Namun pada saat mereka akan menunjukkan bukti tersebut kepada Komandan Green, mereka malah menemukan Komandan Green bersembunyi dan ketakutan di bawah mejanya. Komandan Green ketakutan karena ada bentrok di luar kantor polisi dan dia terlalu takut untuk pergi dari sana karena sudah banyak petugas polisi yang terluka. Melihat hal ini, Hedwig pun meyakinkan Komandan Green kalau kali ini mereka akan menangkap si pembunuh dan dia juga akan membantu Komandan Green keluar dari kantor polisi dengan selamat jika dia ingin membantu. Mendengar hal ini Komandan Green pun langsung setuju dan beberapa saat kemudian Hedwig, Petugas Harrison, Komandan Green, dan beberapa bawahannya pergi dari kantor polisi menggunakan helikopter untuk menemui saksi yang dianggap tahu akan identitas si pelaku. Saksi tersebut adalah seorang pensiunan detektif yang tinggal di pinggir kota dan namanya adalah Theo Flower.
Setibanya di lokasi pertemuan, Theo pun menyambut para polisi dengan hangat dan kemudian mereka pun berbincang-bincang tentang keadaan kota selama 15 tahun terakhir. Tiba-tiba, di tengah-tengah perbincangan Petugas Harrison mendapat telepon dari anak buahnya yang mengatakan kalau ada beberapa perusuh yang merampok sebuah pabrik di pinggir kota. Mendengar hal ini, Petugas Harrison pun mohon pamit karena dia harus menangani perusuh tersebut dan membiarkan Hedwig dan Komandan Harrison berbincang dengan Theo Flower.
Beberapa saat kemudian hal yang tak diinginkan pun terjadi. Pada saat mereka tengah berbincang di meja makan, tiba-tiba ada peluru yang menembus jendela. Peluru tersebut mengenai Theo di belakang kepalanya dan meninggalkan lubang besar di dahinya. Theo Flower pun tewas seketika dan identitas pelaku pun gagal untuk diketahui. Namun pada saat Hedwig hampir menyerah, dia melihat seorang pria misterius dengan sniper di kejauhan. Pada saat itu dia pun yakin kalau pria itu adalah si pembunuh. Kemudian Hedwig meminjam motor milik Theo untuk mengejar si pembunuh dan tak lupa pula dia menyuruh untuk kembali ke kantor polisi untuk membawa beberapa pasukan.
Diceritakan, Hedwig pun berhasil menyusul si pembunuh. Saat itu Hedwig melihat kalau motor yang dikendarai si pembunuh masuk ke sebuah pabrik tua. Kemudian Hedwig pun menyiapkan pistolnya dan masuk ke dalam pabrik untuk menangkap si pembunuh. Pada saat masuk ke dalam pabrik, alangkah terkejutnya Hedwig karena dia mendapati beberapa mayat polisi dan perusuh. Namun hal yang membuat Hedwig keherenan ialah mayat-mayat tersebut tidak tewas karena baku tembak antar satu sama lain, melainkan mereka semua tewas karena ditusuk dari belakang dengan sesuatu yang tajam. Setelah melihat hal mengerikan tersebut, Hedwig pun makin masuk ke dalam pabrik dengan harapan untuk menemukan korban selamat dan juga menangkap si pembunuh.
Beberapa saat kemudian, Hedwig pun tiba di sebuah ruangan dan dia menemukan Petugas Harrison terborgol di sebuah kursi. Melihat hal ini Hedwig pun membebaskan Harrison dan setelah itu Harrison pun menjelaskan kepada Hedwig kalau identitas si pelaku adalah Lucas Harmon tapi pada saat itu Harrison merasa heran karena Lucas membiarkannya hidup. Mendengar penjelasan itu, Hedwig pun mulai menelepon kantor polisi untuk membantu mengevakuasi mayat korban. Namun pada saat Hedwig sibuk menelpon, tiba-tiba dia ditusuk dari belakang dengan menggunakan belati dan dia pun semakin terkejut karena pelaku penusukan tak lain dan tak bukan adalah Harrison sendiri.
