Sunyi, suasana kelas saat ini sangatlah sunyi. Semua murid fokus mendengarkan nasihat-nasihat yang wali kelas mereka sampaikan untuk mereka. 1 tahun sudah mereka lewati, sudah banyak sekali kenangan yang mereka buat di sekolah itu. Dimana ada pertemuan, pasti ada perpisahan bukan? Sama hal dengan angkatan 9 saat ini, lusa mereka akan mengadakan acara perpisahan di sekolah mereka. Mungkin sebagian besar anak-anak kelas 9 tidak mau berpisah dengan teman-temannya, tapi mau tidak mau harus kita terima kan?
“Lusa, kalian akan menghadiri acara perpisahan kan?” Mendengar sang guru membahas tentang perpisahan, semua murid yang sebelumnya merasa ngantuk dan bosan langsung menatap kearah gurunya. “Iya bu, saya ga rela pisah sama temen-temen saya” Salah satu murid dari kelas itu menjawab pertanyaan sang guru dengan wajah lesu. Tidak rela katanya. Guru itu tertawa lalu menggeleng-geleng kan kepalanya. “Semua pasti tidak rela berpisah dengan teman-temannya maka dari itu, kalian buatlah kenangan-kenangan indah sebelum lusa kalian akan berpisah”
Tanpa disadari, suasana kelas menjadi sedih. 3 sampai 4 murid sedang menahan air matanya. Mereka sudah terlalu nyaman dengan lingkaran pertemanan mereka saat ini, sampai-sampai mereka susah untuk menerima jika pada akhirnya mereka akan berpisah.
“kringggggg” Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa sekarang waktunya untuk murid-murid beristirahat. Murid-murid kelas langsung berhamhuran keluar kelas, berbeda dengan Zey dan teman-temannya, mereka lebih memilih untuk tetap berada di dalam kelas. Mereka duduk dilantai belakang kelas membentuk huruf o.
“Kita kan bentar lagi pisah nih… mau ga kita sleepover bareng guys?” Zey memulai pembicaraan dengan mengajak teman-temannya untuk sleepover. “Ih ayo-ayo, pasti seru banget!” Ide Zey disetujui oleh Reyna, temannya. “Ayo deh ayo, mau dimana emangnya Zey??” Zey berpikir, “dimana ya? Kalian pengennya dimana? Mau ngajak siapa juga nih?”
Teman-teman Zey berpikir, mereka harus memilih tempat yang benar-benar bisa membuat kenangan yang begitu indah. Sisa 2 hari lagi sebelum mereka akan sibuk dengan urusannya masing-masing. “Tempatnya belakangan deh, kita pikirin siapa yang mau kita ajak dulu. Mau ga??”
Masukan Zey disetujui oleh teman-temannya, “Kita ajak pacar kita aja” ucap Ryn sembari tertawa malu. “Terus nanti gue jadi nyamuk? ih males banget!” Tolak Anya karena dari semua teman-temannya, hanya dia yang belum mempunyai pacar. Gila saja, disaat dirinya ingin membuat kenangan dengan teman-temannya, mereka justru lebih asik dengan pacarnya dan tidak mengacuhkan Anya. Menyebalkan!
“Kalo gitu lo ga usah ikut! Kita kan juga mau bikin kenangan sama pacar kita” Judesnya jawaban Reyna membuat Anya memutarkan bola matanya kesal. “Udah-udah jangan ribut, yang mau ajak pacarnya ajak aja. Anya ga bakal kita cuekin kok” Zey menengahi pertengkaran tersebut sembari merangkul Anya. Anya tersenyum mendengar perkataan Zey, dirinya juga membalas rangkulan temannya itu. “Bener ya? Jangan cuekin gue! Awas kalian” semua teman-teman nya mengangguk sembari tertawa setelah melihat kelakukan Anya.
“Kringgggg” Bel sekolah sudah berbunyi, waktu istirahat sudah habis. Semua murid-murid masuk kembali kedalam kelasnya dan melakukan kegiatan sekolah pada umumnya.
—
“Psttt, Zey! Ini gue udah bikin list siapa aja yang mau kita ajak. Lo tulis disitu ya..” Zey menoleh kearah bisikan itu, ia mengambil kertas yang Reyna berikan kepadanya. “Oke na, siap” Zey menjawab juga sambil berbisik dan mengacungkan jempol untuk Reyna.
