“Akhirnya hari yang dinanti nanti telah tiba saatnya, melepas semua rasa lelah yang ada di pikiranku sejak ulangan kenaikan kelas berlalu dan inilah saatnya untuk mencari aktivitas yang menyenangkan disaat hari libur tiba, maka keluargaku berniat mengajakku liburan ke pantai sembari piknik dan bermain dipinggir pantai dan berfoto sebagai kenang-kenangan bersama keluarga”
“Apa semuanya sudah siap?” tanya sang ayah yang berada di dalam mobil menunggu kita untuk selesai mengemas barang untuk liburan ke pantai “Ya sudah siap, ayo kita pergi yah!” ujarku bersemangat sembari memegang ember dan sekop mainanku di genggaman tanganku
Lalu kami bergegas pergi meninggalkan tempat dimana aku dibesarkan oleh kedua orangtuaku dengan penuh kasih sayang dan berteduh dari panasnya sang matahari dan dinginnya hembusan angin hujan yang deras dan tempatku berlarut dalam sedih duka laraku tetapi itu membuat perasaanku lebih membaik dibandingkan sebelumnya seakan-akan aku disambut dengan hangat menghanyutkan jiwa ragaku sebagai tempat penyembuh segala kelu dan pilu yang berada di dalam pikiranku, kau adalah tempat bernaung seluruh hal yang baik dan juga hal yang buruk aku akan selalu merindukanmu rumahku, tunggu diriku rumah tersayangku aku akan datang kembali kepadamu saat senja mulai meniti.
Oh ya perkenalkan namaku adalah Magandra biasa disebut Maga, aku tinggal bersama kedua orangtuaku dan kakak perempuanku yang bernama Melly yang sekarang ia telah memasuki kelas 4 SD. Semakin lama ku meninggalkan rumahku dan aku fokus melihat pemandangan di kaca jendela mobil sambil melihat pemandangan yang sangat indah, bangunan-bangunan yang megah dan kokoh itu semakin lama ku meninggalkan dari tempat itu dan menuju ke tempat yang sejuk ditambah sekelilingnya terdapat banyak pepohonan yang rimbun menambah isi pikiranku hanyut kedalam alam nan indah dan aku disambut oleh awan ditambah langit laut luas yang sungguh keduanya berwarna biru yang seolah ku bertemu keindahan sang langit laut bersatu padu dengan keharmonisan begitu pula dengan semilir angin lembut yang menghembus sekeliling pohon dan ombak yang menambah sebuah keindahan kehidupan alam ciptaan sang maha kuasa membuatku terpukau dan terpesona apa yang telah kulihat saat ini, dan akhirnya kami telah sampai ke pantai yang aku impi impikan selama ini.
Dengan penuh antusias akupun bergegas keluar dari mobil sambil membawa ember dan sekop di tanganku dan melepas sepasang sendalku saking girangnya aku menyambut liburan usai ujian sekolah, aku menginjak pasir putih cerah nan lembut saat kakiku menyentuhnya ditambah semilir angin yang mengembara ombak laut yang tak pernah usai menghempaskan batu karang dan pasir yang luasnya bagaikan leluasa langit menambah keindahan seolah hati ini tak ingin pergi ke manapun menikmati syahdu pemandangan yang indah yang akan selalu membawa rindu dalam dada yang selalu menggebu enggan meninggalkan tempat yang kupijak saat ini.
Lalu aku mencari tempat yang bagus untuk memulai istana pasir yang sebenarnya sudah aku impikan selama ini, aku mulai memasukkan satu persatu pasir ke dalam ember mainanku menggunakan sekop mainanku hingga penuh agar istana pasir buatanku tercetak dengan sempurna tetapi masih ada yang kurang dari istana pasirku maka aku menelusuri setiap daerah pantai berharap menemukan sesuatu yang menarik di sekitaran pantai sambil membawa ember mainanku sedangkan sekop mainanku aku tinggalkan di dekat istana pasirku agar ku tahu dimana letak istana pasirku berada dan tidak berjalan terlalu jauh dari sekitaran istana pasirku berada, ku berjalan beberapa langkah dan aku menemukan batu karang yang indah dan beberapa kerang dan keong yang berbagai macam bentuknya yang membuatku menarik perhatian untuk mengambilnya untuk sebagai hiasan agar mempercantik istana pasir buatanku. Sementara itu kak Melly sedang berfoto bersama ayah lalu ibuku menggelar karpet dan mulai membuka bagasi mobil untuk mengambil satu persatu makanan dari dalam mobil mempersiapkan makan siang untuk kami.
