Cinta atau keluarga. Dua pilihan yang terlalu sulit bagi seorang anak. Di satu sisi cinta merupakan masa pertumbuhan, masa masa pengenalan terhadap lawan jenis. Tetapi di sisi lain keluarga juga penting, bahkan sangat. Dari keluarga kita merasakan sebuah kasih sayang yang amat besar dari orang tua.
Ale itulah namaku. Yah inilah kisahku dimulai. Kisah masa masa dimana aku dihadapkan sebuah pilihan… Yang rumit.
“Ga kamu tau kan, titik tertinggi seseorang mencintai adalah mengikhlaskan, aku iklhas kalo kamu dijodohkan dengan kak Mega” kataku sambil tertunduk sedih. “Tapi Le, 2 tahun Kita udah barengan, aku kenal kamu, kamu juga kenal aku. Seharusnya orangtua kamu gak boleh egois gini, terlalu manjain Mega, mereka seharusnya udah ngerti, aku udah ada kamu. Maaf juga aku belum berani menentang ayah dan ibu” lirih Alga, pacarku “Gak Ga, mungkin disini emang kita yang gak berjodoh, kita harus siap apapun kemungkinan yang akan terjadi kedepannya” ucapku tegas. “Terus Le gimana dengan kamu, aku tau ini terlalu berat untukmu, diantara cinta kita atau keluarga” Alga menoleh padaku. “Aku udah tekadkan, aku ikhlas jika kamu bukan jodohku, tapi jodoh kakakku. Kita akhiri sampai disini. Semoga kita bisa berteman setelah ini.” kuulurkan tanganku padanya. “Jika ini jalan yang terbaik, aku akan coba” diterimanya jabat tanganku.
Setelah hari dimana Aku dan Alga berbicara, hari ini tepat tanggal 27 oktober dilangsungkannya pertunangan antara kakakku Mega dan Alga.
“Huhh… Ini terlalu sakit” keluhku sambil memegang dada. “Sabar Le, mungkin ini emang jalan kamu dengan dia” ucap Aca sahabatku “Mungkin Ca, tapi seikhlas apapun aku rasanya tetap sakit, seminggu lagi mereka menikah apakah aku akan sanggup?. Lirihku. “Kamu kuat Le, Ale itu kuat, itu yang aku tau” isak dia sambil memelukku. “Hei.. hei kenapa kamu yang menangis, aku saja tidak. Kau terlalu cengeng Ca hhhhhh”. Tawaku “Iih bukan gitu, aku hanya tak kuat melihat matamu itu, diluar kamu terlihat kuat, tapi aku tau di dalam kamu begitu rapuh” balas dia “Ya ya … Udahlah ini namanya takdir ca. Siap gak siap mau gak mau harus dihadapi. Mungkin setelah ini aku akan bertemu jodohku” candaku “Hhhh… Aminn deh” dia sambut gelak tawa Aca
Mega kakakku sekaligus kembaranku. Kami terlahir dari rahim yang sama, Tetapi tubuh dia tak sesehat tubuhku, sering kali dia jatuh sakit hanya karena hal sepele. Terkena hujan misalnya. Karena itulah Ayah dan Bunda selalu memanjakan dia. Awalnya aku sudah terbiasa dari kecil. Tapi setelah tau dia juga menyukai pacarku dulu, Alga. Aku merasa sikapnya sudah keterlaluan. Tapi aku tak bisa berbuat apapun. Melawan pun hanya akan menambah jelek namaku di mata mereka. Ikhlas adalah kuncinya.
Dan Sekarang tepat tanggal 3 november kakakku dan Alga menikah. Yah aku sudah siap akan hal ini. Sebelum acara dimulai aku menyiapkan mental untuk berbicara dengan Alga.
“Ga disini, tidak ada yang salah. Baik aku ataupun kamu. Aku hanya mau kamu menikah dengan Kak Mega dengan tulus bukan terpaksa, karena hal yang dipaksakan itu tak akan berakhir baik” kataku sambil memandang langit biru. “Ya, kamu benar. Aku akan coba untuk mencintai kakakmu, tapi bagaimana denganmu?” tanyanya. “Itu yang terbaik untuk saat ini. Jika soal aku kamu tak perlu khawatir. Setelah ini aku akan melanjutkan. kuliahku di London. Itu kan memang impianku” ucapku sambil tersenyum padanya. “Hmm… setelah ini aku akan jadi kakak iparmu dan kau jadi adikku. Hhhhhh lucu sekali, mantanku jadi adik iparku” gelaknya. “Kau benar” sambutku dengan tawa
1 bulan sejak pernikahan dan pembicaraanku dengan Alga. Sekarang saat ku berangkat Ke london. mencari ilmu sekaligus jodoh (kalo ada)
“Nak disana nanti harus bisa jaga diri, gak boleh keluyuran terus, kesana untuk kuliah bukan main. gunaain kesempatan ini sebaik-baiknya ya” ucap Ayah ketika aku berpamitan “Iya yah, doakan saja” balasku “Disana jaga kesehatan ya nak, jangan sering makan mie, atau makanan instan” ucap bunda “Iya bun” balasku tersenyum “Lee, kamu mau ninggalin aku disini, terus aku kuliah sama siapa nanti. Kan aku gak punya temen, huaaaaa” tangis Aca “Hei Jangan menangis diliatin orang tau” tenang ku padanya “Kamu sih” lawan dia “kok aku, Ca kamu kan masih punya temen yang lain. Maknanya jadi orang jangan terlalu tertutup” kataku “Iya iya, kamu nanti disana sering sering hubungin aku ya” “Iya iya”
Huh capeknya… Sampai ku di London. Ya disini aku tinggal, di perumahan sederhana dekat dengan tempatku kuliah.
