Bali, 14 November 2021 Bali lebih cepat satu jam dari Medan. Ditulis untukmu, seorang wanita dewasa yang akan bertugas dinas malam di salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kota Medan.
“Udah dibawa obatnya? Jangan diminum kalau tidak sakit ya. Jaga kesehatan disana.” Salah satu isi pesan masuk darinya beserta lima panggilan tidak terjawab.
Seorang wanita dewasa yang terlihat mandiri dan pemberani dari luar namun siapa sangka ternyata sangat manja? Sisi yang tidak pernah diperlihatkannya pada siapapun kecuali dia merasa sudah menemukan seseorang yang berhasil membuatnya nyaman dan menjadi dirinya sendiri.
Menghabiskan banyak waktu berdua untuk berbincang, melewati hari bersama, dan saling mengenal. Lambat dalam hal amarah, namun selalu segera dalam memberi pundak. Karna aku akan selalu ada untukmu.
Hari ini sudah ngopi? Pertanyaan sederhana yang mengundang gelak tawa diantara kita berdua. Karna kita berdua tahu salah satu diantara kita ada yang memiliki riwayat penyakit asam lambung. Dan orang itu adalah aku. Perbedaan yang menyatukan kita. Kalau oranglain bersatu karna punya kesamaan, berbanding terbalik dengan kita.
Kita belajar mendewasakan diri, menghargai perbedaan, dan cinta tumbuh setelah berhasil menyatukan semua perbedaan yang ada. Seperti terjebak di dalam labirin. Kita berdua bertemu di pintu keluar yang sama. Kamu mencoba berbelok ke kiri, lalu ke kanan, begitu pula dengan aku. Hingga akhirnya kita bertemu.
Matamu adalah mataku. Lewat telingamu aku juga mendengarkan semua keluhan dari ruangan itu. Ruangan yang sering kau datangi sambil menanyakan kabar mereka. Mendorong kursi roda itu sambil mendoakan kesembuhan mereka. Lelahmu lelahku juga. Aku bersamamu di setiap musim dalam hidupmu. Kamu lupa kalau dirimu pun membutuhkan seorang penolong meski kamu adalah penolong bagi banyak orang.
Wanita sederhana yang aku kenal sangat pemberani. Memulai percakapan denganku meski dia tahu pasti dicuekin. Karna aku hanya menjawab tanpa bertanya kembali padanya. Memperhatikanku dari kejauhan. Mengakui dirinya sengaja mengaktifkan notifikasi agar selalu mendapatkan pemberitahuan kabar terbaru tentangku melalui sosial mediaku.
Terdengar seperti secret admirer. Dan itu benar dirinya. Seorang wanita dewasa yang usianya lebih tua dari usia saya yang kini menjadi bagian dari dunia saya. Tidak hanya dirimu, aku pun jatuh cinta dengan duniamu. Kita bertemu pada gelombang yang sama. Orang-orang menyebutnya, sefrekuensi.
Debaran yang dikeluarkan oleh jantungku menandakan bahwa jantungku masih berdetak. Dan akan terus berdetak selama dirimu melakukan protes pada Tuhan, menginginkanku selalu ada disampingmu. Saat alat bantu untuk mendengar detak jantung itu tidak terdengar suara debaran jantungku, hanya kesunyian yang dingin, percayalah alatnya sedang tidak berfungsi dengan baik. Aku yakin kamu tahu apa yang harus kamu lakukan saat itu.
Lakukan protes. Protes sekali lagi. Sekali lagi. Coba sekali lagi…
Lihat bagaimana malaikat merasa kasihan saat melihat kau menangis. Dikembalikan padamu atas nama cinta. Lalu keajaiban terjadi.
Terimakasih telah merawat saya. Kini jauh lebih sehat, jauh lebih bahagia, dan jauh lebih mencintaimu layaknya mencintai diri sendiri.
Tulisan ini ditulis oleh seseorang yang memiliki riwayat asam lambung, sering kambuh tapi masih aja tidak menjaga kesehatannya. Hingga aku merasa sudah sangat merepotkan wanita ini. Itulah kenapa judulnya ditulis begitu. Antagonis H2 adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan gejala penyakit asam lambung. Begitu pula dengan wanita ini termasuk kelompok wanita penyayang yang meredakan amukan ombak kecemasan yang ada di hati. Hehehehe…
Cerpen Karangan: Acha Hallatu Instagram @achahallatu Penulis muda berasal dari Kota Medan.