Fatamorgana adalah sebuah khayalan yang tak pernah terjadi Semua orang pernah mengalami fatamorgana Walaupun kita tak pernah tahu bahwa kita pernah mengalaminya
Fatamorgana adalah hal paling kita inginkan Semua orang pernah memiliki hal yang sangat diinginkan Walaupun kita tahu bahwa kita tak pernah mendapatkan keinginan kita
Contoh fatamorgana Jika kita berjalan di sebuah padangpasir Kita melihat sebuah oasis atau air Kita akan belari ke oasis atau air tersebut Tapi— — bukankah itu hanya sebuah fatamorgana
Contoh fatamorgana Jika kita menyukai seseorang Kita melihat bahwa tanda dia menyukai kita Kita akan langsung menyatakan cinta kita pada orang tersebut Tapi sekali lagi kita berpikir— — bukankah itu hanya sebuah fatamorgana
“iis siapa kau sukai?” temanku
Lalu pikiranku melayang aku mulai mengingat semua yang terjadi. Ketika temanku menanyakan hal itu. Aku mulai mengingat kenangan seperti mimpi. Tapi itu benar benar nyata karena aku menulisnya dalam sebuah buku tulis isi 40. Aku mulai mengingat tentang buku merek sinar dunia bewarna hijau pucat. Buku yang benar benar mengkisahkan tentang dia
“iis” panggil temanku mengetuk pintu rumahku. Ibuku menjawab “dia sudah pergi dengan sepeda. Katanya mau bertemu sama temannya”. “ke mana sih anak itu, padahal hari ini minggu” jawab kesal temanku. Waktu kecil aku bermain dengan temanku. Setiap hari minggu kami selalu melakukan perjalanan dengan sepeda. Tapi itu berubah ketika aku kelas 4 SD.
“Susah” seruku dengan mengayuh sepedaku di jalan yang bisa dikatakan membutuhkan tenaga penuh. aku tak pernah mempunyai teman perempuan. Walaupun di SD ada anak perempuan. Aku hanya bertanya kepada mereka karena satu kelompok dan untuk urusan lainnya. Sejak kecil aku mengira bahwa perempuan sama seperti laki laki yang bedanya terletak pada rambutnya. Kebanyakan perempuan punya rambut panjang dan memakai jilbab. Mereka kebanyakan memakai rok. aku tak pernah sedikit pun berpikir tentang menyukai orang lain. membuatku biasa berbicara dengan perempuan karena aku memiliki kakak perempuan. Lalu setelah bersusah payah, Aku melihat rumah putih dan besar. Rumah putih itu adalah rumah sakit
Aku mengetuk pintu. Dan lalu melangkah masuk kamar. Suara perempuan yang sepertinya terganggu olehku “Apa itu anda dokter?”. Aku melihat perempuan berambut pirang yang menutup matanya karena dia sepertinya malas bangun dari tidurnya. dari wajahnya dia tahu ada yang aneh.
Aku belum pernah melihat anak asing selain di TV. Rambut mereka benar benar pirang. Jika kalian bicara dengan perempuan ini. Bersiap siaplah kalian terbata bata mengucapkan kata. ucapanya benar benar seperti orang Indonesia asli. Aku sehari harinya berbicara bahasa daerah. mungkin bahasa indonesiaku tidak seperti yang diharapkan. dia sering berkata anda dari pada kamu dan saya dari aku. Terkadang dia mengunakan bahasa inggris yang benar benar tak kumengerti. Dan bersiap siap kalian tercengang dengan kepintaranya.
“ternyata anda, iis” jawabnya tetap menutup mata dan membalikan tubuhnya mengarah padaku. aku hanya mengangguk kepala. dia melanjutkan perkataannya “saya meminta para perawat dan dokter untuk mengetuk pintu tiga kali. Tapi anda iis hanya mengetuk pintu sekali. Jadi saya bisa langsung tahu kalau itu anda, iis”. sepertinya dia mulai berpikir dan masih tak ingin membuka matanya karena malas. “iis, anda gemuk dan hitam” katanya. aku langsung menyangkalnya “aku memang gemuk tapi gak terlalu hitam”. “seperti yang kupikirkan bahwa manusia itu lebih suka menyangkal dari pada menceritakan sesuatu” katanya dengan nada yang penuh keanehan.
Sebelum kalian membaca lebih lanjutnya. Aku ingin memberitahu kalian ciri cirinya. Dia perempuan dengan rambut pirang serta ikal. Dia memiliki tubuh yang ramping tapi tidak tinggi. Wajahnya tidak terlalu bulat dengan kulit putih pucat. Dia sering melakukan sindiran yang sangat halus tapi agak menyakitkan Dan dia memiliki warna mata yang sangat berbeda dengan kita. Waktu kecil aku berpikir bahwa warna matanya biru tapi matanya berwarna putih. Kalian pasti tahu maksudku. Karena dia buta. Dan perempuan itu bernama.
“Anatasia” seruku padanya sambil menolongnya duduk di kursi roda. “apa?” jawab anatasia. “apa yang akan kita lakukan” tanyaku. lalu dia menjawab dengan nada keras kepala “kita tak akan bermain yang seperti anda bayangkan?”. “sebelum itu bisakah kau anatasia mengubah kata anda menjadi kamu atau kau. Dan aku menjadi saya” kataku sambil mendorong kursi rodamu. “baiklah jika itu maumu” anatasia menjawab dengan bahasa yang aku mengerti. Lalu ia melanjutkan katanya “kita akan belajar hari ini”. “apa belajar?” aku tercengang
Seperti itulah dituliskan dalam buku itu dalam minggu 1. Dalam buku itu menulis setiap minggu aku bertemu dengan dia. walaupun di dalam buku itu tidak diceritakan bagaimana aku bertemu dengan anatasia. Tapi aku mengingatnya.
“iis siapa kau sukai?” temanku “aku tidak akan sebutkan kepada orang lain” temanku menyakinkanku Aku tak habis pikir mengapa orang selalu ingin tahu siapa yang disukainya. “sebutkan nama perempuan yang kau ketahui. Aku akan bilang iya jika dia memang kusuka” aku. Lalu aku hanya bilang tidak. Temanku selalu menyebutkan perempuan yang memiliki penampilan yang menarik.
Aku bertanya ketemanku. Seperti “cerpen itu berapa halaman?”, kadang mereka menjawab “kalau ceritanya panjang itu namanya bukan cerpen tapi cerpan”. Jadi karena aku tidak tahu seberapa batas halamanya. Jadi aku hanya membuat tiga halaman ini. Aku telah berulang kali menulis dengan buku itu. Kadang kadang aku mencari bagian penting saja dan menulisnya secara singkat. Tapi benar benar sebuah cerita tentang anatasia, hanyalah minggu minggu yang kulewati denganya.
Setelah selesai dengan cerpen ini. Aku menemuinya, sekarang aku berjalan menujunya dan seperti biasanya. Dia benar benar tak melihatku, aku duduk mendekat padanya, lalu membacakan doa untuknya
Kalian sepertinya tahu Apa yang sebenarnya terjadi. Dan Kalian sepertinya bisa mengetahui apa fatamorganaku. Sebelum ini berakhir, bolekah aku bertanya. Kalian boleh menjawabnya atau hanya diam. Itu adalah pilihan kalian. Yang ingin kutanyakan adalah
“seperti apakah fatamorgana kalian?”
Cerpen Karangan: Arief Malik Blog / Facebook: Ariev Malik Ingin Menuangkan Semua Aneka Rasa dari Benak Penulis dalam bentuk Cepen