Tringg! Dentingan bel mengawali pagi hari di kota Jakarta. Seorang pria berjaket abu-abu memasuki sebuah cafe. Melihat ada pelanggan yang datang, pelayan cafe yang semula duduk manis langsung mendekati lelaki tadi.
“Mau pesan apa, Mas?” “Cappuccino 2.” Sang pelayan pergi dengan ekspresi heran, berbagai pertanyaan muncul di benaknya; kenapa dia pesan 2 minuman? Jelas-jelas dia hanya datang sendiri.
“Barca!” Seorang perempuan melambaikan tangannya. Merasa namanya dipanggil, Barca berpaling ke arah perempuan itu. “Chelsea?” Tanpa basa-basi Chelsea duduk di kursi yang berhadapan dengan Barca.
“Akhirnya bisa ketemu juga, aku kangen sama kamu.” Chelsea menunjukkan wajah memelas, membuat Barca semakin gemas sampai-sampai ingin mencubit pipi chubby-nya. “Maaf kalo aku selalu sibuk,” ujar Barca seraya tersenyum penuh arti dan mengelus puncak kepala Chelsea.
Pasangan kekasih ini memang jarang sekali bertemu. Terakhir kali jalan-jalan juga sudah 2 tahun yang lalu sebelum Barca pergi ke London untuk menuntaskan kuliahnya. Jarak memisahkan mereka berdua, seandainya Indonesia dan London berdekatan, pasti takkan ada rasa rindu sedalam ini. Namun, itu semua bisa dijadikan tantangan sampai mana mereka akan mempertahankan hubungan.
“Besok kita jalan-jalan yuk!” Chelsea sepertinya sangat excited mengajak pacarnya berjalan-jalan sekaligus nostalgia. Bukannya menjawab, Barca malah menghela napas berat, “Ga bisa, besok aku harus balik lagi ke London. Kamu tau sendiri ‘kan aku belum selesai kuliah.” Wajah Chelsea memerah, meredam amarah yang tak mampu dia sembunyikan lagi. “KAMU SELALU PENTINGIN KULIAH! GA PERNAH ADA WAKTU BUAT AKU!” Chelsea membentak Barca di hadapan banyak orang. Puluhan mata menyorot ke asal suara. Bulir bening lolos dari pelupuk mata Chelsea. Ada rasa kecewa yang tersirat dibalik tangisannya. Kemudian Chelsea keluar mempercepat langkah agar Barca tak bisa mengejar.
[Chelsea, aku minta maaf] [Bales chat aku, jangan di read doang] [Aku janji nanti bakal luangin waktu buat kamu]
Beribu-ribu pesan masuk di handphone Chelsea, suara notif pun terus terdengar.
Chelsea membacanya satu-persatu sambil menyeka air mata yang belum mengering sejak pulang dari cafe. Dia merasa ragu membalas chat Barca, tetapi di sisi lain dia juga tak mau hubungannya kandas.
[Beneran kamu bakal luangin waktu buat aku?]
Tak perlu menunggu berjam-jam, Barca langsung membalas.
[Iya] [Iya apa?] [Iya sayang]
Hati Chelsea terasa lega berkat chat dari Barca. Walau sederhana, bagi Chelsea itu sangat istimewa.
BREAKING NEWS Dikabarkan pesawat yang berangkat menuju London mengalami kecelakaan yang mengakibatkan seluruh penumpang termasuk pilot tak selamat.
Chelsea meletakkan jus alpukat yang dia minum, lalu menatap nanar ke arah televisi. Mimik mukanya saat ini tergambar jelas bahwa dia sedang kaget dan tak kuasa menahan air mata. “Berarti Barca juga…” Chelsea tak sanggup meneruskan kalimatnya. Ingin sekali dia berteriak dan berlari di pantai atau hutan belantara agar orang-orang tak mendengar.
Jiwa di dalam tubuh Chelsea seolah-olah melayang menembus langit biru. Harapannya untuk menikmati waktu berdua dengan Barca harus pupus. Kini cinta mereka dipisahkan oleh maut.
“Kenapa kamu ninggalin aku?” Suara lirih Chelsea memenuhi ruangan. “Padahal baru beberapa hari yang lalu kamu janji ga akan ninggalin aku!” “Tapi kenyataan apa? Sekarang kamu udah pergi.” “Nanti siapa yang bakal jagain aku? hibur aku kalo lagi sedih?”
“Kadang, kamu harus kehilangan seseorang sebelum akhirnya menyadari betapa berartinya dia dalam hidupmu.” – Chelsea Aurelia Kiyandra –
Cerpen Karangan: Halimah Sadiah Blog / Facebook: Halimah Sadiah Maaf kalau kurang menarik, saya hanya suka membuat cerita dan kebetulan ini adalah kisah nyata dari teman saya. Kalian bisa mengunjungi Facebook saya, di sana saya suka membagikan cerita. Sebenarnya cerita ini juga ada lanjutannya. Mari berteman di Instagram/Facebook^^ IG: @halimahsadiah_10 FB: Halimah Sadiah