Namaku Aleazha Grazella, saat ini aku berusia 17 tahun. Aku adalah siswa SMA di salah satu sekolah swasta yang berada di daerah khusus ibukota Jakarta. Mereka mengenalku dengan sebutan Azel. Hari ini, akan kuceritakan sedikit kisah tentang aku dan dia yang Tak Sama.
27 November adalah pertemuanku dengannya. Saat itu, aku memesan minuman di sebuah cafe yang lumayan terkenal di kotaku, dan kemudian seorang barista langsung menyambut kedatanganku. Sambil menunggu pesananku aku bermain ponsel untuk menghilangkan kegabutanku, tak menunggu lama pesananku akhirnya selesai dengan cepat. Akupun berdiri dari tempat dudukku lalu menuju stand pembayaran untuk membayarnya, tiba tiba… Aku tidak sengaja menabrak seorang laki-laki di depanku,
“Hai sorry banget yah, kamu gakpapa?” ucapku khawatir. “Yudah.” Ia mengulurkan tangannya didepanku, Aku terdiam, dan merasa sedikit heran, bukannya membalas permintaan maafku, cowok di depannya ini malah mengajak berkenalan. Karena aku merasa bersalah, aku pun membalas uluran tangannya sebagai permintaan maaf “Azel.” “Maaf yaah, tadi aku ga sengaja. Serius.” Lanjutku sedikit takut. “It’s okay. Gue duluan. See you.” Ia pun pergi meninggalkan cafe dengan gaya coolnya. “Aneh.” Lirihku.
Keesokan harinya, pukul 17.20 aku baru pulang dari sekolah karena mengurusi beberapa kegiatan disana. Dengan biasa, aku kembali ke cafe tempatku membeli minuman kemarin, tak disangka Yudah cowok yang sempat berkenalan denganku kemarin, juga berada disana bersama teman temannya. Tanpa menghiraukan keberadaannya, aku langsung memesan minumanku. Sembari menunggu pesanan, aku memainkan ponsel milikku. Tanpa kusadari, seseorang telah berada di depanku saat ini.
“Azel.” Aku yang sedang fokus dengan ponselku, seketika langsung melihat siapa yang memanggilku, dan ternyata dia Yudah. “Hai, ada yang bisa aku bantu?.” Tanyaku padanya “Baru pulang?” “Iyah, Azel punya beberapa kegiatan yang harus diselesaikan di sekolah tadi.” jelasku. Entah kenapa, berbicara dengan Yudah membuat aku merasa sangat akrab dengannya, padahal aku baru bertemu 2 kali dengannya.
“Kelas berapa?” “kelas 12, sekarang juga lagi ujian. Kamu?” “Kerja sambil kuliah.” Jawabnya Aku hanya menganggukkan kepalaku,
“Azel tebak, kak Yudah 19 tahun.” Ucapku dengan bercanda. “Waah, bener banget. Kelihatan ya?.” Aku mengangguk sambil tersenyum sebagai balasan kepadanya.
Tak lama kami mengobrol pesananku datang, akupun berpamitan dengannya untuk pulang. “Kak Yudah, Azel duluan yah.” Kataku, lalu melangkah pergi tanpa menunggu jawaban darinya. Tak kusangka, ternyata dia mengejarku. “Azel tunggu, gua anterin yah.” Tawarnya padaku. “Boleh?” Tanyaku ragu padanya. “Lo kesini sendiri kan, dah malam Zel, ga baik. Jadi boleh kan gua anter?” Ucapnya meminta izin padaku. “Yaudah, makasih kak Yudah.”
Aku pun mengikutinya ke parkiran. Kak yudah mengeluarkan sepeda motornya, ia menggunakan vespa yang saat ini sedang banyak digemari para anak anak muda sepertinya. Aku pun memberitahukan alamatku padanya, di perjalanan tidak terlalu ada percakapan antara aku dengannya selain menunjukkan arah jalan menuju rumahku. Dan akhirnya kamipun tiba di depan komplek rumah tempatku tinggal.
“Sekali lagi makasih, maaf yah Azel ngerepotin.” Ucapku padanya, iapun tersenyum kepadaku. “Terima kasih kembali.” “Hati-hati kak Yudah.” lirihku.
Aku melihat kepergiannya yang semakin menjauh, kak Yudah itu ganteng, dia juga baik, berkulit putih, matanya indah, dan memiliki hidung yang mancung serta tubuh yang tinggi, semua perempuan pasti akan langsung menyukainya jika melihat kak Yudah. Termasuk aku, yang sudah menyukainya sejak pertama kali kami bertemu.
