Tujuanku ke Mall saat ini adalah untuk mengunjungi toko Gramedia. Setelah berada di Gramedia untuk menjelajah dan juga membeli sesuatu aku menuju ke halte bus menunggu bus. Saat menunggu langit yang dari tadi sudah mendung menjadi hujan deras untungnya aku sendiri sudah membawa PAYUNG MILIKNYA, benar payung itu sudah menjadi benda favoritku karena saat ini sedang musim hujan jika sedang keluar aku suka membawa payung itu untuk berjaga-jaga terutama untuk saat kejadian seperti ini.
Di halte bus aku sendirian menanti bus tapi mengapa bus tak kunjung datang kataku dalam hati, mungkin saja karena sedang hujan bus tersebut tejebak kena macet tapi entahlah itu hanya dugaanku. Saat aku menunggu di halte bus aku melihat dari arah samping kananku seseorang pria sedang berlari ke arahku saat pria itu berhenti aku mengenal wajahnya itu adalah Kal. “Ya tuhan semoga dia tidak mengenalku” Kataku dalam hati. Dan juga aku sendiri juga sedang menyamar menggunakan topi dan juga kacamata hitamku.
“Payungnya bagus sekali” Kata Kal Di halte itu aku dan Kal sedang duduk bersebelahan kami duduk dengan jarak lumayan Jauh tapi di Halte itu aku dan Kal hanya berdua. Suara hujan di luar terdengar keras yang menandakan hujan sedang turun dengan sangat deras tapi suara Kal terdengar jelas sekali seolah pendengaranku hanya fokus mendengar suara Kal yang lebih keras mengalahkan Suara Hujan. “Ah payung saya maksudnya?” Tanyaku sembari membodohi sendiri lagian siapa lagi yang membawa payung di halte ini selain aku. “Iya payung itu” Kami terdiam
“Payung itu mirip sekali dengan punya saya” Kata Kal Aku terdiam hanya mendengarkan sembari memandang hujan yang sedang turun dengan deras. Aku ingin diam karena aku hanya ingin mendengar Kal berbicara kepadaku.
“Maaf menganggumu tapi saya ingin bercerita sesuatu kepada seseorang apakah kamu tidak keberatan?” “Boleh” Kataku sembari melihat Kal disebelahku. Aku diam untuk mendengarkan cerita dari Kal
“Dulu aku punya payung yang aku beli dari toko, lalu aku memberikan motif titik putih seperti payung ini” Kal memandang payung yang menjadi batas aku dan Kal duduk. Payung itu tergeletak di antara kami menjadi pemisah di antara kami. Aku sangat payung itu juga mendengarkan Kal bercerita begitu pula Hujan yang sedang menyaksikan kami dan mendengarkan Kal bercerita tentang PAYUNG MILIKNYA. “Lalu bagaimana payung itu” Tanyaku sembari menatap Kal Aku yakin Kal tidak akan mengenaliku karena aku sedang menggunakan kacamata hitam di wajahku. “Payung itu saya berikan ke seseorang yang saya sukai” Aku terdiam memandang Kal dan Kal memandang ke arah jalanan.
“Kamu yakin menyukai orang itu” tanyaku “Iya” “Lalu bagaimana bisa kamu menyukainya” tanyaku penasaran. “Saya menyukainya sejak saya memberikan payung milikku kepada dia” Aku terdiam bingung dengan Kal bagaimana caranya dia bisa menyukai seseorang hanya dengan memberikan PAYUNG MILIKNYA untuk seseorang yang dia temui begitu saja. “Bagaimana bisa kamu langsung menyukai seseorang hanya dengan memberikan payung?” tanyaku. “Karena sebelumnya aku belum menyukainya” Jawab Kal Aku terdiam
“Karena pada awalnya aku hanya menganggap dia teman sengkatanku tapi setelah aku menatap matanya semua berubah” Aku terdiam menahan tawa karena menurutku itu adalah hal terlucu yang pernah diucapkan oleh Kal. “Lalu siapa orang beruntung yang mendapatkan payung itu?” Tanyaku. “Vaja Lania teman satu angkatanku di sekolahku”
Aku terdiam dan terkejut mendengar nama itu karena itu adalah NAMAKU. Mendadak pikiranku membuatku kembali untuk mengingat semuanya saat Aku mendapatkan PAYUNG MILIKNYA, saat aku menatap mata orang yang memberikan PAYUNG MILIKNYA untukku, saat Mama dan Kal membicarakan PAYUNG MILIKNYA di ruang tamu. Yang berarti PAYUNG MILIKNYA ADALAH PAYUNGNYA KAL. Aku menundukan kepalaku memandang PAYUNG MILIKNYA yang masih tergeletak di antara kami saat itu rasanya ingin sekali aku melepaskan kacamata hitamku untuk menunjukan diriku Vaja Lania orang yang Kal sukai sedang berada disebelahmu mendengarkan cerita dan juga pengakuanmu untukku. Kami berdua terdiam aku masih menatap payung itu dengan jantung yang berdegup kencang suara bus yang sedang mengerem terdengar.
