Aku menatap seseorang yang memberikan payungnya untukku. Seseorang itu menggunakan baju seragam sama seperti seragam sekolahku dia juga menggunakan hoodienya yang berwarna cokelat menutupi badannya juga bagian kepalanya dan dia menggunakan masker berwaran hitam untuk menutupi mulutnya. Bagian yang paling aku suka adalah matanya yang sedang menatapku sembari memberikan payungnya yang berwarna biru tua dengan motif titik putih memenuhi payungnya membuatku langsung meraih payung itu dari tangan untuk menerimanya.
“Terima kasih” Kataku padanya. Aku mengucapkan itu masih menatap matanya saat itu hujan pun terlalu deras dan aku tidak bisa mendengarkan apa yang dia ucapkan aku hanya bisa melihat dia langsung berlari menuju mobil putih karena dijemput seseorang tanpa bilang apa pun lagi, saat dia sudah pergi dengan mobil itu aku hanya bisa terdiam memegangi PAYUNG MILIKNYA di derasnya hujan turun.
Pulang ke rumah aku langsung disambut dengan Mama karena dia khawatir padaku, lalu aku bisa melihat matanya langsung tertuju pada payung yang kubawa. “Payung dari mana ka?” Tanya mama. “Dari teman ma” Jawabku bohong. Kenal saja tidak apalagi berteman. “Oh ya sudah jangan lupa dibalikin nanti” Aku hanya mengangguk, lalu Mama langsung menyuruhku segera mandi karena Mama takut aku akan masuk angin.
Malamnya saat aku mau tidur sosoknya terlintas di pikiranku yang lama-lama membuat jantung ini berdegup kencang mungkikah ini perasaan yang dinamakan jatuh cinta? Karena seumur hidup aku sendiri belum pernah mengalami hal seperti saat bertemu dengan seseorang. “Aku terlalu berlebihan” Kataku dalam hati.
Aku terduduk di kasurku memandang sekitar, lalu berjalan keluar dari kamar untuk mencari payung itu PAYUNG MILIKNYA yang berada di ruang tamu. Setelah mendapatkan payung itu aku kembali ke kamar aku kembali duduk di kasur sembari menatap payung itu, mengingat kejadian yang disaksikan oleh payung itu bagaimana aku dengan dia bertemu disaat hujan.
Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah seperti biasa, sedangkan PAYUNG MILIKINYA aku tinggalkan di lemariku agar Mama tidak menemukannya. Saat sedang istirahat aku dan Wia sahabatku sedang membicarakan seseorang teman seangkatan kami yang bernama Kal sejauh yang aku tahu dia adalah salah satu siswa dari angkatan kami dan aku sebenarnya tidak terlalu mengenalnya. Saat aku sedang berjalan secara tidak sengaja aku tersandung dan menabrak punggung seseorang. “Maaf nggak sengaja” Kataku. Orang itu adalah Kal, yang membuatku terdiam ternyata dia berdiri di depan kami dan yang pasti Aku menjadi takut Kal mendengar obrolanku dengan Wia yang sedang membicarakannya dan itu terbukti karena setelah meminta maaf dia langsung pergi sedangkan aku dan Wia hanya bisa saling tatap menatap.
Sejak kejadian itu entah kenapa sosok Kal menjadi lebih berarti Ketika dia sering hadir di dalam hidupku seolah kehadirannya selalu membuatku semangat dalam menjalani hari dan juga membuat jantungku berdegup kencang seperti saat aku bertemu dengan seseorang yang memberikan PAYUNG MILIKNYA. Apa jangan-jangan kali ini juga jatuh cinta lagi tapi kali ini sama Kal Ya tuhan bagaimana bisa aku jatuh cinta ke dua orang di waktu yang bersamaan.
Beberapa hari setelahnya saat aku sedang belajar di kamar untuk Ujian Negara beberapa minggu lagi, mama masuk ke kamarku dan berkata ada seseorang yang mau menemuiku lalu aku keluar untuk menemui orang itu, aku terkejut karena itu adalah Kal.
