Di dalam tidur Keiza Alina sudah lama tidak menemukan cahaya setelah kepergian Kakak. Senyuman Keiza berubah menjadi buruk ketika tahu Papa menikah lagi dan Mama meninggal akibat sakit lukemia yang dideritanya. Menjadi pukulan terberat.
Keiza membersihkan kontak lensa di mata. Perlahan memperlihatkan mata merah. Melangkah ke dapur mengambil air lalu mencuci muka. Muka jadi kusam akibat mager membersihkan.
Setelah itu kedatangan Dave saudara tirinya dari kamar membawa kue. Malas meladeni memilih pergi. Hujan turun deras Keiza memilih rebahan di kamar menikmati waktu membaca novel yang baru dibeli. Diam-diam Keiza teringat akan kebaikan cowok masa kecilnya menghilang.
Perlahan cewek itu menangis. Airmata membasahi buku, lekas mengambil tissue. Di tempat berbeda di kampus Keiza bertemu lalu lalang mahasiswa. Seseorang menaruh coklat di lokernya, kemudian Keiza buang.
Di malam menjelang Keiza tertidur dengan cepat. Matanya benar-benar mengantuk. Bayangan muncul ada sebuah restoran dan orang meninggalkan sebuah kartu atm. Memungutnya cewek itu berjalan mengejar cowok itu. “Maaf ketinggalan…” “Oh, makasih.” Hanya jawaban singkat. Senyuman tersungging ke bibir Keiza. Menghabiskan waktu membaca novel di restoran ini, tempatnya cozy dan tidak terlalu banyak pengunjung.
Pertamuan kedua… Musik mengalun indah dan salah satu lagu Dgtya cinta sudah terlambat. “Sebenarnya hatiku… terlalu mencintai, tapi kini ku tak kuasa menyatakan kepadamu, dalamnya cintaku… mengengam tulus hatimu, karena kini ku tak kuasa cinta sudah terlambat.” Merdu dan membuat seluruh perasaan bangkit di masa lalu.
Tidak mau terlalu hanyut dalam baper. Keiza memilih memalingkan pikiran dari suasana mellow, nanti memperburuk keadaan mood.
Perlahan menoleh ke arahnya bisa merasakan sentuhan dari belakang. Keiza mengenali aroma parfum persis waktu itu. “Kamu sering ke sini?” “Lumayan.” Terdiam dalam jangka waktu lama banyak cerita ingin Keiza ungkap. Namun apa daya sepertinya cowok ini tipe pendiam, kaku, jarang berbicara.
Belum ada pertanyaan mengenai nama sampai di mana ponsel cowok itu berdering. Ia meninggalkan Keiza mematung di tempat bergegas menghabiskan lemon tea. Ugh… napasnya seolah tertarik dari dalam. Kesal sekali membuka kembali buku. Sebagai cewek kutu-buku Keiza tak akan menyia-nyiakan waktu membaca buku Tere Liye, sangat memikat di tambah romansa dari Ilana-Tan, dan cerita remaja favoritnya Bayu Permana Kak Faradita, satu lagi penulis galau Boy Candra. Sastra adalah candu untuknya.
Di dalam hidup Keiza cuma satu bisa bertemu bersama panggeran di masa lalu. Di lain hari Keiza datang ke restoran niatnya hanya membaca. Tapi yang terjadi cowok itu membawa sebuah kotak kado berisi foto masa kecil.
“Aku sudah tahu kalau kamu Keiza, aku bertanya ke pelayan kalau namamu Keiza.” Jelas saja langsung terpaku. Berarti ia Bastian. Dugaan ternyata tepat Bastian sangat begitu tampan sekarang rapi berbeda dulu berkulit hitam sawo matang, dan suka main bola sehingga berantakan.
Berbeda pada masa sekarang Keiza begitu kagum. Tatapan terus terjurus pada Jonas Alexandria.
Seolah ingin melepas rindu. Mendekat dan memeluk erat air mata mengalir. Seperti ada mesin waktu membawa ke masa penuh indah. Mereka bercanda sepanjang obrolan, melontarkan berbagai kenangan yang lama. Hingga di mana ia harus pulang demi sebuah keperluan mendesak. Sudahlah! Ini lebih dari cukup. Hati sudah bergembira menikmati kebersamaan Sulit bisa di ulang.
Di dalam kedamaian Keiza pulang dengan hati berbinar. Di jalan Keiza terus saja melamun sembari menyetir mobil. Memutar lagu tema ceria berbeda mukanya selalu ditekuk.
“Halo Evelyn?” jawabnya menaruh ponsel di leher. “Aku mau ajak kamu makan siang besok,” Suara di telpon terdengar sukacita. Kelihatan ada berita besar, entahlah cuma tebakan saja. “Di mana?” tanya Keiza menfokuskan kepada ruas kemecatan. “Resto Pelangi.” Tempatnya bertemu teman masa kecil. Semoga saja mereka dapat bertemu kembali, dan memperkenalkan Evelyn sebagai teman dari Sma. Pasti seru sambil bercerita tentang masa lalu penuh, canda. “See you soon.” Keiza tidak sabar bisa menemui teman lama.
