Tokoh utama kita bernama Sofanji atau biasa dipanggil teman-temannya panjul. Diantara pertemanan sesama cowok, memang ada kecenderungan membuat nama keren yang sudah susah diberi oleh orangtuanya menjadi lebih aneh. Di SD dia dipanggil Fanji. Di SMP dipanggil Anji. Di SMA nambah hancur saja nama panggilannya dia dianggil Panjul, entah siapa yang memberikan nama itu walau agak tidak nyambung tetap saja dipakai sampai sekarang.
Sekarang dia sedang kuliah jurusan seni di salah satu universitas di Tegal. Panjul adalah seorang pria yang ketika kamu berpapasan di supermarket akan langsung lupa, berbaur dengan keramaian menyatu dengan oksigen. Tidak ada yang tahu bahwa dia punya bekas luka di tangan kanannya hasil dari bermain di comberan ketika kelas enam SD, tidak ada yang tahu bahwa dia suka membaca novel bertema romantis.
Sekarang Panjul sedang patah hati Ditengah pandemi seperti ini masih ada yang menurutnya lebih buruk di tahun 2021. Dia baru saja diputusin oleh pacarnya selama lima tahun belakangan ini, nama perempuan itu adalah Rita. Tempat pemutusan hubungan tersebut terjadi di kamar Panjul, tepat jam 11 malam setelah membaca komik. Handphonenya berbunyi. Isinya Whatsapp sederhana dari Rita “Aku rasa sudah waktunya kita selesai” Dengan polos Panjul membalas, “selesai apa?” “selesai. Kita harus akhiri kisah cinta ini.” Rita mutusin Panjul dengan bahasa yang sangat baku, seperti dikutip dari lagu cinta yang ramai di Youtube.
Respon Panjul saat itu biasa saja. Dia hanya bilang, “ya sudah kalau maunya begitu.” Sesunguhnya dia sudah melihat ini akan terjadi. Seperti bermain PUBG kamu sudah melihat musuh yang membidikmu, yang menandakan kamu akan mati. Panjul hanya tidak menyangka ini akan terjadi secepat ini.
Dia sudah punya feeling, karena setiap diajak jalan Rita selalu menolak dengan alasan nanti ngga ada yang menjaga kucingnya di rumah, padahal di rumah ada adiknya yang juga suka binatang, dengan bilang kalau kucingnya tidak mau kalau dijaga sama orang lain. Anehnya, Rita masih nongkrong sama teman-temannya. Update di story dengan stiker GOOD VIBES ONLY, atau I LOVE FRIDAY. postingan tersebut juga tidak diprivasi dari Panjul, yang membuat Panjul bertanya-tanya, kenapa Rita tidak berusaha menyembunyikan hal tersebut dari dirinya. Seolah ada sinyal yang dia mau berikan. Seolah Rita mau bilang, “gue emang ga mau ketemu lo lagi.”
Tapi ya sudahlah hubungan dia dan Rita sudah berakhir, begitu pikir Panjul. Walaupun lima tahun rasanya bukan waktu yang sebentar untuk diakhiri dengan sebuah kalimat yang mungkin dijiplak dari artikel romantis di internet. Ketika diputusin, Panjul tidak menangis, dia hanya memeluk bantal, lalu tidak merasakan apa-apa. Aneh ya, biasanya putus cinta digambarkan dengan perasaan yang sangat sakit, tapi kali ini malah justru sebaliknya: Hampa.
Seperti pemain PUBG hp kentang yang ketemu musuh lalu ngeframe tiba-tiba mati aja. Kembali ke lobby. Itu yang terjadi. Tepat dua jam setelah diputusin, badai memory kenangan bersama Rita menabrak pikiran Panjul. Dia menangis sampai dia tidak bisa mengenali suaranya sendiri.
Bapak Panjul yang melihat anaknya duduk di kasur. Selimut yang berantakan, air mata menggenang di celah hidung. Bapaknya bertanya, “kenapa kamu?”. “ngga kenapa-napa,” kata Panjul sambil mengelap air mata dengan buru-buru. Bapak Panjul langsung memeluk anaknya sambil melihat laptop yang memperlihatkan sinetron Azab, dia berbisik kepada Panjul, “papa ngerti kok nak, emang sedih banget melihat pak Eko difitnah sama warga.” Panjul, yang enggan membenarkan salah paham bapaknya, malah menjawab, “iya pa kurang ajar tuh penjual bakso borax.”
