Aku adalah korban pelecehan s*ksual. Ya. Sedari kecil hal-hal seperti itu sudah menemaniku. Bahkan, saat aku lima tahun, setiap melihat mereka -adik laki-laki ayahku dan saudara laki-laki ibuku- kerap aku ketakutan sendiri. Bagaimana tidak takut. Awalnya mereka tampak sayang, memeluk, lalu membelai, lalu mencium, tidak lama mereka mulai ganas. Menelusupkan jari di pakaianku. Ah!
Bila terus kuingat, hal itu akan membuat kepalaku pusing. Tidak bisa tidur, tidak bisa makan, maka tidak bisa berak juga. Ah! Ngerii..
Hmmm kalau diingat-ingat, bukan hanya itu. Setelah memasuki usia sekolah dasar, rasanya aku juga pernah menerima perlakuan kurang ajar. Parahnya ini oleh saudara lelakiku sendiri.
Karena rentetan kejadian di masa kecil inilah aku tak bisa percaya pada kasih sayang dari laki-laki. Karena bagiku, seperti apapun mereka mengatakannya, yang mereka mau hanyalah peluk, cium, belai. Bukan hati apalagi kasih sayangku. Sama seperti saat ini. Ah. Aku sedih mengingatnya.
Dulu. Belum terlalu dulu. Beberapa tahun yang lalu, aku kenal dengan seorang laki-laki. Laki-laki ini kukira berbeda. Kami saling mengenal, berbagi masa lalu, lalu saling menautkan hati dan saling berjanji. Kami mengucapkan banyak janji. Oh tidak, janjinya tentu lebih banyak dari janjiku. Aku nyaman dekat dengannya. Kurasa diapun begitu.
Banyak masa yang sudah kami lewati. Makin tua perkenalan kami makin tahu aku dengannya. Tapi belakangan ternyata aku tahu. Dia tidak ada ubahnya dengan para lelaki sebelumnya. Sama saja.
Kami pernah melewati masa nakal bersama. Lalu kini ia telah berubah. Ia tak lagi nakal. Ia ingin menjadi pemuka agama. Lalu aku ditinggalkannya. Yaa begitulah. Tentu saja lelaki baik, akan mencari perempuan baik. Bukan perempuan setengah baik bahkan yang tidak baik sepertiku. Ah sakitnya.
“Dor… Hahaha ngelamun aja Lu, Neng. Makan yuk, keburu jam istirahat habis” uuuhh si Rita ini, ngagetin aja. Jelas orang lagi asik ngelamun. Oh ya, dia perhatian banget sih. Dia selalu sayang dan selalu ada buatku. Apa aku berputar haluan dan mencintai dia aja? Oopss
“Nah, bengong lagi, ikut gak? Kalo gak gue tinggal nih” “Aduh galak benner. Yuk bu Bos..”
Cerpen Karangan: Delvina Fitriani Facebook: Delvina Fitriani