Matahari mulai menampakan cahayanya, cahaya yang sangat aku sukai tiap pagi, Udara yang segar membuat aku selalu setia berjalan kaki pergi sekolah setiap hari, rasa lelah dan sedihku akan hilang saat aku menatap cahaya matahari yang masih malu-malu untuk keluar itu.
Jarak rumahku ke sekolah hanya membutuhkan waktu 20 menit dengan berjalan kaki dan aku selalu menjadi siswa pertama yang tiba di sekolah walaupun jalan kaki aku tidak pernah telat setidaknya untuk saat ini. Hehehe, kan kita nggak tau besok.
Brem brem bremmmmm tiba-tiba sebuah motor mendekat ke arahku, dan aku hampir saja tertabrak, aku sangat kesal karena tidak hanya kaget bajuku juga kotor kena cipratan air oleh motor ninja merah yang hampir menabrakku tadi, “hahaha masih ada ya orang jalan kaki pergi sekolah?” kata pengendara motor tadi dengan senyum sinis di wajahnya, jujur saja aku sangat kesal padanya, ingin sekali aku merobek wajah tampannya itu dengan pisau yang sangat tajam, opss kok jadi bilang dia tampan sih. Bukannya minta maaf pria itu malah meledekku, dasar manusia tidak punya hati dia, aku menajamkan tatapanku padanya agar ia tahu aku sedang marah, karena banyak orang bilang mata besarku akan sangat menakutkan jika marah, padahal biasa saja menurutku. “hahaha lo pikir gue takut sama mata lo itu” tawanya semakin pecah, lalu aku lihat di dekatku ada lumpur, dan aku mengambilnya lalu aku lumuri pada motor pria sombong itu, “bhahahaha rasain, beraninya sama cewek, nggak minta maaf lagi” ucapku dan pria itu menatapku dengan tatapan aneh, “gue pikir lo bisu, taunya bisa ngomong, tapi nggak papa kali ini lo gue maafin karena udah ngotorin motor gue” ujar pria itu, memang dari tadi aku hanya diam saat pria itu meledekku. “tapi gue suka liat lo tertawa, sangat manis. Sampai jumpa di sekolah ya cewek aneh, daaaahhh” ujar pria itu meninggalkan aku dengan suara bising motornya.
Lalu aku melanjutkan jalan dan aku baru sadar seragamku kotor, hari ini kan upacara masa pakai baju kotor gini, huh sudahlah lanjut saja kalau balik lagi ke rumah bisa telat, tiba-tiba aku kepikiran sama pria tadi, dia lucu banget motornya dikotorin tapi nggak marah, ah udahlah mungkin dia tau salah, tangan aku juga kotor lagi.
“Aza! Tunggu” teriak seseorang memanggilku, aku menoleh dan aku berhenti di pos satpam sekolahku, “assalamualaikum aza” sapa mili padaku, “waalaikumsalam” jawabku dengan senyum termanis, “tumben datang telat?” tanya Mili “masih ada 15 menit lagi kaliii Mil” balasku “hehehe iya, maksudku kenapa datang jam segini, biasanya kamu selalu ngambil tugas Pak Ahmad bukain gerbang” ujar Mili “hahaha bisa aja kamu, hari ini aku lagi dapat musibah” jawabku, lalu kami berjalan menuju kelas dan aku menceritakan kejadian tadi pada Mili, sahabatku.
