Di dalam mobil, Bilqis hanya asik memakan coklat dari Kelvin. Kelvin pun suka dengan ekspresi wajah Bilqis saat memakan makanan kesukaannya itu “Suka banget coklat ya?” tanya Kelvin “Banget, banget, banget vin. Makasih ya.” Jawab Bilqis dengan senyum manis diwajahnya “Iya bil, eh sebentar..” memegang tepi bibir Bilqis yang belepotan coklat. Bilqis sangatlah gugup saat Kelvin menghapus coklat yang ada di tepi bibirnya. “Sorry ya, tadi cuma ada coklat di tepi bibir lo.” “Ee… Iya vin gak apa. Makasih ya.” Ujar Bilqis gugup “Sekarang kita udah sampe di tempat yang gue maksud.” Sahut Kelvin menghentikan laju mobilnya “Ini tempat apa vin? Ini kan cuma danau biasa ngapain kita kesini?” tanya Bilqis bingung saat mengetahui bahwa Kelvin mengajaknya kesebuah danau. “Udah lo pasti bakal tenang di sini.” “Seriously?” Kelvin mengangguk, “Sekarang kita keluar, dan duduk di tepi danau itu. Kita tenangin diri.” “Ok, keluar yuk.”
Mereka duduk di tepi danau tanpa beralaskan apapun. Beberapa lama kemudian Kelvin melihat Bilqis menangis. “Bil, kenapa lo nangis?” “Vin, gue lagi bingung.” “Bingung kenapa?” “Gue pengen banget ada di samping temen yang selalu ada buat gue. Soalnya temen-temen gue yang lainnya gak tau kenapa ninggalin gue. Sejak mereka punya temen baru. Dan gue gak ada teman akrab di kampus vin. Ada cuma temen yang sekedar lewat doang.” menyandarkan kepalanya di bahu Kelvin. “Gue mau kok jadi temen lo.” Sahut Kelvin menatap Bilqis Bilqis mengangkat kepalanya dan membalas menatap Kelvin., “Serius lo vin?” “Iya.. Janji.” mengulurkan jari kelingkingnya ke Bilqis. “Janji” Bilqis tersenyum. “Pulang yuk. Udah hampir malem nih” ajak Kelvin “Ayo.”
Sampailah mereka dirumah Kelvin. “Bil, makasih ya atas waktunya. Lusa kita jalan ke suatu tempat ya.” Ujar Kelvin “Bukannya lo gak ada jadwal kampus?” “Emangnya gak boleh ya kalo gue ajak lo jalan? Sehabis lo ngampus aja” “Ee… Boleh sih. Ok deh lusa gue samper lo. Assalamu’alaikum” “Ok, wa’alaikum salam. hati-hati bil.”
Dua hari berikutnya Bilqis datang kerumah Kelvin. “Permisi… Kelvinnya ada pak?” bertanya ke satpam rumah Kelvin. “Ada de Bilqis. Sebentar ya saya panggilkan dulu.” “Oh iya pak.”
