Seorang gadis yang terjebak cinta pada teman semasa kecilnya, kita sebut saja Elerin namanya. Elerin adalah tipe anak yang sulit mengungkapkan isi hatinya. Mari kita lihat bagaimana kisah percintaannya.
Bisa dikatakan Elerin mendapat kisah percintaan yang sedikit buruk. Pada saat SMP ia menyukai lelaki yang bisa dibilang lebih manis daripada anak anak sesekolahnya. Ya itu hanya di mata Elerin saja tentunya, Elerin tidak pernah menceritakan tentang isi hatinya sama sekalipun. Ia hanya diam dan menyimpannya tanpa perlu orang lain ketahui.
Elerin memiliki teman, Belsya namanya. Belsya gadis yang periang dan mudah mencurahkan isi hatinya. Saat istirahat sekolah Belsya bercerita kepada Elerin bahwa dia menyukai seorang laki laki yang ada di sekolah. Elerin terkejut saat mendengar Belsya bercerita, ternyata laki laki yang disukai Belsya adalah teman masa kecil Elerin atau lebih tepatnya lelaki yang Elerin sukai. Namun, Elerin tidak menganggap itu sebagai masalah dan merespon Belsya dengan baik.
Hari demi hari Belsya terus bercerita kepada Elerin tentang Mizan lelaki yang disukai dua gadis tersebut. Elerin pun terus merespon baik saat Belsya bercerita, walaupun ia merasa sedikit sedih. Bahkan, saat hari valentine pun Mizan dan Belsya terus bertukar coklat selama 3 tahun. Elerin hanya tersenyum bahkan menggoda mereka berdua sesekali.
Dalam isi hati Elerin, ia ingin sekali bertukar coklat dengan Mizan hanya saja ia malu dan takut untuk melakukannya. Bisa kita ulangi bahwa Mizan adalah teman masa kecil Elerin dan lelaki yang disukai Elerin. Mizan selalu bercerita bagaimana sikap Belsya terhadapnya kepada Elerin. Lagi lagi Elerin merespon dengan baik. Kisah percintaan Belsya dan Mizan hanya berlangsung hingga lulus SMP. Belsya dan Mizan sudah berbeda sekolah. Elerin tidak bisa menghentikan rasa senang dihatinya saat mengetahui bahwa ia diterima satu sekolah dengan Mizan. Ya, mereka sekolah di SMA yang sama.
Ada rasa senang tersendiri dihati Elerin saat mengetahui Belsya dan Mizan sudah berbeda sekolah. Artinya ia bisa dengan bebas bersama Mizan. Ia mencoba untuk lebih dekat lagi dengan Mizan. Usahanya tidak gagal, hubungan pertemanannya dengan Mizan semakin dekat. Ia juga mendengar dari teman SMA bahwa Mizan juga menyukainya. Disaat itulah Elerin tidak bisa jauh dari Mizan walaupun hanya sehari saja. Sedikit berlebihan tetapi itulah faktanya.
Disuatu hari Elerin sangat terkejut saat mengetahui Mizan pulang sekolah bersama seorang perempuan. Elerin bertanya kepada temannya. “sejak kapan mereka seperti itu?”, ujar Elerin. “beberapa minggu yang lalu”, jawab teman Elerin. Mengetahui hal itupun Elerin hanya bisa tersenyum kecil. Untuk kedua kalinya ia kalah cepat dengan seseorang.
Hubungannya dengan Mizan memang tidak renggang, hanya saja Elerin merasa bahwa ia tidak boleh terlalu dekat dengan Mizan mengetahui jika Mizan sudah dimiliki seseorang. Mizan tidak bercerita apapun kepada Elerin tentang pacarnya. Ya, ternyata Mizan berpacaran dengan perempuan yang diboncengnya saat itu.
Sampai hari itu juga, Elerin hanya menyimpan perasaannya dalam hati. Ia menerima dengan hati yang sedikit sedih tetapi juga sedikit senang. Ia tidak menganggap hal tersebut menjadi masalah yang besar, karna baginya jika Mizan berpacaran dengan perempuan lain itu sudah menjadi hak Mizan.
Mizan tetap sering bermain dengan Elerin mengingat mereka adalah teman kecil. Pada suatu hari Mizan berkata pada Elerin. “aku mau pindah keluar kota er”, ujar Mizan. “loh? ada apa?”, tanya Elerin dengan wajah bingung “tidak ada apa apa, mamaku dan aku ingin lebih dekat dengan keluarga yang ada disana”, jawab Mizan. Seketika Elerin memasang raut wajah yang sedih. Mizan yang menyadari hal itupun seketika mengusap bahu Elerin dengan tersenyum. Elerin sedih amat sangat sedih karena perasannya belum tersampaikan dan juga harus berpisah dengan teman semasa kecilnya.
Sampai dimana hari perpisahan tiba untuk keduanya. Mereka saling bertukar barang sebagai kenang kenangan dan penawar rasa rindu. Mereka tetap dekat meskipun sudah berbeda kota.
Cerpen Karangan: Kherin Fardhana