Kini di lain tempat, seorang cowok berparas tampan baru saja memasuki sebuah rumah yang bisa dikatakan sebagai basecamp. Dilihatnya begitu banyak teman temannya yang sedang bercanda dan juga mengobrol entah tentang apa, dia pun tidak tahu.
“Yud, gua lihat lo akhir akhir ini jarang banget ngumpul.” Ujar temannya yang sedang memegang dua gelas soda di tangannya. “Sorry Xel, tugas gua makin banyak.” Kekehnya, lalu mengambil satu soda dari tangan Axel saat cowok itu mendekat ke arahnya. “WOII PUNYA GUA JINGAN.” teriak seorang cowok di belakangnya yang sedang duduk bersama beberapa cemilan di dekatnya. “Gua yang beli ” balasnya sombong, lalu duduk bersama “Ya gua tau njir, astaga tapi kan gua yang nyuruh Axel ambil” jawabnya dengan muka masam.
Pletak “Anjir lo, maksud nya apa nih?” Ujarnya saat mendapatkan pukulan dari yudha secara tiba tiba. “Tinggal ambil lagi, ribet banget hidup lo Leo” Jawab yudah yang merasa gemas kepada temannya itu. “MALES GUA TUH YUDAH MALES. PEKA KEK PEKA” teriak nya tak terima,
Leo yang kesal dengan penuh drama, mengingatkan Yudah kepada seorang gadis, entah kenapa cowok itu selalu memikirkan Grazella, gadis cantik yang sudah mulai memberikan warna dihidupnya dengan tingkah lucunya.
“Kerasukan lo senyam senyum?” Kalimat itu membuat semua yang ada di basecamp menatap heran kearah Axel,
Axel yang mendapat tatapan dari teman temannya pun mengarahkan dagunya kearah Yudah yang belum sadar juga dengan Kalimatnya.
“Noh liat, bos kita belum sadar juga, lagi jatuh keknya” ucap cowok itu yang membuat beberapa dari mereka mendekat “Jatuh apa maksudnya?” Ujar leo yang masih bingung melihat Yudah yang terus saja senyum senyum dengan pikirannya. “Jatuh cinta” jawab Daren cepat yang membuat mereka semua berteriak tak percaya
HAH SERIUS ANJIR SH*T, DIA BAKAL SOLD OUT begitulah teriakan mereka semua yang membuat Yudah tersadar dari lamunannya
“Apasih anjir” ucap cowok itu bingung, melihat teman temannya yang menatap cengo kearahnya “Yud lo lagi jatuh cinta?” Tanya axel penasaran “Hmm” jawabnya singkat “Tapi…” Yudah menjeda kalimatnya, ia menarik nafas dalam “Gua sama dia beda keyakinan.” Tuntasnya “Gila” jawab salah satu temannya “Pisah Yud” jawab Leo menepuk pundak sahabatnya “Gua ga bisa..” ia menatap semua teman temannya, lalu berkata “Gua ga bisa sekarang, gua terlanjur jatuh, dan gua milih egois buat dia ga pergi untuk sementara waktu” jelasnya, Leo yang mendengar itu menatap sengit kearah Yudah,
“Lo salah Yudah, Lo biarin semuanya berjalan gitu aja dan akhirnya secara tiba tiba kalian bakal dipisahkan. Dan itu semua karena ini” leo menunjukkan kalung salib yang berada di lehernya, Semua yang disana setuju dengan ucapan Leo, termasuk Axel yang saat ini juga sedang memperingati Yudah “Lo bakal buat dia broken heart bro, kalian terikat tapi itu cuman bayangan. Bahkan sebelum dimulai aja lo berdua udah dipisahkan secara nyata.” Mereka semua mengangguk, yudah tetap dengan posisinya, mendengar tanpa berkata sepatah kata pun. “Mikir Yudah, disaat kalian sama sama berjuang tapi berujung sia sia di saat dia tau kalian ga sama” mendengar perkataan Axel, Darren juga menimbrung “Dia bisa hancur Yudah, disaat dia udah sayang dan Lo tiba-tiba mutusin semuanya untuk yang sama. percuma ” setelah mengatakan itu, Darren langsung melangkahkan kakinya keluar meninggalkan bascamp, dia tidak habis pikir dengan apa yang Yudah lakukan.
