Pada salah satu Desa coklat yang segar dan sejuk. Tinggalah seorang anak yang bernama Nazwan yang sangat menyukai coklat. Dia suka membuat coklat. Pada suatu hari, nazwan menginginkan coklat itu hidup dan bisa berbicara agar nazwan bisa bermain dengan coklat itu. Nazwan pun berkata “ahhh namun tidak mungkin coklat bisa hidup dan berbicara”. “tapi aku ingin bermain bersama coklat”
Pada suatu saat dimalam hari ketika nazwan mau tidur datanglah seorang nenek penyihir. Nenek penyihir itu tau kalau Nazwan suka membuat coklat tapi mengapa sekarang nazwan jarang membuat coklat. Nenek itu pun bertanya kepada nazwan. “mengapa kamu sudah jarang membuat coklat bukannya kamu suka dan senang membuat coklat”. Nazwan terkejut mengapa nenek itu bisa ada di kamarnya dan mengetahui semua tentangnya. Nazwan pun menjawab. “Aku ingin bermain bersama coklat dan ingin coklat itu hidup”. Nenek itu pun berkata “Aku bisa mewujudkan apa yang kmu inginkan.”
Keesokan harinya, pagi hari Nazwan bangun bangun dan ketika ia melihat keluar ia sangat terkejut di halaman rumahnya terlihat coklat-coklat yang sedang bermain. Nazwan pun keluar rumah dan salah satu coklat pun mengajak ia bermain. Nazwan pun sangat senang ia bisa bermain bersama coklat itu dan nazwan tidak menyangka bahwa desanya dipenuhi oleh coklat.
Hari demi hari ia lewati dengan bermain bersama coklat itu. Suatu hari, Disiang hari cuaca yang panas dan matahari yang terik membuat coklat-coklat itu mulai meleleh. Nazwan berusaha untuk mendinginkan coklat-coklat itu namun coklat yang banyak dan cuacanya yang panas membuat semua coklatnya meleleh. Nazwan bingun apa yang harus dia lakukan agar coklat-coklatnya tidak meleleh.
Ketika ia duduk dan ia mengingat seorang nenek penyihir yang waktu itu mendatanginya ke kamar. Nazwan terus mencari nenek penyihir itu dia mencari kesana kemari dan dia masih belum menemukan nenek penyihir itu Nazwan lelah ia sedih karena tidak bisa menemukan nenek penyihir itu.
Tak lama kemudian nenek penyihir itu datang dan menghampiri Nazwan, Nazwan sangat senang nenek penyihir itu menemuinya. Nazwan menceritakan semua yang terjadi dan dia menginginkan coklat-coklat itu kembali. Nenek penyihir itu bisa mengembalikan coklat-coklat itu dengan satu syarat, coklat itu tidak bisa hidup dan bermain lagi dengan Nazwan. Nazwan bingun jika ia ingin coklat itu kembali dan tidak meleleh, Ia tidak bisa bermain lagi dengan coklat itu.
Nazwan pun mengambil keputusan bahwa coklat itu kembali seperti sebelumnya dan dia tidak bisa bermain lagi dengan coklat. Karena ia berpikir bahwa dia sudah cukup senang apa yang dia inginkan sudah terwujud.
Semuanya sudah kembali seperti semula dan Nazwan pun sudah kembali ceria dan masih senang membuat coklat kesukaannya.
Cerpen Karangan: Rina Oktaviani