Zey menyimpan kertas tersebut. Dia ingin menulis nama Ryota tetapi dia takut jika Ryota tidak ingin ikut dalam acara kecil-kecilian mereka ini. “Kira-kira Ryota mau ikut gak ya?” Ucap Zey dalam hati.
“Zey, perhatikan kedepan. Jangan melamun!” Zey terkejut mendengar bentakan tersebut, dirinya segera mengangguk lalu memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.
—
Dan akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu Zey telah datang yaitu bunyi bel pulang, Zey yang sangat tidak sabar akan bertemu dan berbincang-bincang bersama Ryota. Mereka berdua memutuskan untuk bertemu di ruang tunggu sekolah.
“Hallo taa! kamu mau ga ikut sleepover bareng aku sama temen-temen aku?” Zey menghampiri dan menyapa ryota dengan girang, dirinya juga menanyakan perihal acara kecil-kecilan dia dan teman-temannya. “Iyaa haii zey, ohh kalian mau sleepover memangnya kapan Zey?” “Besok setelah pulang sekolah ta.” “Memang kira-kira bakal sleepover dimana Zey?” Ryota tertarik dengan ajakan Zey, baginya berdua bersama Zey adalah hal terindah dimasa-masa seperti ini. “Umm, kayaknya kita mau di villa deh ta, jadi gimana kira-kira kamu mau ikut ga taa?” Zey berharap Ryota bisa ikut diacara itu. Dia ingin mempunyai sedikit kenangan sebelum mereka akan sibuk dengan urusan masing-masing. “Boleh deh Zey! Nanti pulang aku minta izin sama mama yaa..” Ryota menjawab sembari mengacak-cak rambut Zey. Zey tersenyum manis mendengar jawaban Ryota. “YAAAAYY!” girang Zey didalam hati.
—
Malam hari zey pun telfonan dengan Ryota, mereka ngobrol sekaligus membahas tentang sleepover besok. Zey dengan senang sedang membereskan tas yang mau dibawa untuk besok. Zey terlalu asik mengobrol dengan Ryota dan akhirnya pun Zey tertidur sangat pulang.
“Tet tet tet tet” Alarm pagi ini sudah berbunyi, sudah waktunya Zey bangun dan menyiapkan dirinya untuk berangkat sekolah.
Pagi ini, Zey memiliki mood yang sangat amat baik. Ia tidak sabar untuk acara nanti siang, rasanya ia ingin meninggalkan sekolah dan langsung pergi ke tempat tersebut.
Sesampainya Zey di sekolah, ia menyapa semua murid dan semua guru dan karyawan sekolah tersebut. Aneh bagi mereka, biasanya Zey hanya tersenyum jika berpas-pas dengan mereka tetapi kali ini, Zey menyapa sambil tersenyum manis. “Selamat pagi guys! Semangat belajarnya hari ini” Zey menyapa anak-anak yang sedang berada di kelasnya, Zey menghampiri Anya lalu tersenyum dan merangkul dia. “Ih, lo kenapa Zey? Tumben banget!” Anya terkejut melihat tingkah Zey yang sangat berbeda hari ini. Seperti bukan Zey, pikir Anya.
—
“Kringggg” Ini dia bel yang Zey sangat tunggu-tunggu, bel pulang sekolah. Sekarang sudah waktunya untuk pulang, Zey bersama teman-temannya berkumpul diruang tunggu untuk menunggu supir Zey datang. Ada 6 orang yang akan menghadiri acara kecil-kecilan itu antara lain Zey, Anya, Reyna, Ryota, dan Nendra (pacar Reyna). Pasti akan sangat menyenangkan bukan??
Setelah satu setengah jam di perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di villa tersebut, villanya terlihat sangat besar dan mewah dan mereka pun langsung tak sabar untuk berenang…
—
Selesai berenang, mereka pun mandi satu persatu lalu berkumpul di ruang makan, mereka yang terlihat sangat kelaparan dan mereka pada akhirnya bersama-sama menyantap makanan yang sudah disediakan oleh pemilik villa tersebut. Hari pun sudah semakin malam, selesai makan mereka lanjut berkumpul di ruang tv, karena mereka merasa bosan, mereka memutuskan untuk bermain truth or dare.
