Aku melihat dengan perasaan bahagia saat melihat cincin itu berada di jari tengahku, lalu menatap lagi ke seseorang yang memberikan cincin ini padaku dia adalah seorang pria yang sudah aku cintai selama aku hidup dan pria ini adalah sahabatku yang bernama Kuga.
“Kenapa kamu kasih cincin ini ke aku?” Kataku sambil menatap Kuga dengan tatapan bingung. “Karena cincin ini berharga seperti dirimu” Balas Kuga dengan senyuman.
Lalu Kuga mencium cincin kaca itu yang berada di jari tengahku. Aku hanya melihatnya dengan perasaan yang aneh melihat sahabatku sendiri melakukan itu seharusnya aku merasa biasa saja karena kami sudah sering melakukan itu saat kami masih kecil yang selalu bermain karena kami satu sekolah tapi kenapa saat sudah dewasa rasanya aneh.
Saat ini kami sedang berada di pantai yang pasirnya berwarna putih, pantai ini memang indah bahkan selalu indah dan yang paling aku suka dari pantai ini adalah suasananya yang sangat tenang dan damai pantai ini sudah menjadi tempat favorit kami pantai ini adalah tempat awal pertemuan antara aku dan Kuga saat aku pertama kali pindah kesini bersama dengan ibu dan detik berikutnya aku langsung jatuh cinta dengan dirinya, mengingat kilas balik itu membuatku melamun ke arah ombak laut yang sedang bergerak.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Tanya Kuga yang membuatku tersadar dari lamunanku. “Aku hanya sedang mengingat masa lalu” “Apakah kamu mengingat semuanya?” “Tidak semuaya” Jawabku agar Kuga menghentikan pertanyaan.
Aku dan Kuga sudah terduduk lama di pantai ini untuk menanti senja, namun aku yakin senja masih lama. Kuga berdiri dari duduknya lalu menganjaku untuk bangun dan menemaninya berjalan-jalan di sekitar area pantai, aku mengikuti Kuga berjalan disebelah kanan kami berjalan diam tanpa saling berbicara kami sudah terbiasa melakukannya tanpa harus merasa canggung.
Sembari berjalan menangkat tangku lalu melihat kembali cincin kaca yang kini terasa dingin di jariku. Cincin kaca itu berwarna putih, Cincin itu memang terbuat dari kaca khusus yang aku tidak tahu bagaiman bisa seseorang membuat cincin seperti ini, aku sendiri sudah sangat mengenal cincin itu sejak masih kecil karena Kuga selalu memakaikan cincin itu ke jariku setiap kali kami bermain saat itu cincin kaca ini longgar di jariku karena jariku masih kecil tapi sekarang cincin ini terasa pas sekali di jariku, perlahan aku mulai mengingat kembali semuanya setiap kali kami bermain, setiap kali kami bertemu, setiap kali saat Kuga memakaikan cincin ini ke jariku.
Aku berhenti karena menyadari sesuatu saat aku memakai cincin kaca ini, menyadari aku berhenti berjalan Kuga juga menghentikan langkahnya berdiri di sebelahku. “Sudah ingat?” Kata Kuga.
Aku pun menoleh menatap Kuga. Suasana berubah, senja terlihat, suara ombak yang bergerak dengan tenang terdengar olehku, dan aku merasakan hembusan angin meniup rambut sebahuku secara halus. Aku teringat saat aku sedang bermain bersama Kuga di pantai ini Kuga memakaikan cincin kaca ini ke jariku sembari memakaikan cincin itu Kuga mengatakan sesuatu. “Jika cincin kaca ini sudah pas di jarimu aku akan menikahimu”
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas Shofa Deas adalah nama pena dari Shofa Nur Annisa Deas. saat ini shofa sedang mencari tujuan dan arti dari hidup karena menurut dia hidup itu adalah sebuah cerita.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com