4 juli 2013 “Apakah kau mau berjanji padaku..?” Tanya seorang gadis bermata biru memandangi kekasihnya. “Ya aku berjanji.!” Jawab David “Apakah kau akan kembali lagi kesini? Ke tempat ini, Untuk menjemputku?.” David menarik nafas dalam. “Aku berjanji akan ke sini lagi dan menjemputmu.!” “Aku berjanji, sayangku.” Ujarnya lagi
Keduanya saling tersenyum, sepasang kekasih yang sedang mengikrarkan janji untuk sebuah perjuangan. di senja hari, di pinggir pantai yang sangat menenteramkan. Mereka memandang matahari yang akan tenggelam ke tempat bersemayamnya, sambil bergandengan tangan, mesra sekali…
15 mei 2012 Debur ombak yang begulung-gulung dan angin pantai yang sepoi sapoi. memainkan rambut seorang gadis cantik, bermata biru. gadis itu suka sekali berlama lama di pinggir pantai, dan sudah menjadi rutinitasnya, setiap sore menjelang senja, dia akan ada di pantai itu, dan duduk memendangi matahari yang akan tenggelam.. Gadis itu terus memandangi pantai yang begitu menenangkan.
Seorang lelaki berkulit coklat langsat datang menghampiri. Dan duduk di samping gadis itu, Tapi si gadis tak mempedulikannya, ia terus memandang lurus ke depan, seakan tak ada apa apa di sampingnya.
Sampai si lelaki angkat bicara. “Apakah kau suka dengan pantai ini..?” Gadis itu tetap diam. “Apakah, kau suka dengan pantai ini..??” Tanya si lelaki sekali lagi. Gadis itu menengok sedikit, lalu kembali memeandangi pantai… “Ya, aku sejak dulu suka dengan pantai ini..” “Tempat di mana aku bisa menghilangkan semua penat di pikiranku..” Lalu mereka sama sama diam sampai matahari tenggelam, dan setelah itu keduanya beranjak pulang..
Kajadian itu terus berulang ulang hingga enam bulan lamanya. Walau pun mereka hanya berbincang bincang, sepatah dua patah kata… Hingga tanpa disadari, hal ini telah menimbulkan rasa yang aneh di hati mereka bedua. Jika si lelaki tidak datang seperti biasanya, mulai ada rasa rindu di hati si gadis, begitupun sebaliknya..
Sampai di suatu senja, tak tau senja yang keberapa, David berbicara terus terang kepada gadis itu, tentang semua perasaan yang ia pendam sejak dulu..
“Nay, aku ingin berbicara denganmu..” “Dari dulu juga kamu sudah berbicara kepadaku” gadis itu memandang wajah David “Ini serius Nayla” Ujar David “Silahkan.” “Ini tentang semua perasaan yang sudah lama saya pendam.” Diam sesaat..
“Nay, semenjak kita bertemu pertama kali di sini, sampai kita sama sama betah di sini, di setiap sore yang sama, dan senja yang sama pula, Saya ingin menyatakan perasaan terdalam saya. saya ingin kau menjadi orang terindah dalam hidupku, aku mencintaimu…” “Setulus ombak yang selalu menghantamkan dirinya ke batu karang…” “Yang begitu tulus membiarkan dirinya hancur, selamanya…” “Begitu pun perasaanku padamu.” Nayla masih memandangi Wajah David, befikir sejenak, lalu ia mengangguk, tanda menerima cinta yang diberikan David padanya.. Senja itu resmi sudah mereka mengikat perasaan yang ada di hati…
5 juni 2012 “Sayang, kenapa kemarin kau tak kesini.?” Ujar Nayla “Maaf sayang, aku terlalu sibuk, jadinya tak sempat kesini..” “Kenapa kamu tak mengabariku..?” “Karena aku tak mau mengganggu kebahagiaanmu, melepas semua penatmu disini..” “Tapi aku lebik senang kau berada berada di sampingku..” “Aku pun begitu, sayang, tapi ini demi masa depan kita, aku tak mau kehilangan masa dapan kita yang masih panjang hanya karena satu hari, aku tak mau itu terjadi..” “Kalau begitu aku pun tak mau.” “Tak mau apa..??” “Tak mau kehilangan kamu..” sambil mencubit hidung David
Keduanya saling tertawa bahagia, sesekali David mengecup kening Nayla, lalu tertawa lagi, kadang pula Nayla yang memasang keningnya agar dikecup oleh David, sambil menggoda dengan senyumnya yang sangat manis, Setelah mendapat kecupan, pipinya akan bersemu merah, manis sekali. David sangat suka dengean ekspresi Nayla yang seperti itu, karna baginya, dialah segalanya…
Sampai di suatu saat, masih di tempat yang sama, dan di senja yang sama pula, David bilang kepadanya bahwa ia akan pulang ke kampung halamanya, ia akan siapkan segala kebutuhan mereka di masa depan, lalu kembali untuk menjemput dan melamarnya..