Satu bulan setelah kejadian tersebut. Panjul mencoba beraktivitas kembali. Panjul mulai menerima bahwa dia diunfollow oleh Rita di Instagram, sebuah konfirmasi bahwa dia memang benar diputusin. Karena zaman sekarang, putus cinta baru sah kalau foto bersama sudah dihapus dan instagram sudah diunfollow sebelum itu terjadi masih ada kemungkinan keajaiban akan datang.
Panjul juga sudah mulai menerima kenyataan untuk memasukan semua barang dari Rita kedalam kardus bekas indomie dan menyimpannya di bawah kandang ayam. Panjul perlahan sudah bisa menerima, bahwa dia harus melanjutkan hidupnya. Panjul juga tahu, diantara hal yang bikin nyesek dia masih bisa bersyukur: dia masih bisa melanjutkan usahanya menjual ikan cupang, untuk beli kopi buat begadang. tidak semua orang seberuntung dia.
Satu hal yang bikin dia susah move on: gerimis. Dalam setahun mereka pacaran, Panjul pernah mengantar Rita pulang, saat itu sedang gerimis. Rita bilang, “aku suka gerimis. Pas aja gitu belum sampai hujan deras yang bikin orang kedinginan, tapi sudah tidak mendung yang bikin orang muram. Gerimis itu hawa yang pas buat ku.” Dengan ketawa Panjul menjawab, “gerimis juga hawa yang pas untuk jatuh cinta.” “Ih apasi so puitis.” Kata Rita dengan mencubit pinggang Panjul. Dibawah gerimis itu api asmara mereka membara terasa begitu hangat.
Tiga bulan setelah putus, Panjul masih belum mau menyetir saat gerimis. Dia tidak ingin ada ditengah gerimis dan semua memory malam itu luber tak terkendali. Disaat itu juga Panjul diberitahu oleh temannya bahwa ada café dengan kopi yang enak baru buka.
Panjul berniat pergi kesana untuk menenangkan pikirannya, dia membawa motor vespa classic, walaupun motor lama yang penting harganya sama dengan motor jaman sekarang. Ketika Panjul mengengkol vespanya, sekelibat memory tentang Rita, terngiang kembali ketika ia mengantar jemput Rita hampir setiap hari, terngiang kembali di kepalanya, tak disadari air matanya mulai menggenang. Diluar, ibu Panjul yang sedang duduk di teras rumah melihatnya menangis. “pa”, kata ibunya memanggil bapaknya. “ya, Ma,” kata bapak menghampiri. “kayaknya anak kita harus mengurangi nonton sinetron deh pa.” bapaknya mengangguk setuju.
Motor Panjul menembus jalanan dengan suara motor yang khas, seolah tidak ada pandemi. Dia memarkir motor di depan café tersebut, pelayan datang dengan membawa sehelai kertas menu, “mau pesen apa mas.” Pelayan menegur Panjul dengan sopan, “Arabica saja satu, nanti kalau mau nambah aku pesan sendiri,” dengan nada datar Panjul menjawab, “oke mas ditunggu pesanannya.”
Lima belas menit kemudian kopinya datang dengan aroma yang khas, hal-hal kecil seperti ini yang dia rindukan, maklum sudah dua bulan dia tidak pergi ke café, biasanya dia pergi bersama Rita seminggu sekali jika ada uang, maklum namanya juga anak kuliahan.
Lagu yang bermain di café itu lagu bingung, lagu dari iksan skuter yang liriknya soal kebingungan tentang pola pikir manusia jaman sekarang. Lagu itu terus terdengar dengan lantang. Pikirannya justru mengawang-awang. Dia tidak menyimak lagu yang terus terdengar. Lirik lagu yang begitu dalam terdengar seperti potongan kalimat tanpa arti, karena pikiranya sibuk barjalan sendiri. Dia berandai: kalau gue masih ama Rita mungkin dia sedang ada disamping gue sekarang.
Ditengah-tengah lamunannya, tiba-tiba pundaknya ditepuk. Panjul menoleh kearah samping agak kebelakang. Jantungnya seakan berhenti beberapa detik, saat dia tahu yang menepuknya adalah Rita. Rita mengernyitkan alisnya, dia nampak gusar. Tiba-tiba dengan buru-buru ia duduk di kursi depan Panjul.
Cerpen Karangan: Syaiful Hadi Blog / Facebook: Ahmad Syaiful Hadi Aku nulis.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 11 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com