Aku ditarik paksa oleh abangku ketika aku sedang mengobrol dengan pacarku. “Sudah berapa kali aku bilang jauhi dia” ucap abangku aku hanya tertunduk. “Sekali lagi aku ngelihat kamu bersama laki laki brengsek itu kamu gak bakalan lagi bisa keluar rumah” ucapnya dengan penuh emosi. “Masuk” ucapnya menyuruhku masuk ke dalam mobilnya dan aku pun menurut.
“Rima kamu tau kan kamu itu adik perempuanku satu satunya aku tidak mau kamu disakiti” ucap abangku aku menoleh ke arahnya dengan tersenyum tipis. “Tapi bang diki aku mencintainya” ucapku dengan hati hati aku takut abangku itu mengamuk. “Masih banyak laki laki di luar sana yang lebih baik darinya rima hanya saja kamu tidak bisa untuk membuka hatimu untuk laki laki lain” ucapnya “Kamu tau ketika aku keluar negeri dan mendengar kamu diselingkuhi rasanya aku ingin pulang untuk menghajar laki laki brengsek itu” ucap bang diki ya itulah alasannya kenapa abang diki tak merestui hubunganku dengan pacarku itu, pacarku adalah seorang playboy. “Aku mohon jauhi dia” ucapnya lalu menyalakan mobilnya dan berlalu meninggalkan cafe coffy tempat aku dan pacarku tadi.
Sesampai di rumah aku pun memilih masuk ke kamar ku, aku mengambil ponselku yang ada di mini bagku, aku tersenyum melihat pesan singkat dari pacarku.
Setelah satu minggu kejadian di caffe aku dan sahabatku ninin pergi ke mall untuk membeli gaun dan beberapa keperluan lainnya. “Aduh wak gue bingung ni mau pilih yang mana merah apa hijau ya” ucap ninin memegang kedua baju gaun berwarna hijau dan merah. “Kalau menurut gue ya wak ini lebih cocok kalau lu makainya” ucapku menunjuk gaun berwarna merah kulihat ninin menaikan sebelah gaun berwarna merah. “Gue cobain dulu ya wak” ucap ninin aku hanya mengangguk, ninin pun berjalan ke ruang ganti baju yang ada di mall namun ninin kembali ke arahku yang sedang memilih milih gaun mana yang akan kubeli.
“Rim temy” ucap ninin aku menoleh “Mana” ucapku ninin menunjuk ke arah timur. Betapa sakitnya hatiku ketika melihatnya dan tiba tiba saja air mataku mengalir. Aku melepaskan gaun yang sudah aku pilih, aku berjalan ke arahnya sambil menyeka air mataku aku berpura pura menabraknya.
Brukkk “Sorry” ucapku dengan berpura pura meminta maaf kulihat dia menoleh dengan wajah yang tak bisa diartikan. “Lo kok sayang kamu ada di sini” ucapku “Ini siapa” ucapku menunjuk seorang perempuan yang sedang menggandeng tangannya. “Gue pacar temy lah lu siapa manggil manggil cowok gue sayang lagi” ucapnya dengan judes “Tanya aja sama cowok lu” ucapku santai
“Rim” ucap ninin yang tiba tiba datang aku tersenyum tipis ke arah ninin. “Temy siapa lagi yang lu bawa” ucap ninin temy terdiam. “Belum puas nyakitin hati temen gue” ucap ninin penuh emosi ninin menoleh kearahku. “Ini udah yang kesekian kalinya lu nyakitin hati temen gue tem dan temen gue selalu maafin lu” ucap ninin aku mencoba menenangkan ninin ya dia adalah sahabat baikku yang selalu ada disaat aku susah maupun senang. “Lu lagi dasar cewek gatel” ucap ninin pada perempuan itu. “Gatel gatel lagi gue sama temy itu udah pacaran satu tahun lebih dan sebentar lagi gue dan temy bakalan tunangan” ucap perempuan itu.
