“Hei Chels, lo mau kemana? Ikut!” “Mau ke kantin” “Oke, tungguin”
Aku pun menunggu Key di pintu kelas, sambil memandangi orang-orang yang berlalu-lalang. Bel istirahat sudah berbunyi sekitar 2 menit yang lalu, dan mungkin saja kantin sudah ramai oleh orang-orang yang kelaparan. Begitupun aku, sepertinya sarapan dengan susu saja tidak cukup untukku. Dan Key- haahh, apa yang sedang ia lakukan?
“Cepet Key, udah laper nih” “Ih sabar, pulpen gue ngilang- oh, ada dibawah meja, oke amann! Yok” teriaknya
Dasar, ngoceh mulu sih. Setelahnya kami pun pergi berjalan menuju kantin yang berjarak sekitar 50 meter dari kelas, dikelilingi oleh kelas-kelas, letaknya terlalu strategis menurutku. Meskipun begitu, makanan disini lumayan, harganya pun murah. Wait, untuk apa aku menceritakan tentang kantin? Tentu saja bukan itu inti cerita ini. Inti ceritanya akan aku ceritakan, tenang saja.
“Bi, pesen siomay 1, lo mau apa Chels?” “Batagor satu” “Okey, siomay sama batagor ya Bi” “Iya neng Keysha, nggak perlu teriak-teriak” “Hehe, sori Bi. Eh, duduk disitu aja yuk Chels” “Hm”
Lalu kami pun berjalan menuju meja yang terletak di tengah-tengah kantin, sepertinya hanya itu meja yang tersisa. Sebelum diambil oleh orang lain, kami pun segera duduk disitu. Baru 2 menit duduk disitu, Key sudah langsung mengomel seperti burung beo.
“Ahh, lama banget sih” “Baru juga 2 menit Key” “Waw, sampe diitungin” “Biasa, gabut”
Setelahnya pun kami terdiam- tidak lama, paling hanya 30 detik, sebelum Key mengoceh lagi. “Eh iya Chels, tadi kan gue habis baca cerita nih” “Iya” “Jadi ceritanya tuh tentang kayak orang yang bisa ngeliat masa depan gitu loh, keren banget sih menurutku ceritanya” “Oke” “Heh, lo ngedengerin nggak?” “Ngedengerin kok, dan lo pasti bakal nanya ‘lo kalo punya kekuatan kek gitu, kekuatannya mau lo pake buat apa?’ Iya kan?” “Wihh, emang Chelsea yang cuman bisa ngertiin aku, nah sekarang lo jawab” “Jawab apaan?” “Kalo lo punya kekuatan itu, lo mau pake buat apa?”
Untunglah sebelum aku kebingunan untuk menjawabnya, aku diselamatkan oleh Bibi kantin yang mengantarkan makanan. Dan tidak hanya sampai situ saja, Key terus-terusan menanyaiku tentang itu, bahkan sampai sepulang sekolah. Aku hanya melambaikan tangan, malas menanggapinya. Mungkin kalian bisa menebaknya, dan ya, aku punya kekuatan tersebut. Tapi kekuatan tersebut punya cara kerja yang- sedikit berbeda dari yang lain. Aku tidak langsung melihatnya di pikiranku, aku melihatnya menggunakan pintu. Ya, pintu. Pintunya juga bisa pintu apa aja, tidak harus yang khusus. Aku hanya harus menyebutkan nama orang yang ingin kulihat masa depannya, membayangkan orang tersebut, dan masuk ke pintu tersebut. Aku seperti bisa melihat masa depan tersebut dalam 3 dimensi, hanya saja aku tak bisa merubah mimpi tersebut, karena aku hanya seperti bayangan disitu. Aku tak berani menggunakan kekuatan tersebut, karena terakhir kali aku menggunakannya, seseorang mati di mimpi itu, dan aku terbayang-bayang oleh mimpi itu selama hampir 3 tahun. Tapi itu bukanlah masalahnya.
Keesokan harinya, begitu aku keluar dari pintu, terlihat Key sedang menungguku. Tunggu, ini aneh, sejak kapan ia menungguku? Biasanya ia akan menungguku di sekolah, bukan di rumahku.
