Bulan-bulan pertama aku menduduki bangku kelas dua SMA, lebih tepatnya lagi di kelas dua Ipa. Untuk orang seperti aku Ipa adalah pilihan yang paling salah untuk dipilih, dengan kemampuan pas-pasan, demi dia yang aku sukai sejak pertama aku masuk di pintu SMA, maka aku memberanikan diri untuk berada di pilihan yang salah, hahahhahah… pertama aku duduk di bangku kelas dua saja sudah ada guru yang bilang, jika ipa adalah pilihan yang tidak tepat untuk orang yang IQnya minim seperti aku, tapi aku tidak sendirian, masih ada dua temanku yang memilih jurusan yang sama dan kemampuan kami sama.
Dia yang aku sukai, Nisa (nama samaran) cewek yang aktif saat beajar dan waktu di kelas kami berada di ruangan yang sama, juara di kelas kami, wajar selain aku masih ada cowok lain yang suka dengannya, namun itu tak membuat aku patah semangat untuk mendapatkan hatinya, bahkan tak terasa sudah setahun aku menunggu dirinya, hingga sekarang kami sama-sama duduk di bangku kelas dua.
Semuanya berubah bermula dari kami duduk di kelas dua, dia yang dulu dekat denganku, sekarang mulai menjauh, dia lebih memilih dekat dengan cowok yang berasal dari kelas 1B, “yono” itu namanya, jelas dia tertarik, yono cowok yang pintar di kelas 1B, cewek mana yang tak menyukai cowok yang pintar yang kisarannya sekitar 180 drajat, berbeda dengan cowok seperti kami.
Setiap hari yang ada hanya rasa cemburu di hatiku, melihat dia yang aku sukai malah dekat sama cowok lain, dan sekarang kisah cintaku pun mulai berubah, Nurfatia nama baru yang mulai menggisi hari-hariku di sekolah, cewek yang pintar, periang, lucu dan yang pasti dia cantik.
Nurfatia, anak lokal 1B yang sebelumnya tidak aku kenali sama sekali sewaktu setahun aku duduk di kelas satu, perkenalan kami bermula dari Batagor “ada yang tau apa itu batagor?” itu makanan baru dijual di kantin sekolah kami, dan tepatnya lagi aku menyebut itu pontot orang afrika, dari dulu sampai sekarang aku tak pernah suka dengan yang namanya batagor, entah jijik atau pun geli yang pasti aku tak suka.
Namun dia tiada hari tanpa batagor, bahkan mungkin makanan favoritnya sekarang adalah batagor, sampai-sampai terjadilah kami saling mengejek, “eeee tia hobinya makan pontot orang afrika (batagor)” “cantik-cantik sukanya pontot” hahahahhaa, hingga tak terasa ejekan itu malah bikin aku dekat dengannya, dan untuk pertama kalinya aku mencoba makan batagor, setelah dia menyuapiku, mumpung cewek cantik nyuapin, aku mau lah… hahaaa kesempatan kan…
Dan sekarang aku sudah benar-benar melupakan Nisa, yang ada sekarang adalah Nurfatia, kedekatan kami sekarang membuat aku menyukainya, aku sudah merasa nyaman bila berada di dekatnya dan aku mencintainya.
Hingga pada suatu hari, aku menggungkapkan perasaanku, dan sama seperti apa yang aku rasakan, dia juga mencintaiku dan kami menjalin hubungan hingga sekarang mungkin kira-kira 2 tahun, meski pahit asin manisnya cinta, kadang salah paham terjadi, kami tetap bersama.
END
Jika kita di jauhkan dengan orang yang kita cintai Maka tuhan akan mendekatkan dengan orang yang lebih mencintai kita.
Cerpen Karangan: Fikli Esra Pomantow Blog / Facebook: mahadewwa ac
post pertama