Angir berderai menyapu jubah hitam dan juga rambutku. Sayap hitamku kukepakkan dan melayang di udara.
Tak berapa lama aku sampai juga di sebuah hotel yang dikatakan oleh seorang malaikat, ia adalah seniorku.
Sebelum itu aku akan memperkenalkan namaku dulu, namaku adalah Isra; aku adalah Malaikat Pencabut Nyawa. Saat ini aku ditugaskan untuk mencabut nyawa seorang pel*cur yang ada di kamar hotel ‘105’.
Badanku menembus dinding kamar yang kutuju. Kulihat dua manusia berlain jenis, dengan sangat nikmat bersenang-senang di atas ranjang. Desahan dari mulut pel*cur itu keluar dengan manja. Cukup sudahlah, aku harus melaksanakan tugasku.
Pertama kali yang kulakukan adalah; masuk ke raga wanita penghibur itu, dan kuputuskan semua urat yang ada di tubuhnya. Kemudian akupun menarik nyawanya mulai dari kaki hingga seterusnya. Wanita itu meronta-ronta kesakitan. Sementara pria yang ada di sampingnya panik. Setelah itu kulihat arwah wanita itu melayang dan kutuntun menuju neraka.
—
Aku melihat seorang anak berusia 10 tahunan itu dengan semangat menuju tempatnya mengaji. Sebelum itu ia menyalami tangan kedua orangtuanya. Aku sangat salut padanya. Tuhan memerintahku untuk mencabut nyawanya.
Sebenarnya aku sayang mencabut generasi muda yang penuh iman ini; namun ini adalah perintah Tuhan, jadi aku tidak dapat membantah.
Anak kecil tersebut berjalan dengan tenang. Seperti biasa, akupun masuk ke raga anak itu dan memutuskan semua urat di dalam tubuhnya. Kemudian aku menarik nyawa anak itu dari ubun-ubunya dengan sangat pelan. Arwah anak itu melayang di udara, setelah itu akupun menuntunnya untuk menghadapi Sang Maha Kuasa.
—
Dua orang pasangan itu sangat asik bercumbu mesra di bawah pohon yang rindang. Laki-laki dan perempuan itu menyatukan bibirnya dan memainkannya. Aku seperti biasa, aku melihat semua itu. Sekarang aku akan mencabut nyawa seorang laki laki dari pasangan ini. Akupun mencabut nyawanya dengan sabitkuku ini. Kutarik nyawanya dari tangan hingga selesai.
Mungkin ini hanyalah sebuah aksara tak berharga, namun kuharah kalian dapat memetik hikmahnya. Salam dariku untuk kalian.
Cerpen Karangan: Tinta Hita Salam dari Aceh.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com