Melihat Hedwig terluka parah, Harrison pun tertawa terbahak-bahak karena sudah bisa membodohi seisi kota. Kemudian Harrison menjelaskan kalau dialah si pembunuh dan dia pun menjelaskan motifnya kepada Hedwig kalau dia melakukan pembunuhan untuk membalas dendam kepada keluarga mafia karena kematian istrinya 15 tahun yang lalu.
“Kau… gila!” umpat Hedwig kepada Harrison. Mendengar perkataan Hedwig, Harrison pun tersenyum dan dengan bangga mengakui kalau dia memang sudah gila. Kemudian dia pun mengeluarkan pistolnya untuk mengakhiri penderitaan Hedwig. Namun sebelum dia menembakkan pistolnya kearah Hedwig, tiba-tiba Lucas Harmon muncul dari belakang dan mendorong Harrison kearah pipa-pipa bekas. Melihat Lucas ikut campur membuat Harrison murka. Kemudian Harrison mengambil sebuah golok dan akhirnya terjadilah pertarungan antara Harrison dan Lucas Harmon. Namun pertarungan tak berlangsung lama karena pada saat mereka berkelahi, Harrison berhasil menebas tangan Lucas sampai putus dan kemudian dia pun mencincang tubuh Lucas sambil berteriak “Mati! Mati! Mati!”. Lucas Harmon pun pada akhirnya tewas di tangan Harrison.
Setelah puas membunuh Lucas, Harrison pun berniat untuk membunuh Hedwig untuk menghilangkan saksi mata. Namun dia terkejut saat mengetahui Hedwig sudah menghilang dan ternyata, Hedwig menggunakan kesempatan saat Harrison dan Lucas berkelahi untuk melarikan diri. Hal ini pun membuat Harrison murka dan dia pun mencari ke seluruh pabrik.
Beberapa saat kemudian dia pun melihat Hedwig yang berdiri dari belakang di depan pengolahan limbah. Tanpa pikir panjang, Harrison pun langsung berlari kearah untuk mendorongnya kearah limbah beracun. Namun hal itu menjadi kesalahan fatal bagi Harrison karena pada saat dia mendorong Hedwig, dia akhirnya sadar kalau yang dia dorong bukanlah Hedwig melainkan hanya manekin yang didandani Hedwig untuk terlihat seperti dirinya dari belakang.
Pada saat mendorong manekin tersebut Harrison kehilangan keseimbangan dan dari belakang dia didorong oleh sosok misterius yang tak lain adalah Hedwig sendiri. Pada akhirnya Harrison pun jatuh ke dalam limbah beracun dan mati terpanggang. Sementara itu, Hedwig merasa lega karena sudah bisa mengakhiri kasus pembunuh abu-abu. Namun, karena lukanya yang cukup parah akhirnya dia pun mati kehabisan darah dan mengakibatkan tak adanya saksi yang tersisa untuk mengungkap identitas pelaku.
Beberapa saat kemudian, Komandan Green bersama dengan anak buahnya pun tiba di TKP dan merekapun mengevakuasi semua jenazah termasuk jenazah Hedwig tapi mereka tidak menemukan jenazah Harrison dan si pembunuh. Namun pada saat itu seorang polisi berhasil menemukan sebuah pesan yang dibuat Hedwig menggunakan darahnya saat dia sekarat. Pesan itu “Pembunuh jatuh ke limbah dan mati terpanggang”. Setelah melihat pesan itu, Komandan Green pun memerintahkan anak buahnya untuk mengeringkan pengolahan limbah dan saat itu pula mereka pun menemukan mayat tanpa identitas yang membawa sebuah golok.
Melihat mayat tanpa identitas itu, Komandan Green pun tahu kalau itu adalah mayat si pembunuh dan kemudian mayatnya pun dipindahkan. Dengan penemuan mayat si pembunuh, kasus pembunuh abu-abu pun ditutup dan warga kota pun senang dengan hal ini dan kota pun kembali tentram.
Tamat…
Cerpen Karangan: Ngurah Jordi Blog: cerpenngrjordi.blogspot.com