Kelvin ke luar dari rumahnya, “Eh Bilqis kenapa gak masuk ke dalem sih?” “Gak apa kok vin. Ayo udah cepet kita jalan.” Menarik tangan Kelvin
“Kita mau ke mana vin?” tanya Bilqis karena Kelvin tidak pernah memberitahu tempat yang akan mereka kunjungi “Gue mau ngajak lo ke studio musik.” Jawab Kelvin yang sedang serius menyetir mobil sesekali menatap ke arah Bilqis “Ngapain kesana? Tempat lain dong.” “Gue mau nyanyi buat lo.” Ledek Kelvin “Kalo nyanyi doang mah di tempat karaoke juga bisa kali. Lagian sok bersuara emas sih lo.” “Gak ah gak seru, kalo di tempat karaoke cuma nyanyi pake mic, kalo di studio musik kan gue bisa main alat musik kesukaan gue.” “Alat musik apa yang lo suka?” tanya Bilqis “Gue suka gitar. Nah udah sampe nih” mereka telah sampai ditempat tujuan
Di dalam studio, Kelvin menyanyikan lagu Ari Lasso yang berjudul Hampa. “Suara lo bagus juga. Kenapa lo nyanyiin lagu itu buat gue?” tanya Bilqis yang sedang merekam Kelvin bernyanyi “Yah karena bagi gue, hari-hari gue saat ini lebih berwarna semenjak ada lo. Dan gue pasti ngerasa hampa banget kalo gak ada lo bil.” ujar Kelvin Bilqis tersenyum dan mereka saling menatap, “Sekarang gue juga punya lagu buat lo. Tapi lo yang main gitar ya.” “Iya, kita bikin video ya.” “Iya. Udah dari tadi kali” sahut Bilqis dengan nada ketus disertai senyum “Nyanyi apa.” Tanya Kelvin “Gue mau nyanyi lagu d’masiv yang judulnya merindukanmu.” “Kenapa nyanyi lagu itu? Yang lain apa. Kan gue masih ada di dunia bil” rengek Kelvin “Itu lagu kesukaan gue vin. Emangnya harus nunggu lo mati dulu baru gue nyanyi lagu itu. Ayo cepet mainin gitarnya.” Sahut Bilqis sambil memegang mic Memainkan gitar, mereka pun menyanyi saling berhadapan. “Selama aku.. Masih bisa bernafas, masih sanggup berjalan, ku kan slalu memujamu.. Meski ku tak tau lagi.. Engkau ada dimana, dengarkan aku… Ku merindukanmu..” Bilqis menyanyikan dengan sangat lembut. “Bil, jangan pernah pergi ya dari hidup gue.” Menggenggam tangan Bilqis “Semoga aja kayak gitu vin.”
Lima hari berikutnya Kelvin mengajak Bilqis untuk jalan-jalan lagi bersamanya. “Bil, kita bisa jalan hari ini?” tanya Kelvin saat menelepon Bilqis “Jalan? ke mana vin? Kan sekarang kampus lagi libur. Gue juga lagi ada di mall.” “Plisss… Gue mau ngajak lo jalan. Soalnya hari ini gue lagi ultah.” Dengan nada penuh harap “Hah serius lo? Kenapa gak bilang gue? ya udah tar gue jemput lo dah.” “Gak usah, pake mobil gue aja kali ini.” “Gak usah vin, pake mobil gue aja. Lagian ini kan gue lagi keluar juga, tanggung mobil gue udah bawa. Jadi lo tunggu di rumah aja ya. Assalamu’alaikum.” menutup telepon. “Wa’alaikum salam Bilqis…”
Setelah Bilqis menutup telephonnya, Bilqis langsung berfikir mau memberikan kado apa untuk Kelvin. “Oh my god, Kelvin ultah hari ini. Gue mau beli kado apa ya?” Tiba-tiba Bilqis ingat sesuatu. “Gue suka gitar.” Bilqis terbayang suara Kelvin waktu mereka pergi ke studio musik. “Oh iya gitar! Kelvin suka gitar! Gue harus beli gitar buat dia. Semoga aja dia suka.”
Sesampainya di toko gitar, Bilqis membelinya satu gitar dan meminta karyawannya untuk memasangkan nama Kelvin & Bilqis di gitar tersebut. “Makasih ya mas.” ucap Bilqis pada karyawan toko.