7 juli 2012 Keluarga besar Bapak Kido sedang mengadakan syukuran besar besaran untuk menyambut kedatangan anaknya, Yang sudah lama tak pulang ke rumah, (Semenjak ia di kirim ke negeri orang) untuk mencari ilmu sebanyak mungkin. Ya, dialah David Culas, seorang pemuda tampan berkulit cokelat langsat. Ia baru saja menyelesaikan kuliahnya di negeri Lebanon. Negeri yang ia dambakan sejak dulu.
Para tetangga berkumpul di rumah keluarga besar Bapak Kido, ikut menyambut kedatangan orang kebanggaan kempung mereka..
“Tak lama kemudian..” Akhirnya apa yang mereka tunggu-tunggu datang juga. Sore itu sebuah mobil avanza hitam berhenti di depan rumah Bapak Kido, itu mobil milik bibinya David. Seorang perempuan paruh baya keluar dari mobil, di susul oleh yang lainnya, Semuanya turun dari mobil dan yang terakhir turun adalah orang yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya.
Rombongan itu berjalan ke rumah yang ramai oleh orang orang yang telah lama menunggu kedatangan mereka. Sorak sorai kebahagiaan pun tak terbendung lagi, sore itu keluarga besar Bapak Kido mendapatkan kembali potongan keluarga yang telah lama tak mereka jumpai.
15 maret 2014 Hari ini adalah hari keberangkatan Daniel ke luar negeri, sama seperti David, dia juga kuliah di luar negeri, dan kebetulan pula, ia kuliah di tempat David dulu..
Sehari Sebelum lelaki itu pergi, David sempat berpesan padanya bahwa ia punya seorang gadis yang ia tinggal di negeri tempat ia kuliah dulu… “Nil..” “Apa..” “Aku ingin nanti kamu datang ke alamat ini.” Sambil menyodorkan selemvar kertas “Insyaallah, nanti saya akan berkunjung ke alamat itu..” “Tolong pastikan orang yang ada di alamat ini baik baik saja..”
Hari itu juga Daniel pergi ke negara yang sudah ia idam idamkan sejak dulu..
Sesampainya di tempat tujuan dan menyelesaikan semua persyaratan kuliahnya. Ada kabar bahwa kegiatan kuliah akan dimulai minggu depan, jadi ia punya waktu untuk mengunjungi alamat yang diberikan David padanya.. Ternyata rumah yang ada di alamat itu sangat sederhana. Ia mngetuk pintu rumah, lalu keluarlah seorang gadis berumur dua belas tahunan, gadis itu memandanginya dengan tatapan aneh..
“Apakah benar ini rumah Nayla..??” “Iya, benar..” “Naylanya ada..?” Gadis itu langsung masuk ke rumah dan keluar lagi dengan seorang wanita tua..
“Pria ini katanya ingin bertemu kakak ma” “Maaf bu saya dapat amanat dari teman saya, untuk mengunjungi alamat ini.” “Ya, tidak papa nak, tapi maaf Naylanya tidak ada di rumah, kalau anda ingin menemuinya, dia ada di pantai di ujung kampung” “Kalau begitu boleh saya menemuinya.?” “Silakan..” “Tapi apa ibu boleh minta tolong padamu nak, tolong bawa ia pulang kemari, sudah lama ia menunggu seseorang di sana, ia jarang pulang..” “badanya kurus, ia tidak bisa merawat badanya sendiri, ia hanya memikirkan seseorang yang sudah berjanji padanya akan kembali dan melamarnya, tapi sampai sekarang orang itu belum juga datang.” “Baik bu, insyaallah saya akan bawa Nayla pulang kesini lagi..” “Ibu sangat berharap nak..” Dengan kesedihan yang masih bergelayut di muka tuanya, ibu itu memohon..
