Dalam hidup ini, ada begitu banyak kotak misteri yang menyimpan ribuan tanya. Namun, kunci menuju jawaban-jawaban atas berbagai misteri itu entah di mana tersimpannya. Jika berbicara takdir, tentu selesai sudah meja-meja diskusi untuk mencari kebenaran dan keadilan. Oleh sebab itu, Tuhan menitipkan akal dan hati sekaligus kepada umat-Nya agar dapat menggunakan pikiran serta hatinya untuk memecahkan begitu banyak misteri dalam hidup ini untuk terus belajar dan belajar hingga mampu menemukan jawaban atasnya. Hal itu pula yang kini sedang berusaha dilakukan oleh seorang kolonel bernama Vadim Rudnik.
Pada tahun 1960, di sebuah daerah Yamantau, Vadim Rudnik memulai harinya untuk melaksanakan berbagai tugas demi menjaga Badan Direktorat Intellijen Eurasia (FBS), tempat ia bekerja. Ketika dunia mulai menawarkan kemewahan dan kemudahan, Vadim justru asyik dengan kehidupannya sebagai anggota intellijen. Ia memiliki seorang sahabat bernama Volodimyr Zhukov. Walaupun bekerja di tempat yang sama, mereka memiliki pekerjaan di bidang yang berbeda. Vadim bekerja sebagai pengintai pada pos penjagaan markas utama FBS, sedangkan Zhukov bekerja sebagai operator komputer yang bertugas untuk meretas data-data intellijen musuh FBS, yakni IAA sekaligus menjaga data keamanan FBS.
Mereka mempunyai salah satu pimpinan yang sangat dibanggakan tidak hanya oleh mereka, tetapi juga oleh banyak masyarakat luas. Berkat prestasi, keberanian, dan dedikasi yang dilakukan oleh pimpinan tersebut, namanya menjadi begitu harum di berbagai tempat. Beliau Bernama Vladimir Perseus, sosok pemimpin agen intelijen yang begitu merakyat, tidak hanya di depan layar. Begitu pula pandangan tentang sosok Perseus bagi kedua bawahannya, yaitu Vadim dan Zhukov yang merasa sangat berhutang budi atas didikan pimpinan yang sangat mereka segani itu. Perseus tak segan mengajari mereka dari hal yang terlihat sepele seperti mengajarkan bagaimana cara berjaga di pos penjagaan yang baik dan benar hingga ke hal-hal besar, seperti bagaimana cara meretas sistem keamanan badan intelijen lain dan menjaga proteksi keamanan data-data FBS. Bahkan, beliau juga sering mengajak mereka pada hari Sabtu dan Minggu untuk berkeliling dengan helikopternya, MI-24, hanya untuk melihat pemandangan Gunung Yamantau. Gunung tersebut juga merupakan markas rahasia tentara khusus Eurasia. Sebagai atasan, Perseus juga termasuk orang yang sangat rendah hati hingga sering kali berkenan mengajak mereka berdua untuk sekadar makan di kantin FBS setelah mereka letih bekerja.
Suatu hari, ketika Vadim mengintai di menara pos penjagaan utama, Zhukov tiba-tiba memanggil Vadim melalui Walkie Talkie-nya. Dia mengatakan, “Sokol 1, Sokol 1, ada pengumuman penting dari Zhukov, segera menuju ruangan Perseus!” Lalu Vadim menjawabnya, “Boron 2, Boron 2, siap meluncur dari pos!” Seketika itu juga Vadim berlari dengan sekuat mungkin menuju ruangan pimpinanya.
Beberapa menit kemudian, Vadim sampai di ruangan Perseus dengan terengah-engah. Vadim pun langsung terkejut melihat kondisi Perseus yang tergeletak tak berdaya.
Zhukov langsung mengatakan, “Tovarish ‘kawan’, aku baru saja memasuki ruangan beliau, tapi kondisinya sudah seperti ini. Tolong bantu aku menghubungi ambulans! Biar aku yang mencoba melakukan pertolongan pertama.” Vadim menimpalinya, “Baiklah.”
Beberapa menit kemudian, pihak rumah sakit berhasil membawa Perseus ke rumah sakit dengan kondisi yang telah tak sadarkan diri. Suara ambulans sempat memecah keheningan di lingkungan markas utama FBS yang diselimuti kabut. Kepanikan menguasai seluruh pasang mata yang menyaksikan proses pemindahan Perseus ke ambulans di jantung malam yang begitu pekat.
Vadim dan Zhukov pun terpaksa harus mengalihkan tugas keamanan markas FBS kepada anggota lainnya karena mereka ikut ke rumah sakit. Di depan ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Vadim berusaha mengabari keluarga Perseus dan beberapa otoritas di tempat ia bekerja terkait peristiwa tersebut.
Setelah kesibukkan memencet tombol walkie-talkie selesai, Vadim membuka pembicaraan dengan Zhukov. “Tovarish, sebenarnya apa yang telah terjadi?” tanya Vadim. Zhukov pun menjawabnya, “Entahlah, Tovarish. Aku pun masih bertanya-tanya, misteri apa lagi yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita.” “Sepertinya, Tuhan telah kembali menantang kita untuk menyibak misteri kehidupan. Bukankah ini salah satu hobi kita yang membuat kita memilih pekerjaan seperti ini?” ujar Vadim menutup percakapan.
