Hak-Kun adalah seorang remaja berumur 18 tahun yang baru saja lulus SMA. Hak-Kun mendapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Dia sudah memberi tau orangtua dan teman terdekatnya tentang hal ini dan mereka semua menyetujui dan mendukung keputusan Hak-Kun.
Dari semua teman terdekatnya, ada satu orang teman dekatnya yang belum tau tentang hal ini dan namanya adalah Eun-Sung. Eun-Sung adalah Mobil wanita yang sudah bekerja di keluarga Hak-Kun selama 7 tahun dan dia sudah berteman dengan Hak-Kun selama 6 tahun. Ketika orangtua Hak-Kun pergi bekerja, Eun-Sung lah yang menjaga dan merawat Hak-Kun. Walaupun Eun-Sung adalah mobil, Hak-Kun sudah menganggap dia sebagai teman dan kakaknya sendiri.
Hari ini adalah hari minggu dan sekarang Hak-Kun sedang ada di garasi rumahnya sambil membaca buku berdua dengan Eun-Sung.
“Kak Eun-Sung, aku mau memberitau sesuatu.” ucap Hak-Kun. Eun-Sung lebih tua dua tahun darinya, karena itu dia memanggilnya kakak. “Kau mau memberitau apa?” tanya Eun-Sung “Aku akan kuliah di luar negeri.” jawab Hak-Kun Eun-Sung terdiam dan tidak merespon jawaban Hak-Kun.
“Aku minta maaf karena baru memberitau sekarang. Aku tidak mau membuat kakak sedih.” ucap Hak-Kun “Kapan kau akan pergi?” tanya Eun-Sung “1 minggu lagi.” jawab Hak-Kun “Kalau begitu sebelum 1 minggu itu berakhir, ayo kita menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Aku tidak akan menghalangi mimpimu Hak-Kun.” Eun-Sung menjelaskan “Kak Eun-Sung…” ucap Hak-Kun dengan mata berkaca kaca “Sampai kapanpun kau tetap akan jadi sahabat terbaikku.” ucap Eun-Sung dengan nada yang lembut
Ketika mendengar itu, Hak-Kun langsung berdiri di depan Eun-Sung. “Aku benar benar minta maaf karena baru memberitaumu sekarang kak.” ucap Ha-Kun sambil menangis “Tidak apa apa. Sebenarnya, Pak Shin sudah memberitauku kalau kau akan kuliah di luar negeri.” ucap Eun-Sung “Kapan Papaku memberitaumu?” tanya Hak-Kun dengan suara sesenggukan “5 hari yang lalu, dan sekarang aku sudah menyiapkan hadiah perpisahan untukmu.” ucap Eun-Sung “Apa hadiahnya?” tanya Hak-Kun “Ada di bagasiku, kau bisa mengambilnya.” jawab Eun-Sung
Hak-Kun pergi mengambil hadiah yang dikatakan Eun-Sung dan dia terkejut ketika melihatnya. Hadiahnya adalah sebuah Lukisan Pemandangan Malam Sungai Han yang menjadi lukisan favoritnya selama ini. Terakhir kali, Hak-Kun mendengar kabar kalau Galeri Seni yang menyimpan lukisan itu akan mengadakan lelang untuk lukisan tersebut.
“Bagaimana kakak bisa mendapatkan ini?” tanya Hak-Kun sambil menunjukkan lukisannya “Aku meminta tolong kepada Pak Shin untuk datang ke acara lelang itu dan membeli lukisannya.” jawab Eun-Sung “Terimakasih kak. Aku akan menyimpan lukisan ini dengan baik, ini adalah hadiah yang sangat berarti bagiku.” ucap Hak-Kun “Sama sama. Kau tentu saja harus menyimpan lukisan itu dengan baik, gajiku tiap bulan dipotong untuk membayar cicilan lukisan itu.” Eun-Sung menjelaskan “Tentu saja, aku akan menyimpan dan menjaganya dengan baik.” ucap Hak-Kun
Eun-Sung sebenarnya juga sedih akan berpisah dengan Hak-Kun. Hak-Kun adalah satu satunya teman yang peduli dan menyayanginya seperti anggota keluarga.
Akhirnya hari yang ditunggu tiba, Hak-Kun akan berangkat ke Bandara Internasional Incheon bersama Eun-Sung. Orangtua Hak-Kun tidak bisa ikut mengantar karena mereka sedang menjenguk Nenek Hak-Kun yang sedang sakit di Busan.
Selama di perjalanan mereka mengobrol tentang perjalanan 3 hari yang lalu, yaitu saat mereka pergi berkeliling Kota Seoul. Mereka mengambil banyak foto dan melihat pemandangan sungai han di malam hari.
“Sampai jumpa Hak-Kun. Langsung telepon aku jika sudah sampai disana.” ucap Eun-Sung ketika mereka sudah sampai di bandara “Iya, aku pasti akan langsung menelponmu kak.” ucap Hak-Kun
“Apa isi kotak itu?” tanya Eun-Sung “Kotak ini berisi hadiah lukisan yang waktu itu kau berikan kepadaku. Aku mau membawanya supaya aku bisa selalu mengingatmu kak.” jawab Hak-Kun “Terimakasih sudah menghargai hadiahku Hak-Kun.” ucap Eun-Sung sambil menangis “Sama sama. Sudah jangan menangis kak, ketika disana aku tidak akan melupakanmu dan aku akan selalu mengingatmu di hatiku.” ucap Hak-Kun sambil mengelus bagian kap mobil Eun-Sung
Beberapa menit kemudian, Hak-Kun masuk ke dalam bandara sambil melambaikan tangannya kepada Eun-Sung. Eun-Sung membalas lambaian tangan Hak-Kun dengan senyumannya.
Cerpen Karangan: Nisrina Najla F. Blog: najlaluarbiasa.blogspot.com