Malam ini, angin terasa menusuk di permukaan kulit. Namun seorang gadis menggosok kedua telapak tangannya agar terasa hangat. Ternyata gadis itu dibantu oleh kekasihnya agar semakin merasa hangat.
“Dingin banget ya?” ucap Ayden. “Bangett, tapi ada kamu, nggak jadi dingin,” Sahara terkekeh. “Peluk aja aku, biar kamu semakin merasa hangat,” dengan senang hati, Sahara memeluk kekasihnya dengan erat. “Walau tanpa kamu peluk, aku udah ngerasa hangat, dari hati menjalar ke seluruh tubuh,” sekali lagi, Sahara berucap.
Begitu bersyukur Sahara mempunyai kekasih seperti Ayden. Hubungan mereka setenang air. Sesekali pernah memanas seperti api namun kembali lagi setenang air. Mengalahkan ego masing masing agar tidak menyakiti satu sama lain.
“Aku bersyukur punya kamu, Sahara,” Ayden semakin mengeratkan pelukannya pada Sahara. “Aku juga, enggak pernah terpikir buat ninggalin kamu, Ayden,” Sahara memejamkan mata, menikmati pelukan Ayden yang semakin erat. “Aku bisa gila kalau kamu ninggalin aku, kamu adalah duniaku, bulanku, matahariku,” ucap Ayden begitu tulus.
“Bisa kamu jelaskan, apa yang kamu ucapin?” ucap Sahara. “Kamu duniaku, seluruh hidupku aku serahin ke kamu, Sahara. Ketika duniaku merasa sedih, aku juga bakal merasa sedih dan ketika duniaku merasa senang, aku juga bakal ngerasa senang,” ucap Ayden. “Dan kamu adalah bulanku, yang menerangiku disetiap kegelapan yang mendatang. Ketika bayangan pun pergi meninggalkanku, kamu tetap ada disampingku memberi penerangan disetiap langkah”. “Dan kamu juga matahariku, yang selalu memberi kehangatan lembut disetiap pagi yang dingin. Ada yang bilang kehangatan matahari memancarkan kesetiaan, semua itu ada pada diri kamu, Sahara,”.
“I love you in every universe, Sahara,” kata kata yang diucapkan Ayden selalu membuat Sahara terpukau.
Rasa cintanya pada Ayden tidak pernah berkurang, selalu bertambah dan terus bertambah. Begitupun Ayden yang selalu mencintai Sahara sampai kapanpun. Kisah cinta yang begitu sempurna.
Mereka menikmati segala suasana yang mereka rasakan. Melihat bulan yang menjadi tokoh utama di cerita langit yang gelap dan dibantu oleh miliaran bintang. Membuat langit menjadi indah untuk dipandang, sempurna.
“Kamu tau, Ayden,” Sahara tiba tiba bertanya. “Apa?” jawab Ayden. “Ibaratnya aku ini Api dan kamu adalah Air,” Sahara menatap Ayden. “Api selalu takluk dengan Air,”. “Api selalu luluh dengan Air,”. “Dan Api selalu tenang ketika bersama dengan Air,”. “Hanya Air yang mampu membuat Api tenang dari segala emosi yang muncul, itulah sebabnya mengapa Air ditakdirkan untuk memadamkan Api,” ucap Sahara.
“Aku semakin jatuh sama kamu, Sahara,” mata Ayden menjadi teduh. “Izinin aku untuk menjadi teman hidup kamu dan izinin aku untuk menjadi Air abadi untuk Api,” Ayden berkata dengan bersungguh sungguh.
“So, will you be my wife?” Sahara terkejut, tidak menyangka jika Ayden akan melamarnya.
“Aku…,” Sahara berkata dengan ragu. “Mantepin hati kamu dulu, aku enggak mau kamu nyesel dalam menjalani hubungan kita nantinya” ucap Ayden. “Aku mau, aku enggak akan nyesel,” pernyataan Sahara membuat Ayden merasa bahagia.
Bulan semakin memancarkan sinarnya dan semakin berbentuk sempurna untuk dipandang. Mungkin bulan turut merasakan bahagia atas kedua insan itu.
Ayden mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berisi cincin. Berwarna silver yang dihiasi oleh berlian, membuat cincin itu terlihat elegan.
“Kamu udah nyiapin ini?” Sahara merasa terkejut sekali lagi. “Udah lama dan aku nunggu waktu buat ngelamar kamu, aku takut kalau jawaban kamu enggak sesuai ekspektasi aku,” ucap Ayden.
Ayden mengambil tangan Sahara dan memasangkan cincin itu dijari manis Sahara. Tangan Sahara terlihat semakin cantik akan cincin itu.
“I love you, Ayden,” ucap Sahara begitu tulus. “I love you more, my moon, sun and world,” jawab Ayden.
Cerpen Karangan: Khoirunnisa ig; @janheavens