Andai saja waktu itu aku tidak memaksa dia untuk membelikanku capcay pada saat hujan. Semua tidak akan seperti ini. Kutatap semangkuk capcay di depan mataku. Teringat Zian, sahabat dekatku sekaligus pacar. Dia sudah tak ada akibat diriku sendiri. Kuingat kejadian saat itu.
“Mmm.. Zian?” Panggilku. “Hah? Ada apa Mel?” Tanyanya. “Kamu ketiduran yaa” kataku sambil menyenggol sikunya. “Hah gak kok” katanya sambil mengucek matanya. Aku hanya tertawa. Hari ini hujan deras sekali. aku menunggu bersama Zian di halte Bus. Zian tak membawa motornya karena bannya kempes. Sudah 25 menit menunggu tapi bus yang kami tunggu tak kunjung datang.
“Kamu pulang ke rumahmu atau ke kos kosanku?” tanyaku padanya. aku memang satu kos bersama Zian tapi beda kamar. Yaiyalah belum jadi suami istri. “Amell, dibilang kan rumahku itu sudah dijual beberapa bulan yang lalu ya aku tidur di kos kosan lah masak masih tidur di rumah yang udah dibeli orang?” Sambil mencubit pipiku. “Oh ya ya lupa Zi hehehe” kataku sambil tertawa.
Tak lama datang bus yang kami tunggu. Aku dan Zian naik bus itu.
Singkat cerita, aku dan Zian telah sampai di kos kosan. Bajuku basah kuyup begitu juga baju Zian. “Motor kamu kapan diambil?” Tanyaku padanya. “Palingan besok. Udah yuk bebersih terus kita tidur. besok kan jadwal kuliah pagi” katanya mengingatkan.
Aku segera tidur dan terbawa ke buaian mimpi.
Keesokan harinya.. Aku dibangunkan oleh Zian. Dia memintaku untuk membuatkannya roti. kubuatkan dia roti setelah mandi. Setelah kubikin, dia makan dengan lahap. Lalu secepat kilat aku dan Zian menuju bengkel dekat kos kosan untuk mengambil motornya. Jadi ke kampus aku sama Zian naik motornya.
Ketika waktunya pulang, hujan turun lebih deras dari kemarin. Aku bersama Zian memakai jas hujan. Lalu pulang menaiki motor.
Sesampainya di kos kosan aku sangat lapar. ingin meminta tolong pada Zian untuk membelikan Capcay. tapi aku kasihan padanya harus bolak balik. “Pengen capcay euy..” bisikku. Tanpa kusadari Zian mendengar ucapanku. “Sebentar ya, aku belikan” katanya. “Ga usah Zi, kamu disini saja sama aku” kataku menarik tangannya. “sudah tak apa Mel” katanya memaksa.
Aku menunggu dia. Menunggu, menunggu dan terus menunggu. Dia tak memberikan kabar.
Aku mulai cemas dan panik. tiba tiba telepon berdering dari temannya Zian, namanya Haikal. “Halo.. dengan Amelia?” Tanyanya lewat telepon. “Ya saya sendiri ada apa ya?” Tanyaku cemas. “Zian pacarmu mengalami kecelakaan setelah membeli capcay tadi di warung dekat rumahku. Nyawanya tak tertolong. Dia tergelincir dan kepalanya terkena aspal dan badannya tertindih oleh motornya” kata Haikal.
Aku terduduk lemas. Mataku basah. air mata tak bisa kubendung lagi. Andaikan saja kalau aku tidak memaksanya untuk membelikanku capcay. Andaikan kalau aku tidak mengatakan bahwa aku ingin capcay.
Terimakasih Zian atas pengorbananmu..
Cerpen Karangan: Yuliana