Oh iya, aku belum cerita tentang bioku. Aku Azzahra Adnan, biasa dipanggil Aza, umurku 2 bulan lagi 17 tahun, aku lahir di Bukit tinggi pada bulan Juni tepatnya tanggal 6. Aku anak dari Pak Adnan dan Bu Maira, sekarang kami menetap di Bandung karena itu adalah daerah asal ayah, dan bunda dari Sumatera, aku si bungsu dari 3 bersaudara, dan aku satu-satunya anak perempuan, kalian tahu aku sangat dimanjakan. Kakakku yang pertama namanya Alfariz Adnan sekarang lagi kuliah semester 6 di Manajemen UI, dia sangat mengayomi adik-adiknya juga pembela aku kalau lagi berantem sama kakakku yang kedua, tapi sekarang dia lagi jauh sama karena harus kuliah tapi setiap dia pulang kami selalu menghabiskan waktu bersama, dan yang kedua namanya Alhafiz Adnan dia hanya beda 1 tahun denganku dan satu sekolah, dia adalah musuhku kalau di rumah tapi di sekolah dia pahlawan bagiku, dia sering marah padaku karena selalu menolak berangkat ke sekolah bersama dengan motor ninja kesayangannya. Bukan apa-apa dia itu berangkat sekolah jam 7.20 padahal masuk 7.30 dan aku kan ingin menikmati sunrise, sekarang kak Hafiz lagi sibuk mempersiapkan diri mau masuk PTN seperti kak Fariz.
“Nah udah lumayan bersih ni” ujar Mili setelah selesai membersihkan seragamku, “makasih Mili” lalu aku peluk Mili, dan saat kami berjalan meninggalkan toilet, aku nggak sengaja menabrak seseorang dan aku nginjek handphonenya, “aduh maaf ya kak nggak sengaja, hpnya jadi rusak nih” ujarku cemas sambil mungut hp orang itu, dan saat aku memberikan hp pada orangnya lagi, kalian tahu siapa orang itu. Ya dia, pria sombong yang bikin baju aku kotor, “kita ketemu lagi ya cewek aneh, emang kalau jodoh nggak kemana? Soal hp tenang aja” ujar pria itu, padahal aku cemas banget kalau dia minta ganti rugi karena hpnya mahal banget harganya fantatis karena itu keluaran terbaru “makasi” jawabku gugup “nanti gue kabarin lagi berapa lo harus ganti rugi, oke?” “hah?” aku tercengang, aku pikir dia nggak akan minta ganti rugi “lo tau, hp gue baru jadi nggak mungkin gue relain gitu aja, dan ya, tadi lo manggil gue kakak ya? Lucu juga” ujar pria sombong itu, hah, entah mimpi apa aku semalam sampai harus bertemu dengan manusia tidak punya hati macam dia, aku hanya bisa diam dan Mili yang ia lakukan hanya menatap pria sombong ini, oh Mili tolong jangan suka sama dia, ujarku dalam hati Dengan kesal dan marah aku pergi ninggalin Mili yang masih memandang pria itu. “Aza tungguin aku” teriak Mili yang tak aku hiraukan.
“kak hafiz!” teriakku “iya, ada apa?” jawab kak hafiz saat ia di parkiran sama teman-temannya “pulang bareng ya?” ujarku “oh, kakak pikir kamu pulang sama Mili karena kamu nggak nemuin kakak tadi di kelas” balas kak hafiz “lagi enggak kak, ayo!” ajakku “eh tunggu, kakak mau nongkrong dulu sama teman kakak, udah lama nggak ketemu nih” kata kak hafiz “ya udah aku jalan aja” jawabku kecewa padahal lagi capek banget “hmm kamu ikut aja? kami cuma berdua kok, dan kamu juga belum kenalan sama temen kakak yang satu ini?” “yang mana orangnya?” tanyaku “oh lagi di kelas kayaknya, nah itu dia” kata kak Hafiz sambil nunjuk ke arah lapangan basket, aku menoleh ke arah tunjuk kak Hafiz “oi bro, lama amat?” tanya kak Hafiz pada temannya yang sudah buat hariku rusak “ada perlu tadi, ini siapa?” tanyanya nunjuk aku seolah tidak pernah bertemu “oh ini, adik gue namanya Aza” kata kak Hafiz memperkenalkan aku pada temannya itu “hmm Alan, Alan pradipto” ujarnya sambil menyodorkan tangannya padaku untuk bersalaman “Aza” ucapku lirih tanpa menyambut salamnya lalu dengan cepat ia menarik tangannya kembali “oiya Lan adik gue ikut kita ya?” tanya kak hafiz pada Alan “oh boleh” Alan melirik ke arahku “aku pulang aja deh kak, nggak enak jadi ganggu kalian” ujarku “jangan, ikut kami aja” larang si Alan sok manis padaku “iya dek, ikut aja” ujar kak Hafiz lalu menarik aku naik ke motornya
Sudah kuduga ini akan sangat membosankan aku hanya duduk diam mendengarkan mereka bicara yang sama sekali tidak aku mengerti karena memang aku nggak peduli apa yang mereka bicarakan, dan kalian tahu si Alan itu selalu mencuri pandang ke arahku, jujur aja aku risih dan yang buat aku semakin bete adalah dia sok manis denganku mungkin karena ada kak Hafiz.