“Halo” Kataku yang memulai percakapan Kal terdiam “Halo kamu ada perlu apa” tanyaku lagi “Begini kata Bu Amel kamu memiliki catatan pelajaran darinya dan saya kesini bermaksud meminjam catatannya apakah boleh?” “Boleh tapi sebentar ya” Aku mempersilahkan dia masuk untuk menunggu di ruang tamu sedangkan aku memasuki kamarku untuk mengambil catatan itu.
Saat aku keluar dengan membawa buku catatan itu di ruang tamu aku melihat Mama dan Kal sedang membicarakan sesuatu. Awalnya aku hanya menganggap pembicaraan itu adalah pembicaraan biasa hingga aku melihat Mama sedang memegang PAYUNG MILIKNYA sembari menunjukannya kepada Kal. Saat aku mendekati mereka Mama pun berkata sesuatu ke Kal dan aku tidak mendengarnya setelah itu Mama pergi ke dapur sedangkan Kal masih terdiam di tempat dia duduk. Dan PAYUNG MILIKNYA sudah ditaruh lagi sama Mama digantungan dekat pintu
“Ini ya catatan pelajarannya maaf agak lama” Kataku sembari memberikan catatan itu ke Kal Saat memberikan catatan itu aku teringat saat seseorang yang memberikan PAYUNG MILIKNYA ke aku waktu hujan. Hal itu membuat jantungku berdegup aku berharap Kal tidak menyadarinya. “Terima kasih ya, omong maaf sekali sudah menggangu” Kata Kal “Enggak kok, kan catatan ini juga bukan punyaku tapi nanti jangan lupa ya kamu harus kembalikan sendiri catatan itu ke Bu Amel dan titip salam juga terima kasihku ke Bu Amel ya. Terima kasih” “Tenang saja kok, pamit dulu ya sampai jumpa” Kata Kal sembari berjalan menuju ke luar lalu pergi dari rumahku.
Setelah Kal pergi dari Rumah aku melihat PAYUNG MILIKNYA lalu berjalan ke dapur untuk bertanya ke Mama mengapa dia sama Kal tadi membicarakan payung itu dan apa yang mereka bicarakan tentang PAYUNG MILIKNYA. “Ma” “Iya Ja” “Mama sama dia tadi ngobrolin apa?” “Payung itu” Kata Mama sembari mengaduk masakannya di panci. “Emangnya payung itu kenapa ma?” “Tadi kata anak itu payungnya mirip seperti miliknya yang sudah hilang” “Hilang?” “Iya Ja, kenapa kamu tanyain itu ke Mama, mama sedang sibuk masak Ja dan lagian payung itu kan hanya payung jangan terlalu kamu pikirkan ya Ja” “Iya ma”
Aku kembali ke ruang tamu membawa payung itu menuju ke kamar dan memandang PAYUNG MILIKNYA. Aku memikirkan perkataan Mama tadi saat Mama berkata bahwa PAYUNG MILIKNYA terlihat sama seperti punya Kal hanya saja bukannya payung punya Kal sudah hilang pertanyaannya adalah Bagaimana bisa payung punya Kal hilang?
Keesokan harinya aku sedang berjalan-jalan di Mall sendirian, aku sudah terbiasa karena menurutku pergi ke suatu tempat sendiri adalah hal yang menyenangkan. Aku sendiri menganggap diriku adalah seseorang yang memiliki kepribadian ambivert itu karena aku bisa menjadi introvert tapi di sisi lain aku bisa menjadi ekstrovert yang biasanya terjadi saat aku sedang di sekolah dan juga bersama keluargaku. Saat menjadi seseorang introvert aku lebih suka menyamar agar aku tidak dapat dikenal oleh orang karena itulah di mall aku memakai aksesoris tambahan seperti kacamata hitam dan juga topi rasanya saat memakai itu aku merasa seperti mata-mata yang sedang menyamar.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas Shofa Deas adalah nama pena dari Shofa Nur Annisa Deas. Shofa saat ini sedang berjuang menekuni cerpen agar cerpen-cerpen buatannya bisa diterima semua oleh cerpenmu.com. semoga semua cerpen buatan Shofa Deas bisa terbit semua di cerpenmu.com aamiin dan juga cerpenmu.com semoga bisa selalu maju untuk seluruh dunia aamiin
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 10 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com