sudah tau senjata yang aku gunakan kali ini, asal kalian tau, ini hanya salah satu saja.
Targetku sekarang adalah seorang pria bernama David Clay Ellard, berusia 28 tahun, tinggal di tempat tak jauh dari sini tepatnya di jalan St. Peace D No 2, statusnya belum menikah namun dia memiliki tunangan bernama Clarissa. David bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan bermama D.W.P Corporation, jam kerjanya dimulai dari 8 pagi hingga 4 sore terkadang lembur dan pulang besoknya, ouh iya selain data di atas aku juga punya beberapa scaner dari documentnya seperi SIM, KTP sampai Akta kelahiran.
Aku akan memulai tahap pertama, aku memperhatikannya dari balik layar monitor, menggambarkan CCTV yang memperlihatkan suasana kantor tempat David bekerja, dia sepertinya sedang mengerjakan laporan keuangan perusahaan.
“David, kita akan tutup buku tahun ini, supervisor meminta laporannya segera,” ujar teman David. Aku dapat mendengar suara percakapan mereka, karena aku menanamkan penyadap di sana, tentu saja dari jarak jauh. “Okay, mari kita akhiri ini,” jawab David setelah menghela napas, jemarinya menekan keyboard yang diakhiri dengan tombol enter.
Saatnya aku berkasi, kuedit laporan tersebut sebelum laporannya sampai ke pihak berkepentingan, di sini ada banyak kumpulan akun-akun dengan nominal yang dibagi dua menjadi debit dan kredit yang kuubah hingga perusahaan dilaporkan rugi dan tak ada satupun yang menyadarinya.
“Baiklah Jane, ada presentasi beberapa jam lagi aku harap materinya sudah siap,” ucap David beberapa saat menatapnya serius. “Aku sudah mengirimkan filenya padamu, periksa kembali ya,” jawab Jane sembari membenarkan posisi kacamatanya. Aku melihat dari monitor sebelah kiri dan nampaknya file tersebut sudah terkirim ke laptop David. Pria itu mengangguk lalu pergi dari kantornya setelah mengucapkan terima kasih.
Aku melihat David keluar dari tempat bekerjanya, dia menaiki mobil menuju suatu tempat, setelah aku perhatikan dari map dia menuju ke perusahaan lain yang berjarak 5 KM dari tempatnya bekerja, dia pergi bersama atasannya.
“Terima kasih mau menggantikan personal asistanku yang sedang sakit sekarang,” ucap atasannya itu sepertinya bos tempat dia bekerja. “Sama-sama, pak Alex. Saya harap presentasi hari ini sukses,” jawab David.
Untung saja David membawa hpnya, sekarang aku hanya bisa mendengar suaranya, aku harus berusaha keras untuk mencari celah agar bisa menguasasi CCTV di tempat itu, dan bingo! Setidaknya beberapa CCTV di bawah kendaliku sekarang.
Aku lihat David dan atasannya itu memasuki sebuah ruangan, sialnya tak ada akses CCTV ke sana, arrgghh… Jadi percuma sepertinya aku menguasai CCTV mereka, kecuali satu hal… Aku melihat monitor kanan yang telah menyala menampilkan layar dari laptop David, aku bergerak cepat menuju file presentasi dan menghapusnya tanpa bekas, kita lihat bagaimana reaksinya?
Tak berselang lama seseorang tinggi besar berjas abu keluar dari ruangan tergesa-gesa, disusul oleh Alex, pria berjas abu itu tampak begitu kesal ketika Alex mencoba membujuknya, tetapi sayangnya usahanya sia-sia pria berjas itu tetap pergi meninggalkan Alex.
David pun muncul keluar ruangan, menerima tatapan tajam dari Alex, sepertinya presentasinya gagal karena filenya sudah kuhapus, uang yang begitu banyak mungkin telah raib begitu saja.
“Kita kembali ke kantor,” ujar Alex melengos pergi begitu saja disusul David yang tampak kacau.
Benar, mereka kembali ke kantor tempat David bekerja. Alex kembali ke ruanganya sementara David duduk di mejanya, mengacak-ngacak rambutnya frustrasi.
“Apa yang terjadi?” tanya Jane khawatir ketika melihat David. “Aneh, file yang kau kirim tadi tiba-tiba hilang begitu saja,” jawab David. “Itu tidak mungkin, kamu sudah memeriksanya sendiri,” sanggah Jane lalu terdiam saat melihat Alex mendekat.