“ayo maga istirahat makan dulu sebentar” ujar ibuku membujukku makan siang “iya bu sebentar” ujarku sambil meninggalkan istana rumahku yang belum usai diselesaikan dan juga meninggalkan ember dan sekop mainanku di tempat tersebut selagi aku menyelesaikan makan siangku.
Dan aku kembali lagi melanjutkan istana pasir yang belum aku selesaikan, disaat aku sedang asik bermain istana pasir dengan menggunakan ember dan sekop mainanku, tiba-tiba ada sebuah badai ditambah Guntur yang cukup besar yang membuat pasang air laut menjadi tinggi menyebabkan ombak yang begitu besar yang ingin datang melahapku, aku tidak sempat untuk menyelamatkan diri dan tanpa sadar aku terhanyut terbawa ombak yang begitu besar beserta ember dan sekop mainanku, aku berusaha berteriak untuk meminta bantuan pertolongan tetapi tidak ada yang bisa mendengar suaraku karena semua orang yang berada di pantai sudah tidak ada lagi karena mereka sudah menyelamatkan diri mereka dari badai yang begitu besar, aku berusaha berenang untuk tidak terhanyut begitu dalam tapi tetap saja ombak yang begitu besar seakan-akan tidak ingin membiarkanku lolos darinya dan membuatku pingsan tak sadarkan diri.
Saat ku bangun aku sudah ada dipinggir pantai beserta sekop dan ember mainanku tetapi disekelilingku terdapat beberapa prajurit semut yang sedang menodongkan senjata mereka kepadaku, aku sedikit panik namun aku tetap tenang agar mereka tidak menyerangku begitu saja. Kemudian salah satu semut datang menghampiri diriku dan dia bertanya kepadaku, “halo wahai rakyatku, siapakah namamu dan dari manakah asalmu? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya” tanya sang salah satu seekor semut yang berukuran hampir sama dengan ukuran manusia dewasa dan memakai sebuah mahkota di atas kepalanya “uhh… ya hai namaku maga aku bukan berasal dari sini aku berasal dari kota, omong-omong ini berada dimana ya?” tanyaku sambil kebingungan apa yang telah terjadi sebenarnya
“selamat datang ke pulau ini, ini adalah pulau semut, perkenalkan aku sang raja semut pemimpin dari suku pulau ini. Ouhh kalau begitu apakah kamu terhanyut ombak yang sama yang telah menghanyutkan tempat singgah yang telah kubuat beserta rakyatku buat selama ini tetapi tetap saja selalu ada ombak yang membuat tempat singgah kami terhanyut dan tertiup oleh angin yang berhembus kencang yang membuat tempat singgah kami selalu patah hati untuk membuat kembali karena berbagai cobaan yang telah kami lakukan tetap solusinya selalu nihil” ujar sang raja semut sambil bersedih
“aku turut bersedih tentang hal itu, hey tapi bagaimana jika kita membuat istana pasir yang besar namun yang kita singgahi dibagian bawah permukaan pantai dibagian tanah dan ditutupi oleh kayu yang kuat dan kokoh agar tidak tertiup angin yang berhembus kencang dan tidak terhanyut oleh ombak laut yang dahsyat kembali bagaimana?” ujarku mengusulkan solusi sambil mengambil ember dan sekop mainanku membuatku yakin akan rencanaku itu “apakah itu bisa berhasil? Bagaimana jika gagal?” tanya sang raja semut ragu jika usulanku itu tidak berjalan sesuai rencana “aku tidak tahu yakin tentang hal itu, tapi setidaknya kita sudah berusaha yang terbaik untuk bangkit memulai hal yang baru kembali” ujarku bersemangat penuh yakin rencana ini bisa berjalan sesuai rencana.
Beberapa rakyat semut pun menganggukkan kepala mereka setuju akan apa yang aku usulkan, dan raja semut pun akhirnya menyetujuinya dan mereka dibagi beberapa kelompok agar pembuatan istana pasir berjalan dengan lancar, dan para rakyat semut pun ikut membantu membuat istana pasir yang telah aku usulkan barusan, mereka dibagi kelompok ada yang mencari beberapa batu karang dan kerang dan keong agar mempercantik tampilan istana pasir menjadi semakin indah dan mempesona, ada yang mencari beberapa makanan sebagai penyimpanan makanan dikala musim-musim tertentu tiba dan ada yang mencari kayu agar bisa dimodifikasikan menjadi sekop dan pintu sebagai penghalang air ombak untuk masuk dan ada pula yang menggali pasir ke dalam tanah menggunakan kayu yang mereka modifikasikan sebagai sekop agar tempat singgah mereka tidak terhanyut begitu saja, aku pun tak kalah semangat membantu membuat dinding dan istana dari pasir menggunakan ember dan sekop mainanku agar istana pasir tidak tertiup oleh angin yang berhembus kencang dan terhanyut oleh ombak laut yang dahsyat.