Bilqis sudah sampai di rumah Kelvin. Bilqis masuk ke dalam untuk bertemu Mamanya Kelvin. “Assalamu’alaikum tante, apa kabar?” tanya Bilqis pada Mamanya Kelvin. “Wa’alaikum salam. Eh ada Bilqis. Dari kapan kesini say?” ucap bu Dewi yang muncul dari arah dapur “Baru kok tan. Oh ya tan, Kelvin bener lagi ultah hari ini?” “Iya bener. Ohhh pasti mau jalan ya?” meledek Bilqis “Hehe… Iya tan, Kelvin ngajak jalan.” “Iya deh gak apa. Oh ya tante boleh minta no hp kamu dan Mama kamu?” “Oh iya tan boleh.” memberi no telepon ke Mamanya Kelvin. “Hei bil, ayo kita jalan.” ucap Kelvin secara mengagetkan. “Iya vin, tan saya pamit dulu ya.” Mencium tangan bu Dewi “Iya, hati-hati ya sayang. Vin, jaga Bilqis ya.” “Pasti ma, Kelvin pergi dulu ma. Assalamu’alaikum” mencium tangan dan pipi mamanya “Wa’alaikum salam.”
Seperti biasa, Kelvin tidak pernah memberitahu tujuan ke mana mereka akan pergi, “Vin, kita mau ke mana?” tanya Bilqis saat keluar dari rumah Kelvin “Mau ke… Taman bunga.” Jawab Kelvin dengan dengan gembira dan langsung masuk ke dalam mobil. Bilqis masuk kedalam mobil, “Ngapain? Oh ya sebentar, ada yang mau gue kasih ke lo. Sebentar gue tutup dulu mata lo.” menutup mata Kelvin dengan penutup mata. Saat itu Kelvin merasa sangat bahagia. “Sebentar ya vin, jangan ke mana-mana dulu. Gue mau ambil sesuatu di bagasi.” Ujar Bilqis keluar dari dalam mobilnya “Eh bener kan lu gak ninggalin gue?” tanya Kelvin cemas “Beneran. Ngapain coba gue ninggalin lu. Ini kan mobil gue.” “ya udah iya, cepet ya.”
Bilqis mengambil gitar yang tadi dibelinya. “Bil, cepet dong.” Sahut Kelvin yang sudah tidak sabar ingin melihat apa yang ingin diberikan oleh Bilqis Bilqis masuk mobil, “Iya bawel, sekarang lo bisa buka penutup mata lo. Dan kalo udah hitungan ke tiga lo baru boleh buka mata lo. Ngerti?” “Iya, gue buka dulu ya nih penutup matanya.” “Iya, tapi merem dulu jangan langsung buka mata.” “Bawel dah ah.” Membuka penutup mata Bilqis menghitung dengan lambat, “Satu, dua, tiga.. sekarang boleh buka mata.” Kelvin membuka matanya. Dan Kelvin sangat terkejut melihat hadiah yang diberi oleh Bilqis, “Bil, thank you..” memeluk Bilqis dan meneteskan air mata. Bilqis tampak bahagia saat di peluk Kelvin, “Sama-sama vin, semoga lo suka sama hadiah gue. Jaga baik-baik ya gitar ini. Di gitar ini udah ada nama gue dan nama lo. Semoga kita akan selalu bersama vin.” Membalas pelukan Kelvin Melepaskan pelukan ya, “Iya bil, kita bakal slalu bersama. Sekarang kita jalan ya.” “Iya, hapus tuh air mata. Jagoan nangis.” Kelvin tertawa dan mereka langsung menuju taman bunga.