Sekejap, kedua lelaki tersebut hanya duduk berdiam diri dengan tatapan kosong. Entah apa yang berkecamuk di dalam pikiran dan hati mereka. Mereka berdua seolah sedang berusaha merangkai ceritanya sendiri dalam dunia angan sambil menunggu kedatangan orang-orang yang telah Vadim hubungi.
Beberapa saat kemudian, terlihat keluarga Perseus bergegas mendekati mereka. Tepat ketika itu, dokter pun ke luar dari ruangan IGD dan langsung menyampaikan bahwa Perseus telah meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Jadi, pihak rumah sakit sudah tidak bisa berbuat apa pun untuk menolongnya. Seketika, jerit tangis keluarga Perseus kembali memecah keheningan malam. Lorong-lorong rumah sakit seolah saling bersahutan menyuarakan kesedihan yang teramat dalam. Kedua anak Perseus segera menghambur ke pelukan jenazah ayahnya yang telah kaku. Air mata tak lagi dapat dibendung, bahkan bagi seorang kolonel Vadim yang biasanya garang dalam bekerja menjaga keamanan dan sebagai agen intelijen.
Malam yang masih membisu mulai ditinggalkan dan berganti dengan taburan mega merah serta kicauan burung yang ikut menangis menyaksikan peristiwa pilu itu.
Keesokan harinya, setelah menghadiri pemakaman Perseus secara militer, Vadim dan Zhukov berencana untuk menyelidiki masalah ini secara lebih mendalam dengan berdiskusi di ruang kerja Vadim. Selain karena hal ini merupakan salah satu bagian dari pekerjaan dan hobi keduanya, juga karena adanya hubungan personal yang begitu kuat. Perasaan sedih, hancur, kecewa, dan marah menyelimuti hati keduanya akibat kasus ini. Kasus yang telah membuat pimpinan yang luar biasa di mata mereka ini harus gugur tanpa harus terjun ke medan perang. Gugur di ruangannya sendiri! Sungguh memilukan! Mereka pun mulai mengutuki diri-sendiri karena merasa gagal dalam bertugas menjaga keamanan di tempat mereka bekerja.
“Tovarish, tolong ceritakan kronologis kejadian ini yang Tovarish ketahui secara detail kepadaku,” tutur Vadim membuka pembicaraan. “Kemarin malam, aku mendatangi kantor Perseus untuk mengajukan laporan penting. Saat kubuka pintu ruang kerjanya, aku mendapati Perseus yang sedang memuntahkan cairan berwarna hijau dari mulutnya. Ia mulai terlihat gontai dengan mata yang memerah dan wajah yang memucat. Setelah itu, seketika Ia terjatuh dan tak sadarkan diri,” papar Zhukov. “Cairan hijau?” tanya Vadim yang sangat penasaran. “Iya, aku juga sempat melihat ada secangkir minuman di atas mejanya yang sepertinya dicampuri dengan bubuk yang agak aneh dan berwarna hijau pekat,” papar Zhukov. “Ya, semalam aku pun melihat cairan hijau itu berceceran di lantai dan mengotori mulut Perseus. Bubuk itu… cairan hijau pekat itu… akan menjadi petunjuk bagi kita. Aku akan segera meminta hasil penyelidikan dari tim forensik mengenai hal ini. Semoga titik terang dapat kita temukan dari hasil yang mereka dapat,” ucap Vadim.
Zhukov tak mengiyakan. Namun, ekspresi wajah dan matanya tentu menyimpan harap yang sama. Zhukov pun berkata, “Tolong umumkan berita kematian Perseus di media. Walaupun media sudah ramai meliputnya, jika kau memberikan keterangan resmi dan klarifikasi secukupnya, setidaknya dapat meminimalisasi berita yang simpang siur dan kegaduhan di masyarakat. Ini aku sudah buatkan surat terkait hal tersebut.” Vadim pun langsung mengiyakan permintaan sahabatnya itu dan segera melaksanakannya.
“Yth. Vladimir Molotov selaku Ketua FBS, Georgy Yakolev sebagai Dewan Direktur FBS, seluruh anggota FBS, dan seluruh masyarakat Eurasia. Saya sebagai kolonel FBS mengumumkan bahwa Perseus telah meninggal dunia dan ditemukan dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Pihak Direktorat FBS belum mengetahui apa penyebab kematian Perseus secara pasti, tetapi demi kemanusiaan dan integritas badan Direktorat Intelijen FBS serta untuk negara Eurasia ini, kami akan berusaha melakukan penyelidikan lebih lanjut secara mendalam terkait kematian Perseus. Saya mohon pula dari seluruh jajaran Mayor Jenderal hingga Tamtama FBS untuk mendukung penyelidikan ini dengan transparan agar FBS bersih dari kasus kotor dan juga menjaga citra FBS sebagai garda yang senantiasa menjaga kedaulatan negara ini. Maka dari itu, SEMATKAN SEMANGAT ANGGOTA FBS!”
Cerpen Karangan: Lifardo Neloe (nama samaran: Belikov) Penulis sedari awal SMP, sangat suka dengan dunia agen intellijen, seperti KGB dan FSB (yang penulis suka), hingga Geopolitik, dan bahkan penulis sangat suka membaca artikel maupun berita tentang penjualan Alusista Rusia-Indonesia atau juga Alusista Jepang (terutama pesawat Mitsubishi F-12 Shinshin dan SU-57).