Tatkala semesta membuat kesakitan yang luar biasa pada hatinya, ia tetap mencoba untuk kuat demi sang kekasih. kekasih yang sudah menemaninya setiap saat, tatkala sedih dan bahagianya.
Adinata, hanya lelaki yang menyembunyikan segala rapuhnya dengan tersenyum, setelah ia menghadapi sesuatu yang sangat berat dalam hidupnya. Yaitu kehilangan sosok bunda yang sangat berarti dalam kehidupannya, karena ia sangat menyayanginya.
Adinata hanya laki-laki yang bisa menangis saat harus merelakan sang bunda yang telah tiada. namun, keberadaan kanaya di hidupnya membuat Adinata sadar, bahwa ia tidak sendirian di sini. masih ada bunda, sang adik dan Kanaya yang selalu ada di sampingnya.
Meski begitu, Adianata tetap merindukan keberadaan sang bunda yang selalu senantiasa menuntunnya ke jalan yang benar jika ia melakukan kesalahan, menasehatinya disaat ia salah arah dan juga menyayanginya melebihi apapun. untuk itu, dia selalu datang ke pemakaman sang bunda setiap satu minggu sekali, untuk mendoakan agar ayah mendapatkan tempat indah di sisi tuhan. agar bundanya bahagia di sana.
Adinata mengawali hari-harinya dengan bersama kanaya, melupakan rasa kesakitan itu bersama dengan gadis yang selama ini menjadi kekasihnya. Kanaya akan selalu berusaha menghibur Adinata, kapanpun itu. Sifat Adinata kadang keras terhadap orang lain, namun tidak dengan bunda dan kanaya. Ia akan menjadi orang lain yang semua orang tak kenal, bahkan banyak orang yang tak menduganya bahwa sosok adinata adalah anak yang sangat manja.
Bersama kanaya, hidup adinata lebih baik, bersama adinata juga kanaya bahagia. Mereka seolah dua insan yang saling melengkapi satu sama lain. perpisahan bukan lagi jalan mereka saat pertengkaran menghampiri, namun dengan bertemulah mereka akan kembali seperti semula.
Dulu adinata pernah bertanya pada kanaya, “nay, kenapa semesta jahat ya?” pada saat itu, adinata bercerita dengan raut wajah yang seolah sedang putus asa dengan semuanya.
Kanaya tersenyum simpul, lalu mengelus lembut rambut Adinata sambil menatap lelaki itu begitu dalam. “semesta ga jahat Nata, mengapa semua terjadi, itu karena sudah takdirnya. kita semua tidak selamanya di dunia, semua akan pergi cepat atau lambat, dengar nata, jika kamu ingin Bunda bahagia di sana, kuncinya hanya satu, ikhlas dan relakan dia. dan buat dia bangga dengan sikap kamu yang lebih baik dari dulu, sama seperti yang Bunda kamu nasehatin dulu saat beliau masih ada di dunia. dia pasti akan bahagia lihat anaknya bisa sukses kedepannya.” ujar Kanaya yang mencoba menahan air matanya karena melihat adinaya yang sudah menangis dalam pelukannya.
Adinata terisak hebat saat itu juga, kanaya mencoba menenangkannya dengan mengelus punggung laki-laki itu. “makasih kanaya, makasih semuanya. aku masih beruntung karena semesta mempertemukan kita, bersama sampai sekarang.” lirih nata dalam pelukan Kanaya. Kanaya mengangguk pelan. setetes air mata jatuh di pipinya, “sama-sama Nata. aku bahagia bisa bertemu sama kamu, itu merupakan hadiah luar biasa yang tuhan kasih ke aku. kamu laki-laki hebat, Adnata giovano.”
Begitulah mereka, saling mengasihi satu sama lain. saling beruntung memiliki satu sama lain, dan saling melengkapi kekurangan mereka. Adinata dan kanaya itu sempurna. Hingga suatu hari, disaat bahagia mereka, sesuatu yang tidak diinginkan kembali, membawa duka luar biasa bagi kanaya.
Kanaya kehilangan Ayah satu-satunya karena musibah kecelakaan yang menimpanya. Adinata yang mengetahui itu langsung datang ke kediaman Kanaya dengan perasaan khawatir luar biasa. Hingga sampailah lelaki itu di sebuah rumah yang sudah banyak orang yang datang dan dengan tangis yang mereka perlihatkan. Adianta langsung masuk dengan sopan dan tergesa-gesa, ia melihat Ayah Naya sedang dikafani. namun, sekarang ia harus mencari keberadaan kanaya.