Prok prok prok… Aku bertepuk tangan sungguh aku tidak percaya semua ini ternyata selama ini aku hanya selingkuhan nya. “Hebat tem kamu memang aktor terhebat” ucapku “Rim..” ucapnya aku menoleh kearahnya. “Mungkin abang aku benar tem kita berakhir” ucapku menatap nanar temy. “Ayang ini apa maksudnya” ucap perempuan itu “Maaf lin rima pacar gue” ucapnya jujur “Nin ayok kita pulang” ucapku dan ninin pun mengangguk. “Rima tunggu” ucap temy padaku namun aku tidak mempedulikannya hingga
Di tempat parkiran temy menarik tanganku. “Ada apa lagi tem” ucapku berusaha tegar “Aku minta maaf” ucapnya “Aku sudah memaafkanmu lagian aku sudah terbiasa kok dengan apa yang sudah kamu lakuin padaku” ucapku jujur “Tapi kita tidak putus kan” ucapnya “Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini tem kamu sudah terlalu banyak menyakiti hatiku setiap kau melakukan itu aku selalu memaafkanmu tapi kali ini aku tidak bisa” ucapku “Tapi rim” ucapnya terputus “Tem pertama abang dan kedua orangtuaku tidak merestui kita ke dua kamu dan dia sebentar lagi akan bertunangan, aku ini hanya selingkuhan kamu” ucapku “Tapi aku mencintai kamu rim” ucapnya jujur sebenarnya pun aku sangat sangat mencintainya aku menggeleng lalu masuk ke mobil. Plakk Ninin menampar wajah temy. “Dasar cicak cicak di dinding” ucap ninin lalu masuk ke dalam mobil.
“Wak lu sudah memilih pilihan yang tepat” ucap ninin aku tersenyum kecut dan kami pun meninggalkan mall.
Aku ninin dan juga lestari sudah siap untuk ke pesta ulang tahun teman sekelas dulu waktu masih sekolah sma. Ketika sampai di tempat pesta lagi lagi mataku tertuju pada pria yang sudah menyakitiku, kulihat dia sudah bersama perempuan lain lagi bukan dengan perempuan yang tadi kami temui di mall.
“Dasar cicak” ucap ninin aku menoyor kepala ninin. “Wak bukannya temy” ucap lestari aku mengangguk “Nah lo kok sama cewek lain” ucap lestari “Udah selesai” ucap ninin dengan gaya konyolnya membuat aku tersenyum melihat tingkahnya itu. “Wak sini gue bisikin” ucap ninin padaku dan aku menurut saja
“Gimana” ucap nya “Tapi” ucapku “Kita tess rim ya ya” ucapnya “Ya sudah” ucapku
Aku berjalan ke arah seorang laki laki yang tak jauh dari temy. “Hy bar” ucapku lalu kami pun cepika cepiki “Hy rim sudah lama” ucapnya “Lumayan” ucapku “Mana pasangan lu” ucapnya “Sudah menjomblo” ucapku sambil menekankan kata menjomblo “Wah sepertinya aku bisa ni mendaftar jadi calon lu” canda bahar namun tiba tiba saja temy datang dan.. Bhukss Temy memukul pipi chuby bahar semua tamu undangan berteriak dan aku pun menangkap tangan temy yang sudah siap untuk memukul bahar lagi.
“Apa apaan sih lu” ucapku penuh emosi “Tadi dia..” ucapnya terputus “Apa dia kenapa” ucapku “Dia ingin menggantikan posisiku” ucapnya “Lu bukan siapa siapa gue” ucapku dan aku melihat semua tamu tertuju padaku aku menarik tangan temy menuju parkiran. “Aku tidak rela rim kalau kamu sama pria lain” ucapnya “Kita sudah putus” ucapku “Bagi kamu kita putus tapi bagi aku kamu tetap jadi pacar aku yang selalu mengisi hatiku” ucapnya aku tertunduk. “Maaf tem tapi sebentar lagi aku akan menikah dan akan meninggalkan kota ini” ucapku jujur ya karna orangtuaku telah menjodohkanku dengan anak temannya di london. “Kamu bohong kan” ucapnya “Tidak aku tidak bohong” ucapku “Siapa laki laki itu” ucapnya “Aku tidak tahu karna aku dijodohkan” ucapku “Apa kamu tidak mencintaiku rim” ucapnya “Aku mencintaimu sampai kapan pun akan tetap mencintaimu” ucapku jujur “Tapi kenapa kamu menerima perjodohan ini” ucapnya “Sudahlah temy kita memang tidak berjodoh jadi aku berharap kita saling melupakan” ucapku lalu pergi meninggalkan temy yang sedang menangis begitu pun dengan aku yang juga menangis..
Tamat.
Cerpen Karangan: Aqilla Khaira Blog / Facebook: Aqilla Khaira
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 25 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com