“Nah sekarang gantian Zey” Botol yang diputar berhenti tepat didepan Zey, Zey tersenyum kikuk lalu menghela napasnya. “Truth or dare Zey?” “Umm, aku truth deh!” “Nah Zey, kita kan sudah lama bersahabat nih, tapi aku masih penasaran cerita awal kamu bisa pacaran sama Ryota” Pertanyaan dari Awra membuat Ryota yang berada disamping kanan Zey tersenyum tipis. “Iya-iya, yaudah aku ceritain yaa.” “Jadii awalnya salah satu teman kita ada yang buat grup di whatsapp, di grup itu kita berdua dimasukin, tapi aku sama Ryota cuman sekedar sadar kalo kita saling ada disitu dan saat itu kita ga pernah ngobrol ataupun yang lainnya, disitu kita juga masih ikut pembelajaran jarak jauh jadi kita ga terlalu kenal. Suatu hari sekolah menyuruh kita untuk datang ke sekolah karena ada pemotretan untuk membuat kartu pelajar, setelah kita foto, disitu aku pengen banget ngobrol sama Ryota, tapi aku malu dan takut untuk memulainya dan akhirnya aku beraniin diri untuk ajak Ryota foto berdua, dan disitu setiap hari aku mulai chatan dengan Ryota. Setiap hari aku selalu nyari cara untuk mulai chat Ryota dan di satu hari ini, aku coba untuk ajak Ryota zoom sama temen-temen yang lain, akhirnya seiring berjalannya waktu aku udah mulai ada rasa sama Ryota, dan kayaknya Ryota pun juga. Akhirnya kita mulai ikut pembelajaran tatap muka dan aku sama Ryota jadi lebih dekat dan sering ngobrol. Setiap malam sabtu kita juga sering zoom bareng, setiap malam jadi sering telfonan, dan akhirnya suatu hari Ryota bilang mau ngomong sesuatu berdua, akhirnya aku sama Ryota masuk ke kelas berdua, dan duduk di lantai, Ryota tiba-tiba ngomong “kita kan udah deket Zey, kamu mau ga jadi pacar aku” disitu hati aku berdebar sangat kencang, aku takut banget untuk menjawabnya, tapi akhirnya aku bilang “ya, boleh.. jadi kita pacaran nih?” Ryota pun langsung jawab “iya” setelah itu kita jadi lebih mengenal satu sama lain, dibulan ketiga atau keempat kita sudah saling kenal keluarga masing-masing, Ryota yang dulunya ga bisa telfonan sampai malam, sekarang Ryota selalu tidur sambil telfonan..”
“Yaa, kirakira gitu deh Awra, cerita aku sama Ryota bisa bareng.” Zey tersenyum malu setelah menceritakan pertemuan pertama dirinya dengan Ryota. “Lo berdua gemes banget dah ta” Nendra memukul pelan lengan Ryota dan dibalas anggukan kecil oleh Ryota.
“Kalian udah berapa bulan bareng si?” Pertanyaan Anya membuat Ryota menoleh kearahnya. “Aku sama Zey bulan ini sudah 7 bulan..” Ryota menjawab sembari merangkul Zey. Gemasnya hubungan mereka. “Wah lama juga ya kalian.. keren deh.” Reyna kagum dengan kedua teman nya ini.
“Oh iya udah jam berapa ini, daritadi kita keasikan main aja nih sampe udah lupa jam..” Ucap Reyna setelah mengecek jam tangannya. “Eh iya yaaa, udah jam 12 guys, tidur yukk..” Ujar Zey. “Night semua!”
—
Suara burung bernyanyi pada pagi hari membuat Zey terbangun. Sekarang sudah jam enam pagi, sudah saatnya mereka bangun untuk menikmati suasana sejuk pagi hari ini. Mereka juga harus membereskan pakaian-pakaian mereka karena hari ini mereka akan pulang.
“Guys, ayo bangun!” Zey keluar lalu membangunkan teman-temannya sembsri mengetok satu persatu pintu kamar mereka. “Iya Zey iya, 5 menit lagi” “Dasar bocah” Zey tertawa melihat tingkah teman-temannya itu, seperti anak kecil saja.
“Zey?” Zey menoleh kesuara tersebut, ternyata suara tersebut adalah suara Ryota, pacarnya. “Pagi taa! Ada apa?” Zey menghampiri Ryota yang berada didepan pintu rumah. “Kita keliling yuk, sebelum kita pulang. Ada yang mau aku bicarain juga” Ujar Ryota sembari tersenyum tipis. Zey mengangguk lalu menggandeng Ryota. “Ayo”
Cerpen Karangan: Avar Blog / Facebook: @avaranykaa Avar, SMP Tarakanita 1 Jakarta