Semenjak Alan hadir dalam hidupku, rasanya tidak lagi menyenangkan, Mili jadi sibuk mencari informasi tentang si Alan dan parahnya lagi para pengagum Alan di sekolah banyak yang tidak menyukaiku, lantaran aku pernah jalan bareng si Alan karena kak Hafiz nyuruh Alan nganter aku pulang, histeria penggemer Alan membuat aku muak ditambah lagi Mili setiap hari membahas tentang Alan, ah ingin sekali aku bilang pada Mili “BODO AMAT GUE NGGAK PEDULI!!!” tapi mengingat Mili adalah sahabatku jadi aku diam aja,
“Aza kamu tau nggak kak Alan yang anak baru itu juga jago main basket dan saat dia senyum sama aku ah rasanya dunia ini milik aku” ujar Mili “hmm” aku hanya menjawab singkat “Dan kak Alan juga suka lagunya My chemical romance sama kayak kamu, kayaknya kalian jodoh deh” “Apa???” aku sampai tersedak mendengar Mili mengatakan itu “iya, jodoh” ulang Mili “NGGAK AKAN! KAMU TAU AKU TIDAK AKAN MAU SAMA DIA. TITIK” teriakku pada Mili yang membuat orang-orang di kantin melihat ke arah kami, maksudku ke arahku “Hati-hati nanti ke makan omongan sendiri, baru tau rasa! Aku sih nggak apa apa kalau Kak Alan mau sama kamu” ucap Mili yang membuat aku merasa geli plus jijik
Hari ini aku sedang tidak mau ke kantin, dan Mili hari ini juga tidak masuk karena sakit mungkin karena berdebat denganku kemarin. Hehehe, aku memilih membaca buku ke perpustakaan yang menurutku cocok untuk menenangkan pikiran, aku masih bingung harus gimana ganti rugi hp Alan, dia kemarin menemuiku saat pulang dan bilang bahwa hpnya sudah diperbaiki dan aku harus membayar 3 juta untuk itu, aku diberi waktu 3 hari untuk mengganti. Aku bingung apa semahal itu memperbaikinya, padahal layarnya cuma retak dikit, dia sih bilang LCDnya juga rusak, entahlah aku tidak mengerti dengan itu.
“hai, boleh duduk di sini?” tanya seseorang padaku dan sepertinya aku mengenal suara itu, “ya, silahkan” balasku “apa uangnya udah cukup?” tanyanya “belum” tanpa mengalihkan pandangan pada buku yang kupegang “tak masalah jika kau tidak mau membayarnya, aku bisa memberitahu Hafiz untuk membayarkannya?” saran Alan yang membuatku shock karena itu akan memberiku masalah seumur hidup, kak Hafiz tidak akan berhenti mencelaku jika ia tahu soal ini “jangan! Aku akan membayarnya, masih ada waktu 2 hari bukan?” ujarku dengan cemas “makanya kalau jalan itu hati-hati, untung gue yang lo tabrak coba kalau yang lain, nggak akan dimaafin lo” ucap Alan sambil membaca buku yang ia bawa tadi, walaupun aku yakin ia tidak sedang membaca.
Cerpen Karangan: Asya Rinawati Facebook: Asya Rinawati Assalamualaikum Nama: Asya Rinawati Sekolah: SMA DIAN ANDALAS PADANG Kelas: 12 IPS 2 instagram: asyarinawati22