Alex datang dengan tampang ganas, seperti hilang kesabaran, lalu dilempar kertas bersampul kuning ke atas meja David dengan keras. “Apa-apaan ini? Kamu memposisikan keuangan kita pada rugi, piutang usaha yang telah dibayar malah ditambah, kamu membuat perusahaan ini malu!” bentak Alex sepertinya mukanya sedang memanas. “tetapi—” “Cukup!” potong Alex. “Bersihkan tempat kerjamu dan segera pergi dari sini, jangan kembali lagi,” pungkas Alex lalu berlalu pergi.
Bagus sekali! Sepertinya tahap pertama berhasil, lihat wajah kacaunya dia, David yang malang, dia tak tau ini baru permulaan. David tak bisa apa-apa, dia dengan pasrah meninggalkan tempat kerja keluar menuju mobilnya untuk pulang.
Untuk melancarkan semua aksiku, aku telah memasang banyak sekali hidden camera di seluruh sudut kota, baterainya tak akan habis karena dilengkapi sel surya ditambah sangat kuat menghadapi berbagi cuaca, kamera rancanganku hebat bukan? Dengan itu aku masih bisa memata-matainya.
Akan langsung kulanjutkan tahap kedua, sepertinya aku masih terhubung dengan hp David, aku mencoba mencari data penting di sana, hingga aku menemukan satu hal yang menarik di galeri, banyak foto romantis David dan Clarissa, namun ada perempuan lain, kau pasti mengenalinya, benar! Jane. David ternyata juga punya hubungan spesial dengan Jane, ah aku tak akan jelaskan apa yang mereka lakukan dalam foto, berani sekali mengambil gambar itu, lebih buruknya sepertinya dia dekat dengan beberapa cewek lagi.
Okay, sepertinya sekarang aku paham mengapa klienku sangat membencinya, akan kuhancurkan lagi dia, kubukan kontak chatting dan melihat-lihat foto profile dari kontaknya, setidaknya ada beberapa yang kukenali yang bisa kumanipulasi.
Mumpung dia masih sibuk menyetir, kukirimkan foto-foto itu ke orang yang berbeda dan lihat reaksinya nanti, aku berani bertaruh tak akan ada seorang wanita yang diam saja ketika dikhianati seperti itu. Tak berselang lama hpnya berdering, jika dilihat dari monitor sepertinya dari Clarissa.
“Iya sayang ada apa?” tanya David. “Maksud foto-foto ini apa? Kamu mau pertunangan kita batal? Oke kita putus!” setelah mengatakan itu David terdiam kebingungan. Saat itu Jane langsung menghubungi David.
“David! Kupikir kamu hanya punya hubungan dengan Clarissa, berapa banyak perempuan simpananmu? Apa aku tidak cukup!” teriak Jane dari sebrang panggilan. “Tunggu… Apa maksudnya ini?” tanya David kebingungan dengan apa yang terjadi. “Jangan berpura-pura menjadi anak kecil yang polos! Sekarang jangan pernah temui aku lagi!” teriak Jane setelah itu menutup panggilannya.
David langsung memeriksa hpnya mulai curiga dengan keanehan ini, sebelum dia mencapai aplikasi chatting aku membuat hpnya overheat hingga mengeluarkan asap, untung saja aku telah menanam virus di sana, meski aku kehilangan penyadap suara setidaknya dia tidak tau tentang fotonya yang dishare untuk saat ini.
Asap itu mengepul memenuhi mobil mungkin menghalangi penglihatan, kebetulan dia menuju persimpangan jalan dan ada lampu lalu lintas di sana, tak jauh mobil truk bermuatan berlebih juga menuju kesana, ini kesempatan! Kuubah lampu lalu lintas di jalur David dan truk itu menjadi hijau.
Karena kepulan asap David tak sadar bahwa di sebelah kanan, truk itu sedang menuju dirinya, tetapi sayangnya pengemudi truk itu membanting stir hingga melewati mobil David terjungkir menjatuhkan semua muatannya.
David tak sadar dengan apa yang terjadi, ketika asap dari mobilnya perlahan menghilang, dia melihat kebingungan truk yang sudah terbalik itu telah menghancurkan sebuah tihang dengan muatan yang berhamburan memenuhi jalan.
Tak mau ambil pusing dia kembali menyetir mobilnya menjauh, baiklah kali ini dia lolos, tetapi tidak sekarang, mobilnya memasuki sebuah terowongan yang cukup panjang, kali ini aku membuat jalurnya menjadi satu arah berlawanan dengan arah laju mobil David, setelah itu kumatikan semua lampu di sana dan lihat apa yang terjadi.
Mobil tanki memasuki terowongan, sepertinya saat itulah terjadi kekacauan di dalam, samar-samar kudengar suara hantaman dan decitan ban, lalu tak berselang lama ledakanpun terjadi hingga api itu mengepul bersamaan dengan asap keluar dari mulut terowongan.