Hari ini pertamaku dimulai kuliah, Tiba ku di koridor tiba tiba ada yang menabrakku. Brukkkkk… “Auu, kakiku, huaaaaaa” tangisku. “Eh, eh… Maaf, jangan menangis, kau sangat kecil jadi aku tak lihat” tenangnya padaku. “Kau sudah menabrakku lalu mengataiku kecil” ucapku kesal. “Ehh bukan gitu maaf, apanya yang sakit?” Tanyanya. “Ini kakiku keseleo, tadi aku sudah terpeleset di kamar mandi dan kau menambah rasa sakitnya dengan kardus berat ini” huh kesalku. “ehh.. Ini buku harus segera diantarkan aku harus mengantarkannya dulu ya, nanti aku akan menyembuhkan kakimu, aku pergi dulu” ucapnya sambil berlari. “Ehh malah kabur” sungutku “Terus aku harus bagaimana, kakiku sangat sakit. Huh semangat Ale”. Di jalan pulang aku hanya bisa berjalan tertatih, sungguh kakiku rasanya sangat sakit.
Akhirnya aku hanya sanggup terduduk di pinggir jalan. Sebenarnya aku ingin menghubungi temanku Seny (teman kelas) tapi tadi dia bilang ada acara aku tak ingin merepotkannya.
10 menit ku terduduk di sini. “Ehh haiii kamu yang tadi aku tabrak kan Maaf, tadi aku mencarimu tapi tidak ketemu. Bagaiman kakimu?” Tanyanya dengan rasa bersalah. “Kau bisa melihatnya sendiri, huh aku sudah tak kuat berjalan.” ucapku “Sekali lagi aku minta maaf, ayo kuantar kau pulang, mobilku tak jauh dari sini” ucapnya “Dari tadi kek, aku sudah terlalu capek. Gendong yaa aku dari pagi tak makan, jadi badanku lemas” ucapku yang memang jujur “Baiklah ayo”, ucapnya sambil jongok
“Kau bisa turun tidak” tanyanya ketika sampai “Menurutmu?” ucapku kesal “Iya deh, ayo kubantu”,
Sesampainya di dalam rumah “Kau tinggal sendiri?” Tanyanya “Ya, orangtuaku di indonesia” jawabku “Ooh, btw namaku Andra siapa namamu siapa?” Tanya Andra. “Ale, oh ya rumahmu dimana, kau mau pulang sekarang?” Tanyanya. “Kau mengusirku, rumahku ada di komplek sebelah baru pindah kemarin. Kau tenang saja.” balasnya “bukan gitu, kau kalo mau minum ambil sendiri saja ya, kakiku kan sakit” “Iya, iya”
Sejak saat itu aku dan Andra dekat Awalnya kita sahabat tapi terkadang menurutku perhatiannya itu terlalu berlebihan, dan ku akui itu aku baper terhadapnya. Tapi aku berusaha biasa saja, aku hanya tak ingin persahabatan kita hancur.
Hari ini dia mengajakku ke taman malam hari pula, aku tak tau dalam rangka apa ia bilang ada kejutan. Padahal ulang tahunku masih lama.
Sesampainya di taman Yang kulihat adalah sebuah taburan kelopak Bunga yang dibentuk love dan dikelilingi lilin. Anehnya tidak ada Andra disini, kukira ini tempat orang lain, makanya aku ingin pergi. Tapi disaat kakiku akan melangkah ada tangan yang menahanku. Yah orang itu adalah Andra.
“Eh hai ndra, sepertinya kita salah tempat, ini mungkin sudah ada yang menempati, ayok pindah” ucapku sambil menarik tangannya. “Gak le, ini bener tempatnya, dan aku yang membuat semua ini, bagus gak?” Tanyanya “Wahh … Bagus kok, tapi untuk apa, kau mau menembak seseorang. Siapa dia, ayolah katakan” desakku “Ya, bahkan aku akan melamarnya, Orangnya ada disini kok” jawabnya “Hah dimana aku tak melihatnya?” Tanya ku penasaran. “Kau Ale” jawabnya penuh makna “Hah aku, K..kau bercanda?” tanyaku “Tidak, aku bersungguh sungguh le, sejak dulu aku menaruh rasa padamu, dan sekarang sudah saatnya”.
“Ale maukah kau menjadi pacar sekaligus calon istriku?” tanyanya sambil memberikan cincin. “Ya aku mau” jawabku Diapun memasangkan cincin dijariku dan memelukku.
Tamaatttttt.
Kritik dan saran dipersilahkan