Esok pulang kampus cewek itu berdiri di gerbang memasang earphone. Masuk ke dalam mobil. Memperhatikan isi ransel tidak ada keluapaan. Tiba di Restoran Pelangi di sana ia menemukan Evelyn duduk mukanya panik. “Kamu kenapa?” “Ada kecelakaan tadi di sini dan ternyata korbannya meninggal.” Salah satu pegawai membawa barang di dalam terbungkus rapi ada sebuah boneka berwarna pink dan kotak kado. Isinya masih terbungkus rapi.
“Eh itu punya siapa?” “Kan korban takbrak lari tadi dia bawa ini terus meninggal, kasian pasti buat ceweknya, belum aku buka soalnya bukan hal aku.” Mendengar cerita pilu dari pelayan restoran. Cuma bisa meringis. Berharap jika yang meninggal bisa tenang di dalam sana.
Di televisi terputar lagu Agseisa pinjam peluk ajang dari pencarian di salah tv. Menusuk kata-kata liriknya. “Jika memang terpaksa… Tak perlu kau memaksa berbagi detikku, dan detikmu sungguh… terakhir ku meminta apakah bolehkah aku pinjam pelukanmu sebentar saja ku kembali kan sesuai pelukmu.” Air menggenangi cairan bening membasahi. Keiza tak kuat batinnya terasa perih.
Evelyn juga ikut heran ada apa sebenarnya? Temannya konslet atau bagiamana kenapa menangis sekencang ini? Memang apa isinya jadi kepo Eveyln bergerak membaca isi tulisan. Baru paham ikut merasakan patah hati. Baru kali ini secara eksklusif Keiza mengeluarkan air mata. Menyentuh pundak sebagai orang terdekat Evelyn berusaha menghibur meski cara belum sempurna. Perlu jangka lama Keiza mau bercerita.
Tangan bergetar, bibir bungkam susah untuk membuka mulut bercerita. Bingung cara menghibur Evelyn memanggil pelayan di kasir memegang nampan coklat.
“Mbak mau pesan apa?” Pelayan menyodorkan buku menu. “Saya mau kado dan boneka tadi.” Terperanjat mendengar jawaban dari Keiza. Melongoh dalam beberapa detik. “Tapi maaf kami tidak menjualnya!” Pelayan kebingungan. “Pokoknya saya mau, please…” Dada Keiza semakin sesak. Setelah boneka di berikan kotak terbuka ada kotak cincin. Berserta surat. Membaca perlahan menarik napas panjang sebelum melihat isinya. Setelah dibuka Keiza terkejut suratnya sangat dalam.
Dear Keiza
Aku tidak tahu cara melamar wanita besok aku mau ke Swiss. Tapi sebelum aku pergi ke sana aku mau mengatakan perasaanku sadari aku kecil. Will you marry me? Maaf aku gugup dan aku merasa hancur, susah untuk aku berbicara jadi aku biarkan saja seperti ini, tapi aku sudah tidak tahan jadi aku tulis saja. Semoga kamu suka hadiahku.
Jangan lupa kamu peluk bonekanya biar nanti ketika kita ldr kamu tidak merasa rindu. Eh… belum tentu juga kamu menerimaku. Aku cukup tahu diri, dan siap patah-hati.
Dari: Jonas Alexandria.
Keringat menyengat di pipi Keiza terbangun dari tidur. Mengusap keringat ternyata semua cuma mimpi. Besoknya ia menuju ke restoran Pelangi. Demi membutikkan semua. Pelayan bercerita dulu ada yang sering main ke sini cuma sudah meninggal. Lalu kenapa Keiza lupa semuanya. Kepalanya mendadak pusing hampir terjatuh. Perlahan seperti di sadarkan akan sesuatu berjalan ke kursi, lalu duduk.
Bayangan terus saja terbuka iya ingat semuanya setelah kecelakaan itu Keiza berlari dan mengalami kecelakaan berlari dari restoran dan sebuah mobil menabrak sehingga tubuhnya terkapar. Terkena benturan keras darah segar mengucur. Cewek itu merasa gelap. Sampai di rumah sakit Dokter Zaki mengatakan jika Keiza mengalami amesia. Memori tidak dapat mengingat semua kejadian.
Kehidupan baru tercipta dari dirinya yang dulu aktif lebih ceria kini cuma ke satu tempat. Dan kenangan kembali bangkit lewat mimpi. Pergi menyekar ke pemakaman di sana ucapan terucap, “aku gak boleh berlarut dalam kesedihan, aku datang Jonas aku harap kamu bahagia di sana menjaga hati kita.” Menyentuh bagian dada.
Benar kalau hati terasa plong. Mimpi mempertemukan Keiza pada kenyataan pahit yang harus diterima. Meninggalkan pemakaman di balik pohon senyuman manis terukir, mendadak menghilang di tengah kesunyian.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz
Nama panjang: Hardianti-Kahar Nama panggilan: Titin Umur: 26 Tahun Hobi: Menulis Novel, Membaca Novel, Menyanyi Lagu Korea, Makan, Desain Baju, Cita-cita: Penulis Novel Akun Wattpad: @titinstory @titinghey tidak bisa login akun lama Akun Novel Toon: @TitinKahar FB: TitinKaharz IG: Titinghai25 Twitter: Hkaharz Wafo: Hitam, Putih, Ungu, Biru, Kuning