Dihari minggu, pukul 08.05 wib, aku berjalan jalan disekitaran komplek di daerah perumahanku, kulihat di seberang jalan sana begitu ramai kendaraan beroda empat maupun dua terparkir rapi di depan sebuah Gereja tua yang masih terlihat megah dengan interior bangunannya yang bergaya Eropa. Mataku seketika membulat, disaat kusadari manik mata milikku menangkap sepeda motor yang tak asing lagi, walaupun hanya beberapa kali melihatnya, aku justru sangat mengenalinya dengan ciri khas stiker bergambarkan serigala di plat bagian belakang motor itu.
Karena rasa penasaranku, aku berniat mendekati tempat ibadah itu, dan kuharap sang pemilik bukanlah dia yang kukenal. Dan benar saja, pemiliknya adalah seorang gadis muda yang sangat cantik. Ia mengambil sesuatu yang tertinggal di motornya, entah apa yang diambilnya, aku tidak melihatnya karena itu berada didalam sebuah kresek hitam yang lumayan besar.
Aku yang sejak tadi merasa takut jika tebakanku itu benar, akhirnya berpikir untuk pergi ke taman yang berada tak jauh dari gereja tersebut untuk melupakan apa yang sempat aku pikirkan.
Seperti biasanya, suasana taman sangat ramai, dikarenakan sekarang hari libur. Banyak yang berdatangan bersama keluarganya maupun bersama teman temannya. Suasana pagi ini pun sangat mendukung, tidak terlalu dingin dan lumayan cerah. Aku yang sejak tadi memilih duduk di sebuah kursi yang telah disiapkan menatap kearah penjual gado-gado yang sedang sibuk meracik jualannya untuk begitu banyak orang yang sedang mengantri. Aku juga menginginkan makanan itu, tapi rasanya sangat malas jika harus mengantri begitu lama.
Karena terlalu malas, aku pun berdiri lalu pergi melanjutkan langkahku mengelilingi taman dengan sedikit berolahraga kecil. Banyak stand makanan yang memenuhi pinggiran taman, tapi entah kenapa dirinya sangat menginginkan gado gado, bukan yang lain.
“Kenapa sih harus ramai, kan ngidam jadinya.” Kesalnya “Tapi kalau ga beli, ntar pasti kepikiran trus, tapi MALAS BNGET BUAT NGANTRI.” teriaknya diakhir kalimat, membuat beberapa pengunjung taman menatap aneh kearahnya. Karena malu, gadis itu menutup kepalanya dengan tudung Hoodie lalu berlari mendekat kearah penjual gado gado.
“Azel.” Suara bariton itu mengejutkan Grazella yang sedang kecapean karena mengantri. Gadis itu akhirnya mengalah dengan egonya untuk berusaha mendapatkan apa yang perutnya inginkan. Jadilah dia memasuki antrian yang lumayan panjang ini.
“Kak Yudah?” Kagetnya saat menoleh kearah suara yang memanggilnya. “Kak Yudah ngapain?” Lanjutnya sambil melirik kanan dan kiri untuk melihat dengan siapa cowok tampan di sebelahnya ini datang. “Gua tadi ga sengaja liat lo lagi ngantri disini, jadi gua samperin deh.” Jawabnya “Sama siapa? Kok bisa ada disini?” Ucapnya menatap kepo kearah Yudah yang sejak tadi tersenyum melihatnya “Tadi gua sama saudara, tapi dia lagi keliling cari jajanan. Gua kesini tadi ngikutin dia aja. Lo ga cape, berdiri terus?” Tanyanya mengalihkan pembicaraan. Azel menatap pasrah kearah Yudah, sebenernya dia capek, tapi mau gimana lagi, dia sangat menginginkan makanan itu saat ini. “Azel tuh capek, ga usah ditanya. Tapi cacing cacing di perut Azel mintanya ini, bukan yang lain.” Jawabnya sambil menunjuk kearah gerobak gado gado. Yudah tersenyum, ia merasa Azel itu sangat lucu, wajahnya juga cantik, kulitnya bahkan tidak terlalu putih, badannya jika diukur dengannya hanya sebatas lehernya saja.
