Waktu pulang sekolah pun tiba, aku yang sedang sibuk memasukkan buku-buku ku kedalam tas, tidak menyadari bahwa kelas telah kosong. Aku lupa memasukkan buku-buku sebelum doa pulang tadi. Aku akhirnya bergegas keluar kelas, dan dikejutkan dengan Arion yang tiba-tiba saja berada di depanku. Tanpa basa basi, dia berkata, “Dhis, aku mau ngomong sesuatu sama kamu”. Aku yang penasaran pun langsung tanya ke dia, “Iya tadi kamu mau ngomong apa? Kayaknya penting banget.” Aku tak tahu dia tiba-tiba seperti gugup setelah aku melontarkan pertanyaan itu. “Aku menyukaimu” ujar Arion dengan cepat. “… k-kamu menyukaiku? Sejak kapan??” aku tanya demikian dengan sama gugupnya. Dia pun menjawab, “Ntahlah, sejak pertama kali melihatmu, aku merasa kamu berbeda dengan gadis-gadis lainnya, dan itu membuat jantungku seakan berdebar-debar walaupun hanya dengan melihatmu saja.” Sejenak aku terdiam kaku mendengar penuturan Arion.
“Sebenarnya aku juga menyukaimu, tetapi…”, ingin sekali rasanya aku mengutarakan kepada dia perihal perasaanku yang sebenarnya, namun entah mengapa bibirku terkunci rapat seolah menghentikanku untuk tidak berbicara padanya. Setelah itu kami diam untuk beberapa saat dengan aku yang tidak tahu harus berkata apa, demi memecah keheningan diantara kita, dia berujar lagi, “Aku cuma mau bilang itu kok, maaf ya jadi canggung gini malahan”. Aku hanya terdiam karena masih syok dengan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Aku tak tahu itu Arion menembakku atau bagaimana?. Akhirnya kami pun pulang dengan Arion yang mengantarku ke rumahku.
Semenjak kejadian itu, kami berdua rasanya seperti canggung untuk sekedar berbicara saja agak berbeda dari sebelum-sebelumnya. Aku baru menyadari bahwa aku menyukai dia bukan hanya sekedar rasa suka saja, tapi benar-benar memiliki rasa sayang melebihi teman. Namun, selang beberapa hari semenjak aku baru menyadari kalau aku memiliki perasaan yang lebih pada Arion, muncul orang baru yang merusak hubungan antara aku dan Arion, yaitu Evelynn.
Jadi, ceritanya bermula ketika sekolahku SMA Purnama dikejutkan dengan adanya berita kedatangan murid baru, yaitu siswi perempuan berparas cantik, memiliki postur tinggi bak seorang model yang bernama Evelynn Aleyysa Chariesta. Dan rupanya dia pindahan Sekolah di luar negeri. Dia merupakan seorang blasteran Australia, karena Ayahnya berkebangsaan Australia, sedangkan Ibumya berasal dari Indonesia. Walaupun namanya rrlihat barat sekali, dia beragama Islam.
Pada pukul 07.30 sebelum memulai pelajaran, aku dengan teman-teman ku yang sedang asyik bercerita dan bercanda guraux tiba-tiba ada guru ku Bu Sri, beliau guru mata pelajaran Kimia masuk ke kelas bersama seorang perempuan, aku menebak kalau siswi itu siswi baru yang dimaksud tadi. Bu Sri memasuki ruang kelas ku, kelas 10, seraya mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum Wr. Wb, selamat pagi semuanyaa”, lalu dijawab oleh semua siswa di kelasku, “Wa’alaikumussalam Wr. Wb, Selamat Pagi, Bu”. “Kali ini Ibu masuk tidak sendiri, ada perempuan cantik di sebelah Ibu, langsung perkenalkan aja” ucap Bu Sri. “Assalamu’alaikum Wr. Wb, perkenalkan nama saya Evelynn Aleyysa Chariesta, pindahan dari Sekolah Alexander, Australia. Semoga bisa berteman baik dengan kalian semua”. Ujar siswi baru itu, Evelynn.
Aku yang sedang fokus membaca buku dikejutkan dengan Ana yang menggoyangkan lenganku dan berkata, “Dhis, coba lihat deh, itu ada murid baru. Tapi kok keliatannya songong banget ya”. Aku yang fokusnya teralihkan pun sontak menjawab ucapan Ana, “Husstt, kamu nggak boleh gitu, jangan langsung men-judge orang, nggak baik Na”. Ana yang sepertinya kurang setuju dengan perkataanku pun menjawab, “Iya bener, tapi maksud aku kelihatan loh, dari cara dia ngomong, penampilannya yang wahh, pastinya anak orang kaya, wajahnya juga antagonis banget ckck”. Bu Sri berkata, “Oke, Evelynn kamu duduk sebelahnya Angel ya. Evelynn menjawab, “Baik, Bu”. Setelah itu baru mulai masuk ke pelajaran. Perlu diketahui, sedari tadi Evelynn menatap ke arah Aksa dengan tatapan yang sulit diartikan, aku bisa mengartikan arti tatapannya itu sebagai rasa suka.
Ditengah-tengah Bu Sri menjelaskan materi, aku ingin pergi ke toilet untuk buang air kecil. Lalu aku pun izin ke Bu Sri, dan mengajak temanku Ana untuk menemaniku.