“Sepertinya itu adalah bus untuk arah rumahmu” Kata Kal Aku masih memandang payung itu tapi aku mendengarkan Kal sembari memikirkan sesuatu. Saat ini aku hanya ingin disini bersama Kal bersama orang yang membuatku jatuh cinta, aku ingin disini untuk mengakui perasaanku juga untuk Kal, aku belum ingin pulang sekarang sebentar saja aku ingin disini menyelesaikan apa yang harus aku selesaikan untuk mengembalikan PAYUNG MILIKNYA ke Kal benar ini adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan PAYUNG MILIKNYA.
“Kal” kataku Suara yang melaju jauh dari halte terdengar yang menandakan bus sudah pergi, lagi-lagi di halte itu aku hanya berdua bersama Kal. Dan yang pasti dirinya terkejut saat aku menyebut namanya. Aku yakin dia pasti terkejut orang asing yang mendengarkan ceritanya mengetahui Namanya. Perlahan aku melepaskan kacamata hitam yang aku pakai menunjukan mukaku saat itu aku melihat ke arah Kal yang terkejut kemudian tersenyum. Aku memegangi Payung itu.
“Aku ingin mengembalikan payung milikmu” kataku. “Terima kasih” Kata Kal sembari menerima PAYUNG MILIKNYA. “Terima Kasih Vaja Lania” Kami berdua terdiam memandang sekitar. “Kal, aku hanya ingin bilang aku juga merasakan hal sama kau tahu” Kataku santai Kal terdiam “Tapi bukannya kita terlalu muda untuk hal seperti ini” Kataku sembari memandang Kal Kal kembali memandangku, ternyata benar tatapan matanya mirip dengan seseorang yang memberikan PAYUNG MILIKNYA untukku. “Saya tahu, karena itu Saya mengungkapkan perasaan saya ke kamu Vaja Lania” Aku tertawa mendengarnya “Maaf tapi aku senang kok Kal karena kita bisa menyampaikannya baik-baik seperti ini” Kal tersenyum
“Jadi bagaimana? Kamu ingin pulang bersamaku dan juga payung ini?” tanya Kal “Mau… Mau banget” Kataku sembari tersenyum Aku dan Kal pun berdiri, Kal memegang PAYUNG MILIKNYA dan membukanya. Kami berjalan bersebelahan hujan yang tadinya deras sudah mereda menjadi gerimis. Kami tidak pulang menaiki bus karena bus itu adalah bus terakhir yang beroperasi untuk hari ini.
“Terima kasih sudah menjaga payungku” Kata Kal Aku membalasnya hanya dengan senyuman. Kami berjalan menuju rumahku dan juga rumah Kal yang terletak di satu kompleks. Sepanjang perjalanan kami saling berbicara dan juga sekali kami saling diam. Di perjalanan kami yakin ini bukanlah tentang pacaran tapi ini adalah rasa nyaman Ketika kamu menemukan seseorang yang membuatmu nyaman saat bersama tanpa rasa canggung dan juga tanpa rasa takut.
Akhirnya setelah berbulan-bulan menunggu PAYUNG MILIKNYA sudah kukembalikan kepada PEMILIKNYA
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas Shofa Deas adalah nama pena dari Shofa Nur Annisa Deas. Shofa saat ini sedang berjuang menekuni cerpen agar cerpen-cerpen buatannya bisa diterima semua oleh cerpenmu.com. semoga semua cerpen buatan Shofa Deas bisa terbit semua di cerpenmu.com aamiin dan juga cerpenmu.com semoga bisa selalu maju untuk seluruh dunia aamiin
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 10 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com