Pada suatu masa, hiduplah seekor lalat bernama Bob. Berbeda dengan kebanyakan lalat yang suka hinggap dan mencari makan di tempat sampah, Bob lebih suka mencari makan di taman yang memiliki banyak bunga dan pepohonan. Bob hanya memakan cairan Nektar yang terdapat pada bunga layaknya seekor lebah. Teman-teman Bob dan lalat lain kerap memanggilnya “Si Aneh”, tapi Bob tidak ambil hati. Karena memang seperti itulah adanya, Bob tidak menyukai tempat sampah dan tempat kotor.
Suatu hari, ketika Bob sedang menghisap sari bunga, terdengar sayup-sayup seperti kepakkan sayap. Lalu Bob melihat ke arah sekitarnya, terlihat sesosok serangga dengan sayap yang indah sedang hinggap di bunga lain. “Cantiknya..” Bob berkata lirih. Serangga itu menoleh ke arah Bob, sontak Bob langsung bersembunyi di balik kelopak bunga. Lalu serangga itu menghampiri Bob
“Apa yang sedang kau lakukan?” Ucap seekor kupu-kupu betina. “A-aku sedang bersembunyi.” Bob menjawab dengan sedikit gugup dan menunjukkan diri perlahan. “Tidak tidak, maksudku apa yang sedang kau lakukan di sini? kau seekor lalat bukan?” “Apakah ini terlihat aneh? ah tentu saja. Bahkan lalat lain memanggilku si Aneh.” “Hah? Tidak, ini hal yang langka! apa kau suka bunga?” Ucap kupu-kupu itu terlihat antusias. “I-iya, aku menghisap beberapa sari bunga sekitar sini. Tapi tenang saja, aku tidak menghisap semuanya kok hehehe,” “hahaha, tidak apa-apa, aku hanya mencari sedikit camilan. Aku belum pernah melihat lalat yang menghisap sari bunga sebelumnya, kau terlihat keren. Aku akan memanggilmu Si Keren! oh ya namaku Emily.” Ucap si kupu-kupu dengan sangat ramah. “Eh?! aku juga punya nama loh. Aku Bob, senang berkenalan denganmu.” Bob terlihat sedikit tersipu. “hahahaha oke Bob si Keren.”
Tak terasa hari mulai larut, Emily pun berpamitan dengan Bob, ia berharap besok mereka bisa bertemu lagi dan saling berbagi cerita. Malam itu Bob sedang berada di tempat ia biasa beristirahat. Bob terlihat seperti sangat tidak sabar menunggu hari esok untuk bertemu dengan Emily lagi.
“Apa ini? apa aku dihipnotis? arghh.” Bob seperti uring-uringan karena sayap indah Emily selalu muncul di benaknya.
Pagi pun tiba, dan sang fajar sudah menampakkan diri seutuhnya. Bob segera mengangkat sayap kecilnya ke tempat ia bertemu Emily kemarin. Sesampainya di sana, ia tak melihat seekor serangga pun yang hinggap di kelopak bunga.
“Kenapa aku jadi sangat berharap ya? huft.” Tukas Bob pada dirinya sendiri.
Alih-alih menghisap sari bunga, yang diharapkan Bob pun muncul. “Bob si Keren!” Emily mengagetkan Bob dari arah belakang. “oh hey!” Bob bereaksi melompat seperti laba-laba peloncat. “hahaha kamu lucu Bob. Oh ya, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.” Ucap Emily seraya menegakkan sayapnya. “Eh?? kemana?” Tanya Bob dengan nada bingung. “Ayo! lihat saja nanti.” Emily menghempas sayapnya ke arah yang dituju. “Hey tunggu!”
Mereka berdua pun menuju tempat yang Emily maksud. Di perjalanan, Bob selalu melemparkan lelucon-lelucon payah yang bahkan sehelai rambut pun takkan goyang jika itu angin. Tapi siapa sangka, Emily bisa tertawa olehnya. Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, tibalah mereka di tempat yang Emily maksud. Hamparan bunga yang indah terlihat jelas dari mata besarnya Bob.
“Wahhh, tempat apa ini? aku baru kali ini melihat yang seperti ini.” Ucap Bob yang terkagum-kagum. “Indah bukan? aku juga baru menemukan tempat ini kemarin sepulang bertemu denganmu.” “Hey lihat! apakah itu teman-temanmu?” Ucap Bob sembari mengamati kawanan kupu-kupu yg sedang berterbangan kesana kemari. “Kau tahu Bob, kupu-kupu dewasa umumnya hanya memiliki masa hidup sekitar dua minggu. Dan selama itu kami hanya mementingkan dua hal, mencari makan dan berkembang biak. Ini minggu keduaku, dan aku selalu menolak pejantan yang mendekatiku. Apakah aku melanggar kehendak alam Bob?” Tutur Emily seraya mengabaikan ucapan Bob. “Eh?? k-kenapa?” Bob merasa bingung, ia tidak tahu harus menjawab apa. “Hahaha, entahlah.” Ucap Emily, lalu terbang ke arah kawanan kupu-kupu. Bob hanya terdiam, memandangi Emily yang terbang menjauh darinya. “Kenapa dia? apa aku salah bicara?” Bob bertanya lirih pada dirinya sendiri.
Sejak hari itu, Bob tidak pernah melihat Emily lagi. Tidak di tempat pertama mereka bertemu, tidak juga di tempat yang Emily temukan. Bob mencarinya kemana-mana, tapi hasilnya nihil. Ketika Bob mencari Emily di daerah semak-semak, sialnya ia terperangkap jaring laba-laba.
“Wah wah, sepertinya aku dapat camilan.” Seekor laba-laba muncul di ujung jaring dan mendekati Bob. “Cepatlah, lumat aku.” Ucap Bob begitu pasrah. “Eh? kau tidak takut padaku? aku akan memakanmu loh?” “Lalu kenapa? apa aku harus berteriak minta tolong?” “Ya setidaknya merontalah sedikit. huh, kau kenapa wahai lalat kecil yang menyedihkan?” “Menyedihkan.. hahaha betul sekali! aku sangat menyedihkan. Teman-temanku mencapakkanku, lalat lain menganggapku aneh, serangga yang kusuka menghilang. Dan sekarang hidupku diujung tanduk.” Bob terdengar seperti orang yang hilang arah tujuan. “Aku tidak ingin mendengar curhatanmu, tapi beginilah kehidupan. Kadang kau diatas kadang kau dibawah, kadang bahagia dan adakalanya kau harus terpuruk. Jikalau hidup terasa menyedihkan bagimu, cobalah untuk tenang.”
Laba-laba itu menyuntikkan taringnya ke tubuh Bob dan mengirimkan enzim pencerna ke organnya. Kemudian perlahan-lahan cairan tubuh dan hancuran organ beserta semua memori Bob bersama Emily dihisap oleh si laba-laba. Hanya tersisa raga Bob yang sudah mengering.
Cerpen Karangan: Azrul Facebook: facebook.com/azrul.btnk
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 Mei 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com Maaf kakak sempet off beberapa hari karena harus bolak balik ICU, ada anggota keluarga yang sakit meski pada akhirnya harus berpulang… stay safe ya guys!