Dengan bergotong-royong antar sesama akhirnya kita telah selesai membuat istana agar bisa ditempati oleh para rakyat semut, namun ombak laut kembali datang seakan-akan ingin melahap istana pasir yang telah kami buat selama ini dan kami bergegas masuk ke dalam istana pasir dan menuju ke bawah tanah berlindung dari ombak laut yang kuat menerjang ditambah angin yang berhembus kencang membuat ombak laut semakin kuat untuk menghanyutkan apapun yang berada di sekitar pantai tersebut, kami dengan rasa penuh takut dan berdegup kencang takut akan hal ini tidak berjalan sesuai dengan rencana dan setelah lama menunggu di dalam bawah tanah kami sudah tidak mendengar ombak laut yang berhembus kencang kembali dan kami dengan penuh hati-hati berjalan ke arah pintu istana pasir sebagai penutup agar ombak laut tidak menghanyutkan istana pasir buatan kami dan saat membukanya ternyata istana pasir buatan kami tidak terhanyut oleh ombak yang besar dan akan hal itu para rakyat semut pun bergembira karena rencanaku berjalan sesuai dengan rencana dan para rakyat semut pun berpesta karena akhirnya usaha mereka selama ini telah terbayarkan dan raja semut pun berterima kasih kepada bantuanku dan kami akhirnya berpesta atas semua kerja keras ini akhirnya terbayarkan setiap detik waktunya.
“maga, bangun maga tidur mulu ini udah mau sore apa mau ditinggalin aja nih ya?” ujar kak Melly membangunkanku sambil tertawa geli “mmm… Ah! Aku sudah kembali lagi yey horee” ujarku bersemangat sambil melompat lompat kegirangan bertemu dengan keluargaku kembali mengira aku tidak akan pernah kembali lagi bertemu dengan keluargaku kembali “hah? Kembali? Perasaan daritadi kamu tidur mulu sampai gak sadar istana pasirmu mulai dikerumuni sama sekumpulan semut buruan pergi keburu badanmu kegigit sama semut-semut itu” ujar kak Melly sambil menunjuk ke istana pasirku yang telah dikerumuni oleh sekumpulan semut, dengan penuh rasa tanya apa yang telah terjadi sebenarnya aku pun mengambil ember dan sekop mainanku di dekat istana pasirku meninggalkan istana pasir buatanku dan menuju ke mobil yang tidak jauh dari letak istana pasirku berada dan ayah dan ibuku sudah menungguku dan kakakku sembari mengemas barang-barang yang akan dibawa kembali ke dalam bagasi mobil.
“ayo kita pulang cepat, kapan-kapan kita kesini lagi saat libur sekolah telah tiba kembali” ujar ayahku sambil mengemas barang ke bagasi mobil “beneran yah? Asiik makasih banyak ayah”
Aku bergegas menuju ke mobil ayah, tak lupa membawa pulang kembali sekop dan ember mainanku meninggalkan istana pasir yang telah kubuat yang telah dikerumuni oleh beberapa para sekumpulan semut kecil untuk dijadikan tempat singgah mereka yang baru, lalu mobil ayah menyala dan mulai meninggalkan pantai ditemani dengan matahari yang mulai terbenam seakan-akan hanyut oleh lautan ombak yang tenang menghembus butiran pasir yang putih dan lembut dan angin yang sejuk menambah kerinduanku untuk meninggalkan tempat yang telah membuatku merasa nyaman.
“Aku tidak tahu tadi itu hanya mimpi atau memang benar-benar nyata tapi itu membuatku merasa senang karena aku memiliki liburan yang cukup terkesan didalam hidupku, selamat tinggal pantai senja dengan ombak lautan yang datang lalu menerjang pasir putih yang nan lembut ditepi pantai ditemani kerang yang menambah kesan tersendiri kau adalah ciptaan Tuhan yang paling terindah! Aku akan kembali lagi disaat liburan telah tiba, aku akan selalu rindu akan keindahanmu yang tak pernah usai membara didalam hatiku”
Nama pengarang cerpen: Cinde nurfadila Facebook dan Instagram: @moonydancer Maaf jika cerpen buatanku masih tidak terlalu sempurna tetapi saya berharap kalian semua bisa menikmati cerpen buatan saya terimakasih banyak atas waktu luang kalian yang telah membaca cerpenku dan saya berterimakasih kepada diriku dimasa kecil, you inspired me.