Azel merasa kesal saat tiba tiba tubuhnya ditarik keluar oleh Yudah begitu saja dari antrian. “Kak Yudah apaan sih, Azel tuh lgi NGANTRI iiih, bentar lagi giliran Azel.” Kesalnya dengan muka yang cemberut. Yudah yang melihat itu pun tersenyum, diapun mensejajarkan tubuhnya didepan Azel, lalu berkata dengan lembut. “Azel tunggu disana yah, biar kak Yudah yang gantiin, kasian kamu capek banget kelihatannya.” Ucapnya dengan mengelus lembut kepala gadis di depannya ini. Mendengar perkataan Yudah, azel merasa tak enak kepadanya “Gakpapa, biar Azel aja. Ntar kak Yudah capek ” “Nurut Azel, gua ga suka ditolak.” Perintahnya tegas, membuat Grazella tak dapat lagi membantah keinginannya. Diapun meninggalkan Yudah yang sudah memasuki antriannya, sebelum mengatakan terima kasih kepada Yudah.
Beberapa menit menunggu, Yudah menghampirinya dengan membawa 2 kresek di tangannya, aku pun berdiri saat cowok itu sudah berada di hadapanku. Yudah pun memberikan salah satu kresek itu kepadanya,
“Kak Yudah makasih yah, maaf kali ini azel ngerepotin lagi.” Ucapnya tersenyum hangat kearah Yudah. Sial, senyumnya buat gua mleyot. Yudah dengan cepat menyadarkan dirinya, lalu kemudian membalas ucapan azel lewat senyuman juga. “Mau makan bareng?.” “Boleh, ayok ikut Azel, kita cari tempat yang teduh.” Entah keberanian dari mana, gadis itu dengan beraninya menarik tangan Yudah begitu saja untuk mengikutinya. Yudah pun tak menolak saat tangannya ditarik begitu saja, ia bahkan tersenyum melihat tangan kecil itu menggenggam pergelangan tangannya lembut. Sungguh hatinya berbunga-bunga, karena seorang Grazella.
Sampailah mereka disini, di tempat teduh di bawah pohon yang sangat besar.
“Ayok doa dulu.” Ajaknya tanpa berbasa basi.
Grazella menutup matanya, dengan kedua tangan yang mengadah. Mulutnya mulai bergerak mengucapkan setiap kalimat yang tak bersuara. Semua itu, tak luput dari penglihatan Yudah yang sejak tadi menatap kaget melihat apa yang sedang gadis didepannya kini lakukan. Shit, dia beda. Batin Yudah
Tanpa dia sadari, sejak tadi Grazella trus memanggil namanya, tapi nihil cowok itu terlalu larut bersama pikirannya.
Azel mendekati Yudah saat panggilannya belum juga mendapatkan jawaban, ia menyentuh lembut kedua pipi cowok yang berada didepannya ini “Kak Yudah, are okay?” Ucapnya dengan nada lembut penuh kekhawatiran. Yudah pun tersadar dari lamunannya, ia pun sedikit kaget melihat jarak antaranya dan azel sangat dekat. “Hmm?.” Jawabnya gugup, dia bener bener tidak bisa mengontrol detak jantungnya saat berada di dekat Azel. “Kak Yudah gakpapa? Sakit atau kecapean? Dari tadi Azel manggil ga nyahut nyahut” katanya lalu menurunkan kedua tangannya, dan kembali duduk ketempat semula. “Gak, tadi gua.. gua cuman mikirin satu tugas yang lumayan menguras tenaga. Wkwk. Sorry yah.” Ucapnya karena merasa bersalah. “Yaudah, kita makan dulu. Baru mikirin yang lain.” Jawabnya lalu mulai menyuap gado gado ke dalam mulutnya, Yudah pun mengangguk dan mengikutinya.
Gua boleh egois kan Zel, gua ga bakal ngasih tau ini sampai lo dan gua punya sedikit cerita indah untuk dijadikan sebuah kenangan.
Sekarang matahari mulai menampakkan sinar teriknya, setelah perpisahannya tadi dengan Yudah, gadis itu kini sedang duduk manis di dalam kamarnya. Banyak hal yang sedang dia pikirkan hingga teringat kejadian dimana Yudah membantunya untuk Mengantri tadi.
“Kak Yudah bisa manis juga yah, Azel kan baper jadinya” monolognya sambil tersenyum malu. “Ya Allah, bisa ga yah ketemu sama kak yudah lagi di hari esok? Azel jatuh cinta soalnya” pintanya sambil menutup wajahnya dengan bantal Karena merasa malu.
Cerpen Karangan: Cahya Ig: chissst_
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com