Asia, ya nama teman pertamaku. Kami sudah berteman sejak TK. Selama 10 tahun kami akrab sebagai teman dekat. Aku menganggapnya sebagai adikku sendiri. Karena selalu bersama, teman-teman kelasku menganggap kami berpacaran. Malu memang rasanya tapi dalam hati ada sedikit kebahagiaan, karena memang aku menyukainya sejak dulu.
Sejak kelas 1 SD kami berjanji akan selalu berada di sekolah yang sama, kelas yang sama. Setiap tanggal 2 mei kami selalu mengucapkan janji kami. Karena janji tersebut, kami bisa bersama hingga 10 tahun. Meskipun aku tahu Janji itu takkan bisa menjamin kami bisa hidup bersama selamanya.
Perasaan yang kupendam selama 10 tahun ini. Aku tahu dia tidak melihatku sebagai seorang pria namun hanya sebatas sahabat kecil. Pergi-pulang sekolah kami bersama, layaknya sepasang kekasih. Orangtuaku dan orangtua Asia memang bersahabat. Jarak rumah kamipun hanya dibatasi oleh pagar besi.
Hingga saat kelulusan SMP tiba. Aku dan Asia berjanji akan satu sekolah lagi di SMA. Aku dan Asia berencana melanjutkan pendidikan di SMAN 999 makassar. Malam perjanjian itu takkan pernah kulupakan dalam hidupku.
Seminggu setelah perjanjian kami, aku dikabari bahwa keluarga Asia akan pindah ke florida, Amerika Serikat. Sontak kabar itu menggoncang jiwaku. Belahan hati yang 10 tahun tak terpisahkan, kini harus terpisah ratusahn ribu kilometer. Asia sempat memberiku pelukan terakhir di bandara sambil berlinang air mata. Akupun membalas pelukannya dengan senyaman palsu. Malam yang berat buatku.
3 tahun kujalani masa SMA dengan kesendirian. Meskipun punya teman-teman kelas yang bisa dikatakan ideal, namun sulit menggantikan posisi Asia sebagai sahabat karib. Setelah bersusah payah melawan pendidikan tanpa Asia, akhirnya aku lulus dari SMA. Nilai-nilaiku pun memuaskan bagi kedua orangtuaku. Setelah lulus SMA aku berencana melanjutkan ke sebuah Universitas yang ada di Makassar.
Setelah kelulusan SMA, aku meminta izin kepada kedua orangtuaku untuk pergi menyusul Asia ke florida. Atas izin mereka aku pergi ke florida menggunakan uang yang telah kutabung selama 3 tahun ini. Dengan modal uang tabungan dan sobekan kertas alamat keluarga Asia. Akupun berangkat dari Makassar ke florida.
Saat hampir sampai ke rumah keluarga Asia, betapa terkejutnya aku karena tak sengaja bertemu dengan asia. Yang lebh mengejutkan lagi adalah penampilannya yang 180 derajat berubah. Asia yang dulu berambut hitam panjang kepang dua, dengan pony khas dan kacamata, kini berubah menjadi gadis emo dengan rambut hijau kebiruan dan tato hampir di sekujur tubuh.
Apa yang terjadi dengan Asiaku? Penampilan barunya membuat hatiku teriris. Setelah menguatkan tekad, aku mencoba menyapanya. “Asia ya?” ucapku “What? who are you? (apa? Siapa kamu?)” jawabnya dengan suara yang serak sedikit. “Saya putra, teman masa kecilmu.” sahutku. “Oh putra, sorry saya tidak punya waktu lagi untuk main main kek anak kecil.” Sontak ucapannya membuat otakku bergetar. “hi honey, what happen? (hai sayang apa yang terjadi?)” muncul seorang pria yang penampilannya tidak jauh beda dengan Asia. “no, it just a little problem, don’t mind (tidak, ini hanya masalah kcil, jangan pikirkan)” ucap Asia sambil memeluk pria tadi.
Tiba-tiba pria tadi memukulku hingga terjatuh. Sebelum terbangun, aku sadar pria itu mungkin adalah pacar Asia. Saat ingin bangun, sekelompok teman pria tadi datang dan menginjak-injak tubuhku. Yang lebih menyakitkan lagi adalah Asia juga ikut menginjakku. Sakit hati ini rasanya, hingga tanpa sadar aku mulai pingsan.
Setelah sadar, aku mencoba untuk tetap pergi ke rumah keluarga Asia. Meski baju lusuh dan jalan terpatah-patah, aku tetap berjalan ke rumah keluarga Asia. Saat hampir sampai di pintu, aku terjatuh.
Tanpa sadar aku terbangun di ruang tamu rumah keluarga Asia. Setelah cukup pulih, aku mencoba bertanya kepada orangtua asia tentang apa yang terjadi dengan Asia selama 3 tahun ini. Sontak ibu Asia menangis. Ayah Asia menjelaskan tentang asia yang terkena pergaulan bebas, putus sekolah, merok*k, nark*ba, s*ks bebas dan lain lain. Ia pun hanya pulang ke rumah sebulan sekali. Ayahnya bilang bahwa ia tak sanggup mengembalikan asia ke jalan yang lebih baik. “membawa Asia pergi dari Makassar adalah kesalahan terbesar dalam hidupku” ucap ayah Asia. Ibu Asia memberiku beberapa nasihat dan menyampaikan permintaan maaf kepadaku.
Setelah pembicaraan mengharukan itu, akupun pulang ke Makassar. Kenangan yang kujaga 10 tahun, rusak hanya dalam 3 tahun. Dalam hati aku berharap akan mendapat wanita yang lebih baik dari Asia.
TAMAT
Cerpen Karangan: Bintang Putra Patriot Facebook: facebook.com/bintang.patriot saya hanya penulis baru mohon maklim