5 desember 2013 Masih di senja Yang sama dan pantai yang sama, seorang gadis bermata biru menatap lurus ke depan, pandanganya kosong, matanya bengkak, karena banyak menangis, bibirnya pecah pecah, karena terlalu banyak terkena angin laut, badanya kurus, rambutnya acak acakan, sudah lama ia mnunggu seseorang yang akan menjemputnya, lalu hidup bersama. Dalam bayang kebahagiaan yang telah mereka buat. Gadis itu tetap setia menunggu… Ibunya sangat mencemaskannya. Melihat anaknya yang begitu kurus tak terurus. Hanya untuk menunggu hal yang tak pasti…
Sampai pada suatu sore, seorang pemuda datang menghampirinya dari arah belakang, pemuda itu adalah Daniel teman dekat David.. “Nayla, apakah kamu Nayla Karisma” ucap lelaki itu dari arah belakang.. Nayla langsung bangkit berdiri dan langsung memeluk lelaki itu erat skali “David aku rindu sekali, setiap hari aku menunggumu di sini, kau kemana saja..” “Kenapa lama sekali..?” Ucapnya lagi Lelaki itu diam saja membiarkan dirinya di peluk oleh si gadis, air matanya meleleh jatuh ke pipi, ia tak sanggup lagi menahanya… Tak lama gadis itu ambruk di pelukan Daniel, karena tubuhnya sudah Tak kuat… Daniel pun membawa gadis itu ke rumah orangtuanya berada…
Di rumah itu, adik dan ibunya sudah menunggu dengan sangat sedih, melihat orang yang mereka sayangi tak berdaya di gendongan si Lelaki..
15 april 2018 Minggu depan adalah pernikahan Enci dengan David yang sudah lama orangtuanya rencanakan, David dijodohkan dengan gadis tetangga yang kebetulan anak kyai madrasah tempat ia mengajar. Sudah lama ia mengajar, (sejak ia pulang dari kuliahnya) Ia di minta untuk mengajar di situ.. Semua undangan pun sudah disebarkan, para tetangga berantusias datang untuk membantu mendirikan tenda di depan rumah. Membuat umbul umbul dan persiapan lainya.. David tidak bisa menolak keinginan orangtuanya, akhirnya ia terpaksa harus menurut, yang kebetulan juga minggu depan adalah hari kepulangan Daniel dari luar negeri…
Hari H pun tiba… Semua warga berkumpul menyaksikan pernikahan David dan Enci berlangsung, semuanya bersri seri bahagia…
Ijab kobul selesai, para tetangga yang berkumpul di situ satu persatu menyalami David dan Enci memberikan ucapan selamat telah resmi menjadi suami istri…
Setelah tiba di Bandara transit sebentar, Daniel langsung menghadiri pernikahan David.. Sampai akhirnya Daniel datang menghampiri, ia memeluk David dengan mata berkaca kaca, mengucapkan selamat atas pernikahannya dengan Enci yang tak lain adalah pacarnya sendiri.. Di belakangnya Enci menangis sesenggukan menahan lara, melihat kekasihnya datang..
“Maafkan aku Niel, maaf kan aku..” “Sudahlah, aku sudah mngunjungi alamat yang kau berikan padaku waktu itu, apakah kau tau? Gadis yang ada di alamat itu sangat merindukanmu, bertahun tahun ia menunggu di pantai tempat kau dan dia menginkrarkan janji” “Badannya sangat kurus, matanya bengkak karena sering menangis menunggumu. Orangtuanya tak tahan melihat anaknya menjadi seperti itu, kasihan sekali mereks, mereka menunggu hal yang mereka tunggu, yang akhirnya justru menyakitkan..” David tak bisa menahan air matanya, ia sangat sedih mendengar cerita Daniel. “Dan satu lagi. Ia menitipkan ini padamu.” Sambil menyerahkan selembar kertas kepadanya.. lalu Daniel pergi meninggalkan mereka berdua..
“Kekasihku tersayang semoga kau masih setia dengan janji kita..”
David tak kuasa menahan perasaanya ia kembali menangis, ia sangat menyesal sakeli telah mengkhianatinya ia sangat menyesal..
“Aku sangat merindukanmu, sayaang, kapan kau akan kemari menjemputku, aku sudah tak kuat lagi, setiap hari menunggumu, di pantai tempat kita bertemu pertama kali duku, sudah banyak lelaki datang ke rumah untuk melamarku, semuanya aku tolak, karena aku yakin kau akan kembali lagi kesini, aku tak mempedulikan keadaanku lagi, karena aku sangat sayang kamu…”
Nb: aku masih menunggumu David. Sampai kapan pun…
Cerpen Karangan: Luffy Si pendosa yang selalu protes kepada tuhanya
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com