Sampailah mereka di taman bunga. “Indah-indah ya vin bunganya.” Ujar Bilqis “Iya. Kita duduk dulu yuk di bangku sana.” Menunjuk sebuah bangku yang ada di ujung “Yuk,” “Lo seneng bil?” tanya Kelvin untuk mendapatkan jawaban atas hari ini “Seneng banget. Thanks ya lo selalu bikin gue happy.” mereka saling menatap. “Lo kapan ultah?” tanya Kelvin karena dia tidak ingin melewatkan hari istimewa bagi Bilqis “Satu bulan lagi.” Jawab Bilqis menatap dalam mata Kelvin “Berarti tanggal 27 maret? Beda satu bulan kita?” “Ee..” Bilqis memanggutkan kepala. “Mau gue beliin apa nanti pas ultah lo?” Kelvin “Kok nanya sih, tar gak surprise dong.” Melipat tangannya “Gak papa kali. Lo mau apa?” “Gue cuma mau bunga yangggg… Banyak.” Jawab Bilqis sambil membuka tangannya lebar-lebar dan memejamkan matanya “Kenapa cuma minta bunga?” Bilqis tersenyum, “kenapa ya? Memperindah rumah gue aja nantinya. Tapi harus yang banyak ya.” Menunjuk Kelvin. “ya udah deh iya. Yang banyak pasti buat lo mah.” “Makan yuk vin, laper tau…” pinta Bilqis sambil memegang perutnya “Oh Bilqis laper… ya udah yuk makan.” Berdiri dan merangkul Bilqis Mereka mencari tempat makan.
“Udah kenyang belum?” tanya Kelvin. “Udah… Makasih ya…” Bilqis tersenyum “Yang ada gue yang harus bilang terimakasih sama lo. Udah bikin ultah gue tahun ini spesial banget.” Membalas senyuman Bilqis dan memegang tangan Bilqis “Oh ya, besok gue mau pergi tau.” “Pergi ke mana?” tanya Kelvin dengan perasaan kecewa dan melepas tangan Bilqis. “Gue mau ke Batam kira-kira 24-26 hari.” Jelas Bilqis “Kenapa mendadak sih?” Kelvin sangat kecewa karena akan ditinggal cukup lama oleh Bilqis “Gak mendadak kok. Padahal rencananya udah dari seminggu yang lalu.” Ujar Bilqis sambil menengok ke arah kanan kiri “Kenapa baru bilang ke gue sekarang? Liat gue Bilqis” Menengok ke arah Kelvin, “Yah menurut gue gak ada permasalahan buat lo.” “Ada lah bil. Nanti yang nemenin gue siapa dan yang anter jemput gue siapa?” “Janji deh bakalan kabarin lo setiap hari.” “Janji ya.” “Iya Kelvin.. pulang yuk ahh.” Mereka memutuskan untuk pulang
“Bil, thanks ya gitarnya. Dan hati-hati ya nanti dijalan. Kabarin gue kalo udah sampe batam.” “Yaelah vin, masih besok kok. Gak usah khawatir gitu. ya udah gue pulang dulu ya. Salam buat Mama lo. Assalamu’alaikum” ujar Bilqis melambaikan tangannya dan langsung pergi. “Wa’alaikum salam. Hati-hati bil.” Kelvin merasa akan kesepian beberapa hari kedepan
Sudah 21 hari Bilqis berada di batam. Kelvin merasa kesepian tidak ada dirinya. Dia hanya bisa memainkan gitar yang dikasih oleh Bilqis. Dan memutar video saat dirinya dan Bilqis menyanyi bersama di studio musik. “Hei vin, jangan lupa ya 6 hari lagi ultah gue. Beliin gue bunga yang banyak.” Bilqis mengirim pesan pada Kelvin. “Lo kapan pulang sih? Lama banget tau.” Balasan pesan untuk Bilqis “Kayaknya gak jadi tanggal 24 deh gue pulang. Soalnya masih ada 5 hari lagi gue di sini. Sabar apa. Kangen lu ya sama gue?” ledek Bilqis “Apaan sih lo. kok malah tambah lama sih” “Ya kan gue bilang kalo gak tanggal 24 ya 26. Udah gue mau packing buat nanti pulang.” “Ok, cepet pulang ya bil.”