Seharusnya dia sudah mat1, tetapi hey lihat! Siapa pria yang keluar dari terowongan itu? David masih hidup! Baiklah dia lolos lagi, meski dia terlihat begitu lemas dia memaksakan diri untuk berjalan menjauhi tempat itu, dia tak memperhatikan jembatan rel kereta di atasnya, setidaknya ada 1 batang rel yang bisa kugerakan, jadi saat kereta melaju cepat kuubah jalurmya secara mendadak hingga kereta itu anjlok terjatuh terjun menuju David di bawahnya.
David sudah tak terlihat lagi sejak itu, apakah aku berhasil membunuhnya? Aku belum bisa mengkonfirmasi itu sebelum menemukan jasadnya, aku sudah mencari di berbagai macam sudut dari kamera yang kupasang.
Beberapa jam aku mencari dan tidak kunjung bertemu tiba-tiba layar monitorku menampilkan glitch beberapa saat sebelum kumpulan kode binner memenuhi layar dan ini diluar kendaliku, ada apa ini sebenarnya?
“Ternyata kau yang membuat semua ini terjadi,” terdengar suara orang dari speakerku dengan suara yang disamarkan, meski begitu aku dapat mengetahui siapa ini. “Baru kali ini ada orang yang berhasil sampai sejauh ini,” jawabku kemudian dia menampakan wajahnya. “Orang biasa pasti mengira sedang ditimpa kesialan, tetapi aku tak sebodoh yang kau kira, infomasi dari hpku dibackup secara otomatis setiap detiknya, aku melihat ada login yang tak dikenal dan mengarah ke sana tempatmu berada.” David menyeringai menantangku.
“Ternyata kau sudah pulang, kupikir kau sudah mati,” ujarku menatapnya tajam. “Benar, aku bisa melakukan apapun di sini melebihi dari apa yang kau lakukan, contohnya lihat ini rumah klienmu,” jawab David sembari menunjukkan video sebuah rumah putih, “kutekan enter dan…” rumah tersebut meledak, aku tak percaya ini!
Aku mencoba keluar dari kamarku, namun sayangnya baik jendela maupun pintu terkunci dan tak dapat dibukan meski aku punya kuncinya.
“Kesalahan fatal membuat seluruh rumahmu terhubung dengan jaringan, dinding apimu terlalu lemah!” ujar David terkekeh. “Apa yang akan kau lakukan?” tanyaku terus menatapnya tajam. “Apa yang akan kulakukan? Lihatlah ini,” David membuka kontak panggilan mengetikan nomor darurat di sana. “Hallo pelayanan darurat ada yang bisa kami bantu?” sapa seseorang penerima panggilan. “Namaku Jhon Kenny Berd, lokasiku St. Peace A no 7, aku telah menyandra seorang gadis lebih baik segera ke sini sebelum aku membunuhnya,” ini gila! Dia memanipulasi suaranya menjadi suaraku untuk memancing polisi ke sini? “Tolong pak, jangan bercanda,” ujar si penerima panggilan. “Tolong! Tolong aku! Aku disandra dan dia akan membunuhku!” teriak David namun kali ini pakai dubbing seorang gadis dan panggilanpun dimatikan. “Kau! Akan kubunuh kau!” teriaku. “Hahaha… Lawak! Membusuk sana di penjara, aku telah meretas PCmu dan mengambil berbagai macam bukti aksi kejahatanmu, dengan ini aku juga jadi bisa merecovery semua yang terjadi hari ini sekaligus membersihkan namaku,” tawanya puas seperti kemenangan sudah berpihak padanya.
Tak berselang lama terdengar suara pintu yang didobrak, sepertinya polisi sedang mencoba memasuki kamar ini.
“Ouh tolong jamu tamunya ya, aku akan pergi dan meninggalkan ini untukmu, see you,” ujarnya lalu page dari kameranya berbalik menunjukkan waktu mundur 5 detik.
Saat waktu habis pintu kamarku berhasil didobrak bersamaan dengan itu suara tembakan senjata api dari speaker PCku menggema memicu polisi menembakan peluru asli hingga menembus tubuhku.
Aku terkapar di lantai dengan darah yang menggenang, samar-samar kudengar tawa puas David dari speaker, aku terseyum meraih tombol pemicu dari kantung celanakku, sebelum polisi itu menyentuhku aku menekan tombolnya dan terdengarlah suara ledakan tak jauh dari sini sekaligus teriakan David yang tergantikan gemuruh.
Setidaknya rencana B ku berhasil hahaha…
Tamat
Cerpen Karangan: Miftah Facebook: Miftah Abdul Fatah Wattpad: MAP171615
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com