Seorang gadis mengunjungi sebuah toko kue dengan senyum yang terlihat di wajahnya. Menyapa ramah beberapa pegawai yang sedang bekerja, kemudian memilih duduk di dekat jendela. Ini merupakan salah satu tempat favoritnya, yang cocok untuk melihat suasana di sore hari. Mengingat beberapa hari lagi ia akan merayakan ulang tahun, membuatnya semakin tidak sabar untuk menantikannya.
Aniceta Kalyna, gadis yang akrab dipanggil Kaly. Menyukai rasa green tea, dan selalu mengunjungi toko kue saat sore hari. Merupakan mahasiswa semester 7 yang sedang disibukkan oleh skripsi. Ia mulai membuka buku, dan mengeluarkan laptop. Masih berpikir topik apa yang akan ditulisnya.
Keramaian di luar toko, tidak mengganggu konsentrasi Kaly sedikit pun. Kini, ia tengah terdiam sembari menikmati semilir angin. Tiba-tiba seseorang dari arah belakang menepuk pundaknya. “Kau, Kaly?” tanyanya.
“Ya,” jawab Kaly seadanya. Sepertinya ia pernah melihat orang ini sebelumnya. Laki-laki tersebut langsung duduk di depan Kaly. “Oh ya perkenalkan, Saya Earvin Ghaly. Panggil saja Arvin,” ucapnya sambil menjulurkan tangan. Kaly menerima juluran tangan Arvin. “Aniceta Kalyna, Kaly.”
“Mungkin sebenarnya kamu sedikit bingung dengan kedatangan Saya,” kata Arvin membuka pembicaraan, dan Kaly hanya mengangguk sebagai jawaban. “Tetapi, sebenarnya Saya sudah sering memperhatikan kamu,” Kaly tampak sedikit terkejut. “Tenang, Saya tidak memiliki maksud apapun. Hanya ingin sekedar menyampaikan sebuah informasi, yang mungkin penting bagi kamu.” “Informasi penting apa?” Kaly mulai tertarik akan pembicaraan.
“Jadi begini, sebelumnya Saya tahu bahwa kamu sudah memiliki kekasih, bahkan semua mahasiswa di kampus pun tahu. Secara kamu berpacaran dengan seorang Alex Shankara yang notabenya merupakan mahasiswa yang populer.” “Belakangan ini kamu juga pasti mendengar tentang berita kedekatan Bian dengan Brenda Tanisha. Tanisha mahasiswi dari Fakultas Hukum. Mungkin kamu menganggap itu hanya berita bohong?” tanya Arvin diakhir perkataannya. “Iya, memang begitu bukan?” Kaly bertanya balik. “Awalnya, Saya menganggap semua itu tidak benar. Namun, lama kelamaan sepertinya itu semua benar adanya. Secara kami bersahabat dari SMP, semua masalah yang dirasakan Alex, pasti akan diceritakan kepada Saya.
Kaly mulai terlihat tidak tenang di tempat duduknya, pikirannya sudah bercabang. Apakah ia harus mempercayai perkataan Arvin? Secara mereka saja baru pertama kali bertemu.
Kaly mencoba menepis semua kemungkinan buruk, namun rasanya terlalu sulit. Baru mendengar dari Arvin saja hatinya sudah terasa sakit, apalagi jika itu benar-benar terjadi.
“Apalagi yang kau ketahui tentang Alex?” Kaly meminum green tea lattenya. “Banyak. Mungkin butuh beberapa hari untuk memberitahukan semuanya. Karena, aku masih memiliki hati, dan tidak tega melihatmu terus dibohongi Alex nantinya.” “Jadi, aku akan menceritakan satu hal yang mungkin dapat membuatmu berpikir…” “Berpikir untuk melanjutkan hubungan atau mengakhiri.”
Arvin mulai menceritakan satu hal, terlihat jelas raut wajah Kaly berubah-ubah. Mulai dari terkejut, bahkan seperti menahan rasa kesalnya. Kaly berpikir hubungannya dengan Alex yang sudah bertahan 2 tahun itu, sangat dipenuhi oleh kebohongan. Kebohongan Alex, dan kebodohan Kaly yang semudah itu percaya.
Setelahnya, terjadi keheningan diantara keduanya. Arvin sengaja memberi ruang bagi Kaly untuk menenangkan pikirannya. Lagu ‘Hampa’ mulai terdengar di indera pendengaran, seolah melengkapi suasana hati Kaly sore ini.
Tidak ada yang bisa Kau lakukan sekarang, semua ini terlalu mendadak baginya. “Sekali lagi, maaf. Saya tidak memiliki maksud tertentu.” “Iya, tidak apa-apa. Terima kasih atas semua informasinya,” ucap Kaly sambil tersenyum hangat, dengan pandangan kosong. “Kau, baik-baik saja?” tanya Arvin sedikit tidak yakin melihat keadaan Kaly saat ini. Kaly hanya diam, menatap keluar jendela. Sedikit mempertajam penglihatannya, ketika melihat seseorang yang tidak asing baginya. Arvin mengikuti arah pandang Kaly. “Seperti…” “Alex,” jawab Kaly cepat.
Ternyata benar, Alex dengan seorang perempuan terlihat bergandengan tangan memasuki toko kue. Keduanya terlihat sangat bahagia, membuat Kaly sadar bahwa posisinya memang sudah tergantikan.
“Apakah perempuan itu, Tanisha?” Arvin mengangguk. “Iya.”
Kaly mencoba mencari ponsel di dalam tasnya, mencari sebuah kontak. Mulai mengetikkan pesan, dan menekan tombol kirim setelahnya.
Alex. Sepertinya, aku sudah tahu penyebab perubahan sikapmu belakangan ini. Kamu dekat dengan perempuan lain, dan menjadikannya sebagai tempatmu menjatuhkan hati. Aku tidak marah, dan tidak akan memintamu untuk berpisah dengannya. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih sudah bertahan selama 2 tahun. Ah, mungkin hanya aku yang berusaha mempertahankan hubungan kita. Pesan ini tidak perlu dibalas. Bahagia selalu dengan pilihamu, ya!
Ya, pesan itu dikirimkan untuk Alex. Kaly memilih untuk menyerah, dan tidak melanjutkan hubungannya. Lebih tepatnya, mengalah. Karena, mencoba bertahan sekuat apapun, jika bukan ia yang diinginkan Alex, Kaly bisa apa?
Dari jarak yang hanya berjarak beberapa meter, Kaly dapat melihat raut perubahan wajah Alex. Terlihat dia sedikit terkejut setelah membaca pesan itu. Kaly tidak menyesal, yang dirasakannya hanya sebuah kelegaan. Setidaknya, ia tidak berada lagi di dalam hubungan yang penuh dengan kebohongan.
Kaly tersenyum, dan sangat berterima kasih kepada Arvin. Sedikit kelegaan juga terasa bagi Arvin, setidaknya tidak ada keributan yang terjadi disini.
Sebuah lagu dengan judul “Akhir Cerita Cinta’ terdengar di setiap penjuru toko kue. Sepertinya, toko ini memang mengerti akan suasana hati Kaly.
Cerpen Karangan: Alifah Nurcharissa Chaniago
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com