Selang 10 menit setelah aku ke toilet, aku dan temanku mulai masuk kembali ke dalam kelas. Baru saja aku duduk, diikuti dengan Ana. Tiba-tiba aku diberitahu oleh temanku satunya yang bernama Yulia, “Gendhis, aku mau bilang sama kamu, tapi kamu jangan berpikiran yang buruk dulu ya”. Sontak aku yang mendengar penuturan Yulia pun terheran-heran, langsung aku tanya ke dia, “Iyaa, memangnya ada apa?”. Yulia pun langsung berkata seperti ini, “Tadi waktu kamu ke toilet, aku lihat Evelynn duduk di sebelahnya Arion dan ngobrol berdua sambil tertawa, sampai-sampai si Rendi yang duduk sebelahan Arion”. Aku langsung kaget mendengarnya. Aku langsung bilang pada Yulia, “Ya itu kan hak nya Arion mau duduk dimana sama siapa”. Yulia pun langsung menjawab, “Ih emang kamu nggak cemburu apa? aku yang temenmu aja lihat mereka berdua langsung akrab panas loh hatiku.” Aku yang ditanya seperti itu tentu saja merasakan hal yang sama dengan Yulia, namun aku bisa apa? Aku pun tidak tahu Arion benar-benar menyukaiku atau hanya bersikap baik saja layaknya pada orang-orang, itu ucapku dalam hati. Aku hanya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Yulia dengan senyuman saja dan menggelengkan kepalaku.
Aku tidak tahu kalau dan Evelynn ternyata semakin dekat, entah sejak kapan Arion yang tadinya selalu mengajakku berangkat dan pulang bersama atau menjahiliku sesuai dengan kebiasaan dia. Arion telah berubah, tidak ada lagi perlakuan manis lagi, dia sekarang terlihat cuek, bahkan sekarang kita tidak pernah berbicara sepatah kata pun. Dia seolah menjauhiku, aku pun dibuat bingung oleh sikapnya. Ingin bertanya langsung padanya, namun aku tidak punya keberanian untuk mengajak dia berbicara berdua denganku.
Sekitar 4 hari semenjak aku dan Arion berjauhan, aku mendengar kabar dari temanku yang Ana, bahwa Arion dan Evelynn ternyata berpacaran. Aku pun dibuat syok dengan kabar dari Ana. Dalam hatiku muncul berbagai pertanyaan, “Nggak nggak, nggak mungkin. Secepat itukah?”, “Selama ini dia bersikap manis dan menyatakan perasaannya padaku itu apa? Hanya main-main saja kah?”. Dan lebih parahnya lagi, Ana memberitahuku bahwa aku difitnah oleh Evelynn, aku tidak sebaik itu, aku difitnah, selama ini kalau aku telah memanfaatkan Arion, dan aku telah menjelek-jelekkan Evelynn. Padahal, aku sama sekali tidak dekat dengannya, aku juga tidak suka ikut campur urusan orang lain. Mengapa dia memfitnahku seperti itu?. Jahat sekali. Aku pun juga tidak tahu mengapa Arion sepercaya itu pada Evelynn, padahal kenal saja juga belum lama. Hancur hatiku mendengar kabar itu semua dari Ana.
Kurang dari dua minggu semenjak kabar itu, aku dikejutkan dengan Evelynn yang keluar dari sekolah, aku tak tahu alasannya apa. Selang beberapa hari setelahnya, Arion sering sekali tidak masuk sekolah, setiap aku tanya melalui pesan sms tidak pernah dapat balasan. Hingga tak terasa dia sebulan tidak masuk sekolah dengan tanpa keterangan. Di hari Kamis, aku mendapat kabar yang sangat-sangat membuatku kaget, kabar kalau Arion keluar dari sekolah. Sama seperti Evelynn, aku tidak tahu alasannya mengapa mereka berdua keluar dari sekolah?.
Sejak kepergian Arion yang telah pindah sekolah, aku seperti tidak bersemangat dalam menjalani hari-hariku. Selalu terbayang-bayang bagaimana dia memperlakukanku, bersikap sangat baik padaku, banyak sekali yang aku rindukan kenangan bersama dia. Aku pun juga sempat sakit hati mengapa Arion tega meninggalkanku dengan tiba-tiba dan Evelynn yang begitu parahnya memfitnahku hingga membuat Arion percaya begitu saja pada dia.
Dari kisahku ini, aku jadi percaya dengan kalimat “people come and go”. Ada saatnya dia akan pergi meninggalkanmu tidak peduli bagaimana dia yang dulunya begitu menyayangimu. Aku juga belajar memahami bahwa kita harus menyayangi seseorang sesuai porsinya, jangan berlebihan, dan ikhlaskan mereka yang pergi dan maafkan mereka yang menyakitimu. Memang, memaafkan itu hal yang mudah dilakukan, tetapi yang paling sulit adalah melupakan. Jangan berusaha untuk melupakan, kita harus bisa mengikhlaskan apa yang terjadi di dalam hidup kita. Namanya juga hidup, tak selalu tentang bahagia saja bukan?. Itulah mengapa kita perlu berhati-hati dalam menaruh hati. Jangan menaruh harapan yang lebih pada seseorang. Manusia itu sumber kecewa, jadi, sebaik-baiknya kita menaruh harapan hanya pada Allah SWT.
Cerpen Karangan: Khoirunnisawardhani Zulaiha Blog / Facebook: KhoirunnisaNisa