Cantiknya sinar rembulan di bawah langit malam bertabur bintang. Jaevin Narendra Bagaskara & Winazel Catherina Ocean, Pasangan yang sudah menjalin hubungan sekitar 2 tahun belakangan ini. Mereka sering melihat rembulan malam maupun sinaran senja yang sangat indah. Melihat pemandangan itu membuat mereka merasa tenang.
Ditengah ketenangan Jaevin memperhatikan wanita yang 2 tahun ini menjadi kekasihnya dengan senyum manisnya. Senyumnya menyungging, tersipu akan parasnya yang ayu bak bidadari. Merasa diperhatikan Nazel menoleh dan mendapati kekasihnya yang tengah memandang dirinya dengan senyuman yang terlukis sempurna.
“Mengapa kau memandangiku seperti itu Naren?, apa ada yang salah di wajahku?” ucap Nazel, “Tidak, tidak ada yang salah dari wajahmu” balas Naren, “Lalu? mengapa kau menatapku seperti itu?”, Naren tersenyum lalu menyibak halus helaian rambut coklat Nazel “Kau tau? aku sedang memandangi ciptaan Tuhan yang begitu sempurna” ujar Naren dengan senyum yang disinari rembulan. “Oh Tuhan jangan memulai Naren” balas Nazel dengan pipi yang bersemu merah.
Hari berlalu, sore harinya Nazel pergi menemui Naren dengan maksud ingin mengajaknya melihat senja di taman depan kompleks. Saat memasuki halaman rumah milik Naren, Nazel mendapatinya tengah termenung dengan raut wajah yang sendu tengah terduduk di kursi teras rumah. Nazel lantas menghampiri sang kekasih dan bertanya tentang keadaannya.
“Naren…. ada apa? mengapa kau terlihat muram?” “Nazel, ayahku mengalami kecelakaan pagi tadi, dan Dokter menyatakan bahwa ia koma untuk beberapa saat. Kabar itu menyakiti hatiku, perasaanku tak tenang, pikiranku tak tahu melayang kemana, bahkan dari tadi pagi tanganku tidak berhenti bergetar.” terang Naren dengan tangan yang masih bergetar. “Naren.. kemarilah tenangkan dirimu” ucap Nazel dengan merentangkan kedua tangannya. Naren yang melihatnya lantas tersenyum tipis dan memeluk Nazel dengan erat. Sambil membalas pelukan Naren, Nazel membisikkan kalimat kalimat yang dapat membuat Naren merasa lebih tenang.
Setelah beberapa saat mereka berpelukan, perlahan Naren merasa lebih tenang dan tangannya berhenti bergetar. Naren melepas pelukannya lalu menatap mata indah nan teduh tersebut sambil berucap “Terimakasih, terimakasih karena dirimu selalu berada di dekatku, selalu menyemangatiku dan menenangkan hati juga jiwaku, satu hal yang harus kau tau, pujaan hatiku, aku mencintaimu. Senyummu yang manis dan indah bak bunga mawar, tidak akan kubiarkan seorang pun menghilangkan senyum indahmu itu, Winazel Catherina Ocean. Gadis cantik yang tidak sengaja kutemui di taman sore hari, tak kusangka kau akan menjadi milikku sekarang, sulit sekali meluluhkan hatimu yang beku saat itu, aku pernah ingin menyerah terhadap perasaanku ini, namun saat kulihat senyum manismu itu, aku merasa bahwa ada perasaan ingin memilikimu yang sangat membara di hatiku. Dan sekarang kamu milikku, bayi besarku yang lucu, belahan jiwaku, kumohon jangan pernah meninggalkanku.”
Mendengar ucapan Naren yang teramat tulus, membuat buliran bening itu perlahan lolos mendobrak dinding pertahanan yang sudah ia buat dan jatuh membasahi pipi chubbynya, melihat Nazel yang perlahan mulai menangis, Naren menariknya kedalam pelukan yang hangat dan menenangkan gadisnya, dengan suara serak nazel membalas “Kau tahu? dirimu adalah lelaki hebat setelah Ayahku, begitu sabar dirimu menghadapi sifat keras kepalaku ataupun tingginya egoku, seringkali aku berpikir kau akan lelah menghadapi sifatku, namun setelah saat ini, akan kuhilangkan pikiran itu, karna aku tau Tuhan menciptakan dirimu untukku, begitupun sebaliknya, I love you always Jaevin Narendra Bagaskara”. “I love you more love.” Balas Naren dengan mengelus rambut Nazel tulus.
Cerpen Karangan: Chelcy Airinda Putri Blog / Facebook: Hyewolf_21 SMPN 2 MOJOSARI