Teman temannya yang tadi ikut mendengarkan juga menatap kecewa kearah Yudah, Mereka pun meninggalkan cowok itu yang sedang bergelut dengan pikirannya. Mereka melakukan itu, hanya berharap yang terbaik untuk sang ketua. Mereka juga tau gimana sakitnya disat kita punya hubungan tapi beda agama. Ada sedikit teguran dari hatinya, benar apa yang teman temannya katakan, Grazella akan merasakan sakit jika terus bersamanya.
“Lo harus mikirin itu baik baik Yudah, perihal rasa, permainan bukan hal yang tepat.” Leo ikut bersama teman temannya, sebelum meninggalkan beberapa kata untuk cowok itu.
Sekumpulan remaja itu punya keyakinan yang berbeda beda juga, ada yang hindu, Kristen, dan Islam. Karena Yudah adalah sang pemimpinnya, sejak awal pemuda itu dikelilingi lingkungan yang semuanya dipenuhi dengan yang seagama dengannya, jadilah perkumpulan itu lebih banyak yang sama dengannya. Kini dia hanya berpikir untuk menemui Arjuna, cowok itu adalah pemuda islam satu satunya yang bergabung di gengnya, sisanya tak sama. Sejak tadi matanya terus mencari arjuna yang sejak tadi tidak menunjukkan batang hidungnya.
“Le, Arjuna mana?” Tanyanya pada leo yang sedang asik bermain uno berbentuk kartu bersama teman temannya. “Sholat ngab, dari pagi sampai sekarang belum muncul. Mungkin sekalian Dzuhur.” Jawabnya tanpa melihat kearah Yudah. Yudah yang mendengar itupun bangkit, lalu meninggalkan bascamp tanpa menghiraukan teriakan dari leo dan Axel yang menatap heran kepergiannya.
Yudah membelah jalanan ibu kota dengan vespa matic miliknya, kini tujuannya hanya satu, tempat terbaik untuk mendapatkan semua jawaban dari keresahan yang hatinya rasakan.
Beberapa menit mengendarai kendaraannya, cowok itu kini melangkahkan kakinya memasuki sebuah bangunan yang memiliki simbol salib di atasnya. Saat memasuki gereja, Yudah melihat ada beberapa orang di dalamnya, ia pun menuju kursi paling depan agar lebih dekat dengan Tuhannya. Tak sengaja, matanya menangkap seorang gadis muda yang sedang berdoa dengan mata tertutup. Hal itu membuat Yudah, kembali mengingat gadis cantik yang akhir akhir ini sering memenuhi pikirannya, Grazella Charysta.
Sampailah dia di kursi paling depan, ditatapnya sebuah patung laki-laki dengan salib yang berada dibelakang punggungnya. Ia mulai menggenggam kedua tangannya, lalu menutup mata dan berdoa.
Tuhan, kau selalu tau apa yang sedang hamba hadapi. Jika aku melepaskannya maka kau tahu apa yang selanjutnya akan aku rasakan, tapi jika aku mempertahankan nya, engkau pun tau taruhannya adalah engkau, Tuhanku dan Tuhannya. Karena keraguan ini, aku berharap kepadamu untuk memberikan petunjukmu lewat hatiku saat aku berada didekatnya. Maka dari itu, aku akan mengetahui apa yang harus aku lakukan lewat rasa yang engkau kirimkan. Ameen.
Yudah membuka kedua matanya, dia pun menyelesaikan doanya. Lalu berjalan keluar meninggalkan gereja.
Cerpen Karangan: Cahya Ig: chissst_
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com