Keesokan harinya tiba-tiba Bilqis sudah ada di depan pintu kamar Kelvin. Bilqis mengangetkan Kelvin yang sedang mengumpulkan semangatnya untuk meninggalkan tempat tidur. Kelvin melihat ke arah pintu kamarnya yang terbuka, “Astaghfirullah… Bilqis lu ngapain ngageti gue sih?” “Ko marah sih? Gak seneng apa gue pulang lebih awal?” “Seneng lah, seneng banget.” Berjalan ke arah pintu kamarnya dan memeluk Bilqis. “Tapi lo bilang mau pulang 4 hari lagi.” Melepas pelukannya “Iyaa.. gue mau kasih lo surprise aja. Asal peluk-peluk aja sih lo. Mandi sana nanti kita jalan ya.” ujar Bilqis “Jalan ke mana?” tanya Kelvin bingung “Ke kebun binatang.” Bilqis tidak seperti Kelvin yang selalu menyembunyikan ke mana mereka akan pergi “Ngapain mau liat sodara lo?” ledek Kelvin. “Gila lo ya. Udah cepet mandi.” Mendorong Kelvin “Gue tunggu di ruang tamu ya.” Ucap Bilqis
Selesai mandi Kelvin dan Bilqis bergegas untuk pergi. “Jalannya jangan ngebut ya vin.” Ucap Bilqis “Emang kenapa bil?” “Gak papa. Kan lo pernah bilang gak usah ngebut yang penting selamat.” Timpal Bilqis
“Ayo vin keluar. Udah sampe.” Mereka telah sampai di tempat tujuan “Bil, 5 hari lagi lo ultah kan ya?” tanya Kelvin sambil membuka sabuk pengaman “Iya, jangan lupa bunga ya. Ayo keluar.” Membuka pintu mobil “Nanti di hari ultah lo ada yang gue mau omongin.” “Kenapa gak sekarang aja sih? Segala nunggu ultah gue.” “Gak papa kok. Ayo keluar.”
Mereka melihat-lihat binatang sambil berpegangan tangan. “Vin liat tuh, monyetnya lucu ya.” ucap Bilqis sambil menunjuk ke arah monyet yang sedang makan buah pisang. “Mana ada sih monyet lucu.” Kelvin menepisnya “Ih lo mah vin.” Bilqis meregek dan memukul pelan bahu kelvin “Tuh liat gajahnya lucu ya bil.” Sahut Kelvin “Mana ada gajah lucu? Aneh lo.” Bilqis membalas ledekan Kelvin Kelvin tertawa, “Sialan gue ditembak balik.” “Vin, makasih ya udah bikin hari-hari gue berwarna.” Ujar Bilqis “Iya sama-sama.. Bilqis foto yuk.” Mengeluarkan handphone dari saku celananya Bilqis menganggukkan kepalanya dam mereka mengabadikan moment yang membuat mereka saling bahagia.
“Huhh capek juga ya,” keluh Bilqis. “Lo tuh cewek yang aneh tau gak sih bil.” Sahut Kelvin “Aneh kenapa?” tanya Bilqis “Kalo cewek biasanya ngajak main di tempat yang enak-enak bioskop atau shooping. Nah ini lo ngajak ke kebun binatang.” “Terakhir gue ke kebun binatang nih.” “Apaan sih lo, besok-besok juga bisa kali.” Mencubit hidung Bilqis “Yah gak percaya. Sakit tau” “Pulang nih?” tanya Kelvin yang melihat Bilqis tampak lelah “Iya yuk. Jangan lupa 5 hari lagi ultah gue.” “Bawel dah lu.”
Cerpen Karangan: Aria Rostiana Facebook: Aria Rostianaa Assalamu’alaikum.. Hi! nama aku Aria Rostiana, aku sekarang kelas 11 jurusan keperawatan. walau aku jurusan keperawatan, tapi hobby aku menulis. aku senang jika bisa membagi karya aku kepada kalian semua. apalagi kalau kalian menyukai karyaku. ini salah satu cerpen yang aku karang. maaf yaa kalau kurang bagus. aku juga punya beberapa karya lagi. jika kalian ingin membaca karyaku, kalian bisa kunjungi wattpad aku. terimakasih.