“Bang, Kanaya di mana?” tanya Adianta dengan nafas tersenggal-senggal pada Vano, kakak laki-laki kanaya. “dia di kamarnya, hibur dia ya? Kasian abang liat keadaan dia sekarang.” kata Vano sambil menepuk bahu Adinata dengan mata yang terlihat jelas menapakan kesedihan. lantas lelaki itu langsung melangkahkan kakinya perlahan ke kamar kanaya.
Terdengar sudah tangisan pilu dari kekasihnya itu, sebuah kejadian yang membuatnya dejavu beberapa tahun yang lalu. saat melihat kehadiran Adinata, dengan cepat kanaya langsung memeluk erat Adinata, dan tangisannya pecah saat itu juga.
“Nata, ayah udah ga ada. Nata, aku kehilangan ayah Nata, dia udah pergi..” suata itu terdengar sangat pilu di telinga nata. Kanaya menangis histeris, namun Adinata masih mencoba menenangkannya.
Nata mendudukan kanaya perlahan, kemudian ia mengusap air mata kekasihnya dengan lembut. “Hei sayang, udah ya, Ikhlasin Ayah. kamu pernah bilang sama aku, kalau itu semua sudah takdir yang maha kuasa. biarin Ayah bahagia ya, kita sama-sama berdoa buat Ayah kamu ya, Biar dia pergi dengan tenang.” usapan halus dari nata serta tutur lembutnya mampu menenangkan tangis Kanaya.
“kamu ga sendiri, nay. Ada aku di sini, untuk kamu kapan pun. Aku akan selalu sama kamu, dan aku janji untuk itu.” ucap pelan Adinata. Kanaya lagi-lagi memeluknya dengan erat, sambil berbisik, “makasih Nata, aku sayang sama kamu.” Nata tersenyum lembut, “sama-sama, aku juga Nay, lebih dari apapun.” kemudian mereka sama-sama menangis dalam derita mereka masing-masing. dalam dekapan erat yang sangat menenangkan namun juga terlihat memilukan.
Derita yang Adinata rasakan, juga kanaya rasakan. Semuanya terbilang sama untuk mereka, namun yang harus Kanaya tau, Nata itu lelaki sangat kuat. Dia selalu jadi pelindung untuk keluarga dan orang tercintanya. Ia tidak mau kehilangan seseorang yang ia cinta untuk kedua kalinya, nata tidak mau. Tapi kali ini, nata sedang berusaha untuk menerapkan nasehat ayah yang ia simpan dalam hatinya.
Kadang Nata juga menangis, namun hanya sebentar. ia tidak mau Bundanya di sana terlalu sedih, jadi ia tidak boleh jadi anak yang bodoh. Adinata giovano harus bisa melupakan semuanya dan bahagia, begitupun dengan kanaya kekasihnya.
Seperti lagu afgan untukmu aku bertahan, Adinata akan bertahan jika kanaya sedang rapuh, adinata akan membahagiakan kanaya seperti semestinya, seperti dengan janjinya.
“Nay, semua ini pasti berlalu. meski ga mudah, namun kamu ga akan sendiri. karena aku ada di sini, karena aku akan selalu sama kamu. jangan merasa sendiran Nay, karena kamu punya aku dan begitu pun sebaliknya..”
Kanaya tau, hati Adinata sangat tulus untuknya. Naya berjanji, akan selalu bahagia dengan nata. ia akan menjaga Nata, sama seperti nata menjaganya.
“Aku berduka, kamu juga berduka. kamu bahagia, aku juga bahagia. kita seolah-olah telah ditakdirkan untuk bersama, merasakan perasaan kita masing-masing. baik itu sedih ataupun bahagia. kita jangan bahagia dulu, karena kita tidak tau takdir semesta kedepannya seperti apa, Nay. tapi untuk sekarang, aku hanya ingin bahagia saja. bersama kamu, Papah dan Kala. Jangan pergi ya, Nay? Aku trauma dengan kehilangan. jadi, untuk saat ini, biarkan kita bahagia, karena semesta sudah merestuinya.”
Adinata Giovano, bersama rasa yang ia tuliskan menjadi rangkaian kata. di malam hari ini yang begitu sunyi, Adinata telah mencoba untuk merelakan semuanya dan bahagia.
Cerpen Karangan: Amelia Putri Tyfani Blog / Facebook: Amel
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com