Hei Mr. Sunshine apa kabar denganmu? Sepertinya sudah lama ya, semenjak aku bertanya tentang kepastian dari cerita cinta kita 2 bulan yang lalu di warung baso mas langganan kita di alun alun Kota Tua Muaro 4 sungai. Ingin rasanya menyapa dan bertukar cerita lagi dengan menyeduh pop ice minuman favorit kita di meja sudut ruangan itu, tapi aku bisa apa? Semua tampak asing sekarang, bak dua orang yang tak pernah kenal.
Asal kamu tahu masih teringat jelas bagaimana suasana tiap malam, tiap jam bahkan tiap detik yang kita lalui bersama dikala itu, disaat kamu menunggu diatas motor didepan pintu ruangan tempat kita bercerita sampai larut malam sembari kau melemparkan senyuman manis khas dirimu dengan canggung, baju yang seadanya dan tak lupa sweater putihmu dan motor kesayanganmu itu, yang sering kamu banggakan dan menjadi saksi bisu setiap perjalananmu itu. Ah melihatmu dari kejauhan saja, aku mendadak ada kelegaan yang aku rasakan, kembali berbunga-bunga hatiku, berbinar-binar jiwaku, terasa terang kembali dunia yang tlah lama hampa dan gelap ini.
Hei Mr. Sunshine masih ingatkah kau apa obrolan kita saat itu? Yaa, diatas motor melaju di antara motor dan mobil yang seringkali masuk lobang jalanan yang rusak itu, membicarakan hal-hal lucu yang kamu lakukan, tentang setiap perjalanan hidupmu, tentang game favorit kita, dan kekonyolan apa yang kamu buat ketika kuliah S1. Hal yang sebenarnya tidak penting bagiku namun menjadi penting ketika kau ceritakan.
Ahh, aku lupa hal terpenting dalam hidupmu yang tak pernah kamu ceritakan padaku, yaa, benar tentang dia yang tak pernah mampu kau lepaskan, tentang dia yang ada dalam setiap perjalananmu, tentang dia yang kau impikan menjadi pendampingmu itu. Namun, seakan-akan kau membuatku menjadi pilihanmu, dan membuat aku seakan-akan menjadi menjadi prioritasmu.
Ahh kenapa ya waktu begitu singkat?. Kalau saja aku bisa mengulur waktu, aku masih ingin mendengarkan barisan kalimat yang akan kau ucapkan, deretan cerita yang bakal menjadi kisah dan menghangat suasana diantara kita dan pop ice di sudut meja itu.. kau tau tidak!! Tanpa aku sadari ternyata ini tuh kenangan termanis sekaligus terpahit yang pernah aku dapatkan. Iyaa, karna tanpa aku sadari aku menumpang harap akan kau, tanpa aku sadari kau milik seorang perempuan yang kau jadikan ratu di kerajaan cintamu, dan aku juga kau jadikan ratu di kerajaan pelarian kebosananmu.
Kau tau sejak saat itu aku menyukai alun-alun Kota Tua 4 Muara Sungai, bukan karena tempatnya, bukan karena suasananya, namun karena kenangan yang kau ukir di tempat terindah disisi hatiku ini loh, tiap kali aku melintas di jalanan Kota Tua 4 Muara Sungai ini selalu berhasil memutar kembali setiap memori ingatanku tentang kenangan yang kita ukir dikala itu. Kau tau, kenangan yang telah kau ukir dengan permanen itu memiliki tempat tersendiri di hati ini.
Begitu kuat kan aku dalam mengingat semua tentangmu? semua hal-hal kecil yang kita lakukan? Bahkan setelah beberapa waktu ini masih kuingat dengan rapi semua kisah kita, ada satu hal lagi ketika ada juniormu, abang dan kakakmu menjodohkan jodohkan aku denganmu, tapi kau pura-pura tidak paham, kau mengalihkan semua pembicaraan dan bodohnya aku, kenapa aku masih saja melakukan hal yang sama lagi, menumpangkan harap kepadamu, menaruh semua rasa cintaku padamu.
Tapi, itu dulu sebelum kau menjadi sosok yang sekarang, yang membuat aku berpikir berulang kali, dan mencoba menerima keadaan. Iyaa, tentu sedih banget, bahkan duniaku hancur, dan bahkan di WhattAps chat saja kau tak ingin mampir ngasih say hay dan nanya kabar saja. Beberapa salam yang coba kukirimkan di WhattAps chat tak pernah kau balas, sindiran di story WhattApsku hanya kau Iqro’ (baca) saja.
Kau tau tidak? Meski sikapmu yang seperti ini, namun setiap memori tentang kita tak pernah kuhapus, WhattAps chat, Screeshoot Sleepcall kita tiap malam, boneka beruang yang kau belikan itu masih tersimpan rapi di hp dan kamarku, dan juga disetiap memori ingatanku. Karena tak pernah ada penjelasan darimu yang jelas. Tiap kali aku tanya hubungan kau dengan dia, setiap itu juga kau membuat aku yakin bahwa aku adalah satu satunya ratu di kerajaan cintamu, lalu Tiap kali aku tanya kapan akan kau datangi orangtuaku, setiap itu juga kau mampu mengalihkan semuanya. Heii Mr. Shunsine berikanlah aku satu alasan yang pasti agar aku tak tumpangkan harap dan berikan seluruh rasa cintaku kepadamu lagi, biar aku bisa melangkah dengan orang baru.
Jujur, aku lelah dengan semua hal yang telah kau ukir ini, aku lelah dengan bayang-bayang tentang harapan yang kau berikan kepadanku.
Aku ingin, menjadi seperti perahu yang melaju cepat ke seberang sehingganya aku mendapatkan ketenangan dalam jiwa, kepastian dari laki-laki yang aku impikan itu. Tidak seperti aku yang sekarang, melangkah yang tak tau berlabuh di pelabuhan mana, entah di muara sungai, entah di tepian, atau dipaksa melabuh di bebatuan besar itu. Harusnya aku sadar, kita tidak pernah boleh menaiki perahu yang sama untuk menuju pelabuhan itu.
Hei Mr. Shunsine aku hanya minta satu saja, aku kau anggap apa? Kau milih meminang aku atau dia? Tolong kasih aku satu alasan dan jawaban saja sehingganya aku tau akan berhenti di titik ini atau akan tetap lanjut memperjuangkan ini. Jika memang aku harus berhenti, aku hanya ingin berpesan, jadikanlah dia yang kau pilih itu menjadi satu-satunya ratu di kerajaan cintamu, jangan pernah mencari ratu dikala kau merasa bosan terhadap ratumu itu. Dan semoga kau bahagia di setiap langkah diperjalanan kisah cintamu meskipun aku masih ingin singgah lalu menerap di istana kerajaan cintamu dan masih menumpangkan harap kepadamu.
Cerpen Karangan: Gusri A.Wd Facebook: @gusri ayu Nama: Gusri A.Wd Status: Mahasiswa
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 Mei 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com