“Key, ngapain disini?” “Nah, akhirnya lo keluar. Yaa, pengen aja gitu, gapapa kan?” tanyanya “Hem, gapapa sih” “Ih, basa basi gue nggak banget ya, langsung aja ke topik. Jadi lo tau kan kalo pertanyaan kemarin itu sering banget gue tanyain ke lo, tapi beda kekuatan doang. Lo biasanya bakal ngejawab tentang itu, tapi kemarin lo diem aja. Ya, ini emang nggak cukup buat jadi alesan buat nanyain itu, tapi gue nggak tau kenapa muka lo pucet gitu pas gue tanyain. Dan gue langsung tau, pasti ada sesuatu kan? Nah sekarang gue minta lo buat ngejawab, kenapa lo ngehindar pas gue tanyain tentang itu?” tanyanya panjang lebar
Haaahhh, aku mungkin lupa, meskipun mulutnya sering ngomong, dia punya insting yang tajam, apalagi kalo berhubungan sama temennya. Apa aku cerita aja ya?
“Lo nggak bakal percaya” “Nah, itu pasti ada sesuatu. Emang ada apaan sih? Tapi tenang, gue pasti bakal percaya kok” “Janji?” “Iye janji, napa pake janji-janjian segala sih?” “Soalnya aku belum pernah ngasih tau ke siapa-siapa tentang hal ini. Jadi gue butuh lo buat tenang” “Oke, gue bisa tenang kok Chels, tenang aja” “Aku sebenarnya bisa ngeliat masa depan” “What!!!” “Dibilangin tenang juga ih” ucapku sambil menutup mulutnya
Setelah berjalan selama 30 menit, kami akhirnya sampai di sekolah, dan kami langsung menuju ke gedung olahraga- “Loh, napa ke gedung olahraga?” “Liat aja dulu”
Aku memang sengaja memilih gedung olahraga yang sepi, agar tidak terlalu mencolok. Lalu aku menuju ke pintu yang berada di pojok gedung, ruang perlengkapan.
“Lo mau ngeliat masa depan siapa Key?” tanyaku “Eh, beneran bisa toh. Yaudah, ngeliat masa depan gue aja”
Setelah aku bersiap-siap, tiba-tiba saja ingatan buruk itu datang kembali, ingatan tentang seorang perempuan yang berjalan di trotoar, dan tiba-tiba saja tertabrak mobil yang hilang kendali. Aku bahkan masih ingat darah yang mengalir dari tubuh Wanita tersebut, dan suara-suara teriakan minta tolong dari orang-orang. Kejadian itu memang sebentar saja, hanya 10 detik, tapi cukup untuk membuatku gemetar. Ya, itulah mimpi yang kulihat beberapa tahun lalu, yang membuatku berhenti menggunakan kekuatanku, sampai saat ini.
“Tapi Key, kalo aku malah ngeliat masa depan yang buruk buat kamu- gimana?” “Ya, itu kan salah satu pilihannya, lo kan cuma bisa ngeliat masa depan yang baik atau buruk buat gue” jawabnya
Baiklah. Kusebut nama Keysha Naila, kubayangkan tentang, dan kubuka pintu dihadapanku…
“Eh iya Key, tunggu disini yak” “Lah emang gue nggak bisa masuk?” “Nggak kayaknya, coba ini kalo kamu liat ada apa didalamnya” “Masih kayak biasanya”
Hm, berarti cuman aku yang bisa melihat ini, dan aku langsung masuk kedalamnya. Aku mendapati diriku berada di sebuah gudang, lalu aku melihat- ya ampun, Keysha! Di dadanya terlihat pisau yang menancap, dan disekelilingnya ada banyak orang yang tertawa terbahak-bahak.
“Hahahaha, inilah akibatnya karena mengacaukan segalanya! Dia telah mengambil hal yang berharga dariku, dan sekarang aku telah membalasnya. Aku penasaran seperti apa reaksinya saat putri tersayangnya mati terbunuh olehku!” dan dia kembali tertawa bersama orang-orang disekelilingnya.
Setelahnya aku pun langsung terbangun, dan terlihat wajah Key dihadapanku. “Nah akhirnya lo sadar Chels, jadi gimana masa depan gue?”
Dan aku pun langsung menangis, sekuat-kuatnya
Cerpen Karangan: Aiyuu
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 22 Januari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com