Untuk menerima sebuah cinta dari seseorang, membuat Keysha harus berfikir lama untuk menerimanya, sampai akhirnya semua berakhir dengan air mata.
Sore ini, ia menangis di pusara Ryan, seseorang yang ia cintai selama ini. Keysha selalu teringat perjuangan dia dulu untuk mendapatkannya.
Malam itu, di bawah langit yang gemerlap penuh bintang dan bulan yang bersinar penuh. Ryan menggenggam tangan Keysha, mengungkap sebuah rasa yang sudah lama ia pendam.
“Aku ingin kamu menjadi milikku, terimalah cincin ini dan menikahlah denganku, Keysha!” ucapnya lirih. Gadis bermata indah itu menautkan alisnya. “aku sangat terkejut, bahkan aku tidak mengetahui kalau kau menyukaiku selama ini” ucapnya tak bisa menyembunyikan bahagia sekaligus keraguannya.
Dia memang menyukai Ryan sejak lama, namun selama ia mengenal Ryan di kampus, mereka sama sekali tak pernah bicara akrab, saling menyapa saat bertemu pun sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah. Tapi sekarang, lelaki itu mengajaknya menikah. tentu Keysha tidak akan percaya dan mengira kalau ini hanyalah mimpi.
“Bukankah kau selalu memperhatikanku saat di kelas?, kantin kampus? Perpustakaan? dan disetiap tempat saat kau tak sengaja bertemu denganku?.. kau sudah seperti polisi yang mengejar buronan, dan sekarang aku adalah buronan yang menyerahkan diri padamu…” Ia mengulas senyum penuh cinta. “Aku lebih suka memperhatikanmu dari kejauhan!” Keysha tertunduk menyembunyikan rona merah dipipinya. “Kenapa tidak dari dekat? begini menurutku tidak masalah” ucap Ryan sambil mendekatkan tubuhnya dan menarik tubuh mungil Keysha kedalam pelukannya.
Degh! Jantungnya berdegup kencang, wajahnya memanas, dan nafasnya terasa sesak. Dia langsung mendorong Ryan sampai pelukannya terlepas.
“maaf sya, aku khilaf!” Keysha menggelang, bukan itu masalahnya, dia hanya tidak tahan dengan pelukannya, hatinya akan meledak jika dia memeluknya lebih lama lagi.
“Beri aku waktu untuk memikirkannya lagi Ryan!” ucapnya. “Jangan lama lama ya, cepat temui aku, berlari padaku dan peluk aku, katakan kalau mencintaiku!” Keysha mengangguk. Dan sejak saat itu, setiap kali ia bertemu Ryan, jantungnya berpacu lebih cepat. Dia jadi membisu saat bertemu dengannya, membuat Ryan mengira kalau gadis itu tak suka padanya.
Dua minggu berlalu, Keysha sudah mengerahkan tenaganya untuk menemui Ryan dan mengatakan kalau dia mencintainya. Namun sejak seminggu itulah Ryan tidak lagi pergi ke kampus, baik Dosen ataupun teman temannya tidak ada yang tahu soal itu.
Lalu seorang wanita berusia sekitar tiga puluh tiga tahun datang untuk menemuinya. Ia adalah ibunya Ryan, yang menitipkan sebuah surat dan sebuket bunga Lily untuknya. “ini dari Ryan, dia ingin kamu membacanya!” wanita itu menyerahkan sepucuk surat pada Keysha.
Harap harap cemas, keysha mulai membuka isi surat dan membacanya. “Kalau kau membaca surat ini, itu artinya aku sudah meninggal, kufikir kau tidak pernah suka padaku, karna semenjak aku mengungkapkan perasaanku, kau tidak menjawab dan tidak bicara padaku lagi sejak itu. dan aku terus saja memikirkanmu setiap saat, sampai kecelakaan itu bermula dan membuat hampir seluruh tulangku patah, kufikir hidupku hanya akan bertahan beberapa hari saja, aku berdoa pada tuhan, agar mempersatukan kita dalam keabadian. Salam hangat, Ryan.”
Detik itu juga pertahanan Keysha roboh, tubuhnya lemas dan ia terjatuh ke lantai. air mata sudah tak terbendung lagi. Masih teringat ucapan Ryan waktu itu.
Cepat temui aku… Berlari padaku dan katakan kau mencintaiku…
Keysha langsung saja berlari setelah bertanya dimana Ryan dimakamkan pada ibunya. Tak peduli seberapa jauh dia berlari, sampai tiba di pembaringan terakhir Ryan.
Dia berlari dan mendekap nisannya sambil menangis tersedu sedu. “Aku mencintaimu… aku mencintaimu…” ucapnya tersengal sengal.
Dan itulah hal yang paling menyakitkan bagi Keysha, saat dia terlambat menyadari perasaannya.
Dan di hari itu, ia berjanji tidak akan pernah menyia nyiakan orang yang menyayanginya lagi. Dia dapat belajar, kalau membuat orang lain menunggu terlalu lama, justru hal itu akan membuatnya semakin merasa bersalah dan penuh penyesalan.
Cerpen Karangan: Yeni Aisah Blog / Facebook: Ana Ukhty
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 20 Mei 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com