Apa kalian pernah merasa rindu yang teramat sangat pada seseorang yang kalian tidak pernah melihatnya bahkan sama sekali tidak mengenalnya? Apa kalian pernah merindukan suatu tempat yang sama sekali belum pernah kalian lihat dan temukan sebelumnya?.
Aku pernah beberapa kali mengalaminya. Rasa rindu yang bahkan sampai membuat dadaku sesak dan mataku pedih karena berusaha menahan tangis, rasa rindu yang aku sendiri tidak tau ditujukan kepada siapa. Aku tidak mengenalnya di dunia ini, aku tidak pernah melihatnya di dunia ini, dan aku bahkan tidak tau apakah dia benar ada di dunia ini.
Aku ingat sekali hari dimana aku tiba-tiba merasa sangat merindukannya, hari itu aku merasa adalah hari terberat dalam hidupku. Ah, kalau kuingat-ingat lagi, aku selalu merindukan sosok itu tiap kali hariku terasa sangat berat. Aku juga merindukan tempat-tempat yang dia tunjukkan padaku dengan senyum hangatnya. Hari itu, seharusnya aku bisa mengerjakan skripsi untuk kelulusanku namun kejadian-kejadian sebelumnya membuat kondisi mentalku tidak stabil.
Aku mulai takut, sangat amat ketakutan untuk memulai sesuatu dan akhirnya aku memilih lari. Aku terus lari dan lari hingga akhirnya rasa takut itu semakin menyiksaku, dan hingga aku merasa bahwa hidupku tidak berguna. Aku panik, dan tiba-tiba malam itu saat hanya suara napas dan detak jantungku yang bisa kudengar. Perasaan rindu itu datang, aku ingat kalau sudah cukup lama sosok itu tidak datang menjemputku kala aku tidur. Aku merindukan sosok yang bahkan wajahnya tidak bisa kuingat dengan jelas ketika aku terjaga, sosok yang selalu saja hadir saat aku merasa ingin menyudahi semuanya.
Pertama kali aku bertemu dengannya bukanlah di dunia ini, aku merasa dunia ini tidak cocok denganku. Dunia ini selalu mencoba menjatuhkanku ke dasar jurang gelap meskipun aku sudah setengah mati memanjat naik. Dunia yang selalu menaruh ekspektasi berlebihan padaku, dunia yang tidak adil dan kejam. Seolah terhantam beberapa masalah dan kenyataan belum cukup, dunia ini kembali berulah dan akhirnya menyeretku masuk ke jurang tak berdasar.
Aku tidak pernah menyalahkan Tuhan, bagiku aku sangat percaya Tuhan selalu membantuku. Buktinya, aku masih bernapas sekarang. Ditengah semua terpaan badai itu, aku pernah terlelap untuk beberapa hari dan saat itulah dia datang. Aku tidak bisa mengingat wajahnya sekarang, yang kuingat suara rendah namun lembut dan senyum hangat miliknya, rengkuhan hangat yang selalu menjagaku di dunia milikku itu. Ya, aku menyebutnya duniaku karena disana ada seseorang yang selalu berada disisiku, seseorang yang akan melindungiku apapun yang terjadi dan seseorang yang akan mendengarkan semua keluh kesahku dengan sabar. Di duniaku, aku bisa memanggil namanya dengan lancar dan bisa melihat wajahnya dengan jelas namun ketika aku mulai terbangun, aku tidak bisa mengingatnya. Nama ataupun wajahnya, benar-benar tidak bisa mengingatnya sama sekali.
Aku masih merindukannya hingga saat ini namun aku tidak tau bagaimana aku bisa memanggilnya. Selama ini, selalu dia yang datang dan menggenggam tanganku dengan erat. Terkadang dia membawaku ke sebuah pasar tradisional yang makanannya sangat lezat. Meskipun, ada yang mengatakan “Jangan pernah memakan makanan dari sana atau ketika bangun kau akan sakit”. Tapi aku selalu memakannya bersama. Awalnya aku merasa aneh karena semua orang yang kutemui disana menggunakan pakaian serba putih yang sangat bersih dan aku tidak bisa melihat wajah mereka. Namun entah mengapa aku merasa tenang, sangat tenang. Hingga lambat laun aku mulai terbiasa di duniaku itu, jika bukan karena sosok itu mengantarku dan mendorongku kembali, mungkin aku akan memilih tinggal lebih lama disana. Dunia yang entah dimana dan entah nyata atau tidak.
Sampai sekarang aku menceritakan kisah ini, aku masih merindukannya dan hatiku sakit. Aneh bukan? Aku bahkan tidak tau bagaimana sosok aslinya ataupun namanya namun sebelum terlelap aku sering berharap dia menemuiku lagi. Kalau boleh memilih, aku lebih memililh tinggal di dunia dimana dia berada dibanding di dunia yang kejam ini, hidup tanpa memikirkan beban apapun dan ekspektasi tinggi dari siapa pun. Hidup dengan tenang dan melakukan segala hal yang aku suka. Tapi mau bagaimana lagi? Kenyataan memang pahit dan hidup memang tidak adil. Mungkin dia adalah salah satu cerita yang mampir di kehidupanku untuk membantuku bertahan.
Nyata atau tidaknya dia, aku tetap berterima kasih karena memberikan warna dihidupku yang abu-abu. Bunga tidur yang terasa sangat nyata itu mungkin memang harus berakhir, bagaimana pun juga perasaanku untuknya akan kusimpan sendiri sampai aku menemukan seseorang yang bisa mendampingiku kelak. Terimakasih karena sudah hadir ke dalam duniaku yang gelap.
Cerpen Karangan: GummyGum
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 30 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com